• Bursa saham Amerika membukukan penguatan beruntun dalam 6‐sesi terakhir pada sesi Jumat, sementara euro melemah seiring rilis data ekonomi Cina yang dibawah perkiraan meredam ekspektasi stimulus keuangan. Penguatan bursa saham akhir‐akhir ini terutama ditunjang oleh pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi dua pekan lalu bahwa bank sentral siap untuk melakukan tindakan apapun untuk mempertahankan euro, meningkatkan harapan akan pembelian obligasi Spanyol dan Italia.
• Namun demikian rilis data ekspor Cina untuk periode Juli yang lebih rendah dari perkiraan, menurunkan mood pelaku pasar dan menekan bursa saham Amerika pada sesi Jumat. Selain itu, data juga memperlihatkan bahwa pinjaman baru di perbankan Cina mencapai level terendahnya sejak 10‐bulan terakhir, menunjukkan kebijakan yang pro pertumbuhan belum cukup memadai dan nampaknya diperlukan tindakan lebih lanjut. Pelemahan ekspor Cina diantaranya termasuk penurunan ekspor ke Eropa sebesar 16 persen dibanding periode tahun lalu. Beberapa ekonom mengatakan bank sentral Cina bisa saja menempuh pelonggaran moneter pada pekan ini untuk menopang ekonomi.
• Euro melemah terhadap dolar karena investor cenderung mengambil sikap hati‐hati. Hingga akhir sesi New York, euro turun 0,1 persen ke 1,2290, setelah dalam sepekan terakhir sempat menguat hingga level 1,2443 pada awal pekan lalu dan juga sempat turun hingga level terendah mingguan di 1,2239. Euro mencatat penurunan mingguan pertama terhadap dolar dan yen dalam tiga pekan terakhir.
• Bursa saham Eropa ditutup melemah tetapi bursa Wall Street berhasil bangkit di akhir sesi dalam perdagangan tipis. Pasar ekuitas masih relatif stagnan seiring ketidakpastian prospek ekonomi zona euro. Indeks saham Eropa FTSEurofirst 300 berakhir turun 0,1 persen, sementara indeks ekuitas dunia MSCI turun 0,01 persen.
• Pekan depan, pelaku pasar akan mengamati rilis data PDB triwulan kedua zona euro yang diperkirakan kontraksi pada ekonomi zona euro. Ekspektasi akan langkah tambahan dari ECB untuk menekan tingginya imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia. Namun sampai dengan belum adanya rincian dan kepastian mengenai hal tersebut, investor diperkirakan masih akan berhati‐hati.
• Indeks Dow Jones Industrial Average naik 42,76 poin atau 0,32 persen, ke 13,207.95. Index Standard & Poor 500 naik 3,07 poin atau 0,22 persen, ke 1,405.87. Nasdaq Composite Index <. IXIC> menguat 2,22 poin atau 0,07 persen, ke 3,020.86. Di bursa New York, saham klub sepak bola Manchester United itu berakhir stagnan pada hari pertama perdagangannya, berkutat di 14 USD per lembar. • Harga obligasi Amerika menguat seiring maraknya pembelian aset safe haven oleh para investor, dimana obligasi tenor 10‐tahun harganya naik 11/32 dengan imbal hasil berada pada kisaran 1,657 persen.
• Harga minyak menurun setelah data memperlihatkan impor minyak mentah Cina turun pada bulan Juli dan juga tertekan laporan dari International Energy Agency yang menunjukkan turunnya permintaan minyak global. Minyak mentah Brent turun 27 sen ke 112,95 USD per barel, sementara minyak mentah AS melemah 49 sen ke 92,87 USD per barel.
(vaf)
• Namun demikian rilis data ekspor Cina untuk periode Juli yang lebih rendah dari perkiraan, menurunkan mood pelaku pasar dan menekan bursa saham Amerika pada sesi Jumat. Selain itu, data juga memperlihatkan bahwa pinjaman baru di perbankan Cina mencapai level terendahnya sejak 10‐bulan terakhir, menunjukkan kebijakan yang pro pertumbuhan belum cukup memadai dan nampaknya diperlukan tindakan lebih lanjut. Pelemahan ekspor Cina diantaranya termasuk penurunan ekspor ke Eropa sebesar 16 persen dibanding periode tahun lalu. Beberapa ekonom mengatakan bank sentral Cina bisa saja menempuh pelonggaran moneter pada pekan ini untuk menopang ekonomi.
• Euro melemah terhadap dolar karena investor cenderung mengambil sikap hati‐hati. Hingga akhir sesi New York, euro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar