Wall Street memulai kembali perdagangannya pada hari Rabu kemarin dengan saham ditutup hampir mendekati break‐even (titik impas) setelah badai rakasa Sandy memaksa penutupan dua hari karena buruknya cuaca yang untuk pertama kalinya sejak 1888, namun bensin berjangka AS melonjak dipicu potensi adanya gangguan pasokan dalam jangka panjang di kilang terbesar kedua di Pantai Timur.
• Badai telah menyebabkan lumpuhnya aktifitas di sejumlah daerah akibat banjir dan listrik padam, menunjukkan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah. Tapi bensin berjangka untuk November mencapai level tertinggi selama lebih dari dua minggu terakhir karena para pedagang bergegas untuk menutup posisi menjelang berakhirnya kontrak pada Rabu kemarin.
• Kayu berjangka AS melonjak ditengah harapan meningkatnya permintaan, sedangkan bensin naik ditengah kekhawatiran bahwa kilang Phillips 66 di Linden, New Jersey, bisa ditutup untuk periode yang lebih panjang setelah Badai Sandy memadamkan listrik ke pabrik yang memproduksi bahan bakar 238.000 barel per hari.
• Badai, yang menewaskan sedikitnya 64 orang, dapat menyebabkan kerugian asuransi hingga $ 15 miliar. Spekulan berada di belakang banyaknya pembelian kayu berjangka dan bensin untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan.
• New York Stock Exchange dibuka kembali, meskipun tidak semuanya kembali normal. Telepon di lantai bursa tidak berfungsi sehingga pelaku pasar terpaksa keluar area untuk membuat panggilan, e‐mail atau mengirim pesan. Dow Jones industrial average <.DJI> turun 10.75 poin atau 0.08% ke 13,096.46. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik hanya 0.22 poin atau 0.02% di 1,412.16. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> terkoreksi 10.72 poin atau 0.36% untuk ditutup di 2,977.23. Selama bulan Oktober, indeks Dow turun 2.5%, S&P 500 kehilangan 2% dan Nasdaq merosot 4.5%.
• Indeks ekuitas dunia MSCI <.MIWD00000PUS> naik 0.01% di 329.16, mencatat kerugian bulanan pertamanya sejak Mei. Index telah menguat lebih dari 10% sepanjang tahun ini.
• Di Eropa, bursa saham berakhir melemah setelah laporan earning yang beragam, tertekan oleh perusahaan minyak dan gas raksasa Inggris, BG Group <BG.L>, yang memperingatkan tidak adanya pertumbuhan produksi di tahun depan. FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup turun 0.6% di 1,096.38. BG melemah 13.7% ke 1,147.5 pence, kerugian terbesar untuk blue‐chip Inggris di FTSE 100 index <.FTSE>.
• Harga minyak ditutup beragam, dengan Brent crude ditutup di bawah $109 per barel. Brent untuk pengiriman Desember turun 38 sen ke $108.70. Sedangkan minyak mentah AS berakhir naik 56 sen di $86.24 per barel.
• Harga Treasury AS menguat setelah paar ditutup 1‐1/2 hari akibat badai Sandy. Treasury tenor 10 tahun naik 4/32 dengan yield 1.6962%.
• Euro naik tipis terhadap dolar dan mencatat kenaikan bulanan ketiga kalinya secara berturut‐turut. Namun masalah krisis utang zona euro yang berkepanjangan telah membatasi penguatan euro. Euro naik 0.01% terhadap dolar ke $1.2957.
• Emas terapresiasi hampir 1% ke level tertinggi dalam sepekan seiring naiknya harga saham AS, namun emas ditutup melemah dalam sebulan, mengakhiri penguatannya selama 4 bulan berturut‐turut. Harga emas spot naik 0.7% di $1,720.90, sedangkan untuk emas berjangka pengiriman Desember ditutup naik $7 di $1,719.10. Logam mulia tercatat melemah 2.8% selama bulan Oktober, merupakan penurunan bulanan pertamanya sejak Mei.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar