• Pasar ekuitas global, harga obligasi dan komoditas turun tajam pada hari Kamis dalam sebuah tekanan jual yang tajam, sehari setelah The Fed mengatakan ekonomi AS tengah tumbuh cukup kuat untuk memulai mengulangi program stimulusnya. Program pembelian obligasi The Fed, yang dikenal dengan quantitative easing (QE), telah mengangkat ekonomi AS dan pasar keuangan dunia dengan mendorong suku bunga ke level rekor terendahnya. Namun, tanggapan Ketua Fed Ben Bernanke pada hari Rabu, ketika ia mengatakan kemungkinan akan mengakhiri program QE tahun depan jika ekonomi menguat lebih lanjut, telah memberikan sebuah ketegasan ke pasar, yang memicu koreksi tajam di pasar ekuitas global.
• Dolar melanjutkan penguatannya atas euro dan juga yen setelah rilis data aktifitas bisnis yang lebih baik dari perkiraan di AS telah mendukung pandangan The Fed terhadap berkurangnya resiko prospek ekonomi.
• Data existing homesales melonjak ke level tertingginya selama 3‐1/2 tahun di bulan Mei dan kegiatan pabrikan di wilayah Mid Atlantic AS mengalami rebound di bulan Juni ke level tertingginya selama lebih dari 2 tahun. Data ekonomi tersebut telah menambah kekhawatiran investor bahwa era stimulus akan segera berakhir dan memukul pasar kredit AS.
• Investment‐grade bonds hancur dalam perdagangan sekunder, sedangkan overnight repo rate China ‐ tingkat suku bunga untuk pinjaman antar bank yang menjaga likuiditas pasar ‐ meningkat hingga 25 persen. Level tersebut mengingatkan pada pembekuan pasar kredit sebelum runtuhnya Lehman Brothers, titik nadir krisis keuangan pada bulan September 2008.
• Ekuitas di Wall Street merosot 2,5%, sementara saham di pasar Eropa jatuh 3,1%. Harga obligasi pemerintah anjlok, dengan yield pada Treasury AS tenor 10 tahun mencatat kenaikan stinggi 2,471 persen, level tertinggi selama 2 tahun lalu.
• Indeks MSCI untuk emerging equities merosot 4,37% dan saham di wilayah Asia Pasifik di luar Jepang mencatat penurunan harian tertajamnya sejak akhir 2011, terkoreksi 3,87%. Sementara indeks MSCI dunia turun 3,5%, koreksi harian tertajamnya dalam 19 bulan. Indeks saham Eropa, FTSEurofirst 300 index, terkoreksi 3,07% untuk ditutup di 1143,99.
• Di Wall Street, Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 353,87 poin atau 2,34% di 14758.32. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 40,74 poin 2,50% di 1588,19. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> terkoreksi 78,57 poin atau 2,28% di 3364,64.
• CBOE Volatility Index <.VIX>, sebagai barometer untuk melihat tingkat kecemasan Wall Street, meningkat 23,1% menjadi 02,49, level penutupan tertingginya sepanjang tahun ini.
• Komentar Bernanke terlihat lebih tegas diabnding perkiraan dan telah memicu tekanan jual pada pasar obligasi, dengan obligasi tenor 5 dan 7 tahun yang paling menderita. Treasury AS tenor 10 tahun turun 17/32 dengan yield 2,4154 persen.
• Dolar terapresiasi ke level tertinggi 2 pekan terhadap sejumlah rival utamanya dan berpotensi melanjutkan penguatannya. Euro jatuh ke level intraday low di $1,3162, level terendah 2 pekan. Euro terakhir tercatat bergerak di sekitar $1,3222, atau melemah 0,54%. Dolar menguat 1,06% ke 97,48 yen.
• Harga minyak turun $4 per barel, sementara harga emas anjlok dalam salah satu kekalahan terbesar mereka sejak krisis 2008 dan perak turun lebih dari 8% sebagai reaksi atas komentar Bernanke dan juga menurunnya kegiatan pabrikan China ke level terendah 9 bulan.
• Sehari setelah Federal Reserve mengisyaratkan adanya pemulihan ekonomi AS yang nyata, ekonomi China malah mengalami kendala. Turunnya permintaan telah mendorong rilis awal China HSBC Purchasing Managers Index turun ke 48,3 di bulan Juni dari 49,2, meningkatkan spekulasi bahwa People's Bank of China akan melonggarkan kebijakan moneternya. Ekonomi China tumbuh pada level terlemahnya dalam 13 tahun di tahun 2012 dan data sepanjang tahun ini menunjukkan kondisi yang melemah dibanding perkiraan, sehingga memberikan keraguan bahwa negara tersebut akan mencapai target pertumbuhan 7,5%.
• Sementara itu, Markit's Flash Eurozone Composite PMI, sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, masih mencatat kontraksinya setelah mengalami kenaikan ke 48,9 di bulan Juni dari 47,7 di bulan Mei sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan sektor mengalami kontraksi.
• Harga minyak tertekan oleh meningkatnya stok minyak diluar dugaan. Stok minyak naik lebih dari 300.000 barel, kontras dengan ekspektasi terjadi penurunan 500.000 barel. Brent crude <LCOc1> berakhir melemah $3,97 per barel di $102,15. Sedangkan . U.S. crude oil <CLc1> untuk pengiriman Juli, yang berakhir hari Kamis, turun $2,84 ke $95,40, koreksi harian tertajamnya sejak November.
• U.S. Comex gold futures <GCQ3> untuk pengiriman Agustus berakhir melemah $87,80 per ons di $1286,20.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar