• Dolar dan bursa saham menguat untuk hari kedua pada Rabu kemarin setelah rilis mengejutkan untuk data PDB‐Q1 AS yang direvisi turun secara tajam telah mengurangi kemungkinan The Fed akan segera menarik stimulusnya.
• Sementara dukungan lainnya berasal dari langkah pemerintah China untuk menenangkan kekhawatiran di sektor perbankan dan indikasi adanya dukungan dari ECB untuk melanjutkan stimulusnya.
• PDB‐Q1 AS direvisi menjadi 1,8% untuk pertumbuhan tahunannya, dalam rilis finalnya, turun dari estimasi sebelumnya 2,4%.
• Indeks S&P 500 mencatat kenaikan 2 hari terbesarnya, memangkas koreksinya sejak mencatat penutupan tertingginya sepanjang masa sebulan lalu menjadi 3,95%.
• "Despite all the rhetoric and fear about tapering, this will keep the Fed firmly planted in stimulus, which is a positive for the market. This is another example of bad news being good news," kata Michael Mullaney, chief investment officer pada Fiduciary Trust Co di Boston.
• Bursa saham Eropa naik hampir 2% dan membukukan kenaikan 2 hari terbesarnya sejak April setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan masih akn terus diterapkan.
• Indeks ekuitas global dalam MSCI naik 0,96%, sementara FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> bertambah 1,71% untuk ditutup di 1149,71 poin. EuroSTOXX 50 index <.STOXX50E> naik 2,34%.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 149,83 poin atau 1,02% di 14910,14. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 15,23 poin atau 0,96% di 1603,26. Sementara Nasdaq Composite Index
<.IXIC> bertambah 28,34 poin atau 0,85% di 3376,22. Kenaikan pada indeks S&P 500 berlanjut menyusul kenaikan hampir 1% pada hari Selasa, yang didukung oleh data durable goods orders, new home sales dan cosnumer confidence yang kesemuanya dirilis di atas ekspektasi pasar.
• Sebuah janji bank sentral China, People `s Bank of China, untuk bertindak sebagai lender of last resort (pemberi pinjaman terakhir) adalah kisah hari Rabu kemarin. Ketakutan global mengenai kemungkinan situasi kredit China memburuk telah mereda. People `s Bank of China akan memastikan sistem perbankan Cina tidak runtuh.
• Emas menyentuh level terendahnya selama hampir 3 tahun dan mencatat kerugian kuartalan terburuknya. Harga emas berpotensi turun di bawah level $1000 per ons, demikian para investor dan analis berpendapat. Perak merosot 5% dan platinum juga turun tajam. Harga emas terkoreksi $53,03 menjadi $1223,70 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus berakhir melemah $45,30 ke $1229,80.
• Pasar obligasi di Eropa dan Treasury AS terus merangkak naik, meskipun investor tetap khawatir rebound bisa memberikan jalan dengan pasar mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Harga Treasury AS naik setelah belakangan mengalami tekanan jual yang menjadikan yield‐nya naik mendekati level tertinggi 2 tahun. Treasury tenor 10 tahun naik 17/32 engan yield 2,5465 persen. Harga obligasi Eropa juga naik menyusul janji ECB untuk melanjutkan kebijakan moneter longgar. Obligasi Jerman berakhir naik 49 poin ke 141,03.
• Harga minyak diperdagangkan di sekitar titik impasnya setelah data menunjukkan kenaikan yang tak terduga untuk stok minyak mentah AS, dikombinasikan dengan laporan PDB, sehingga menambah kekhawatiran akan turunnya permintaan. Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 40 sen ke $101,66 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS naik 18 sen ke $95,50 per barel.
• Euro terkoreksi 0,60% di $1,3005, dipicu komentar Draghi mengenai kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan resiko dalam pertumbuhan ekonomi zona euro.
• Indeks dolar naik ke level tertinggi 3 pekan di 83,003 yang utamanya dipicu kenaikannya terhadap euro. Indeks dolar terakhir tercatat naik 0,48% di 82,958.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar