- Setelah IHSG turun pada hari kamis sebesar 8.88%, hari Jumat kemarin IHSG berhasil mengadakan tehnikal rebound sebesar 1,7 %, dan asing menjual tidak seagresif hari Kamis, namun tetap masih lumayan besar.
- Asing bukan jualan tanpa perhitungan, sekalipun asing membutuhkan duitnya dibawa dulu ke negaranya, namun tentu saja ketika mulai ada perlawanan dari investor lokal, maka asing menjual dengan harga mundur, atau harga yang lebih baik.
- Bagaimana sikap Investor lokal? Sepertinya kemarin mulai ada perlawanan berkat adanya intervensi dari BUMN, dan saya merasa yakin bahwa hal itu akan dilakukan Pemerintah karena IHSG turun terlalu dalam 8,8 %, sehingga pada hari Jumat IHSG merupakan satu-satunya bursa di Asia yang sanggup berada di territorial positif.
- Banyak yang bertanya kepada saya kenapa saya berani mengukur harga BBRI dan BMRI tidak akan jauh dari 5000?, saya menggunakan logika yang sederhana saja, masa BMRI akan turun lebih jauh dari Harga Right Isue’nya ketika itu right issue dihargai Rp. 5.000,-.
- Menangkap pisau yang jatuh memang tidak boleh dalam Tehnikal analis, namun mengukur dalamnya sumur adalah sah-sah saja bagi seorang Tehnikal Analis, disamping berani menangkap pisau yang jatuh ketika pisaunya sudah mantul diatas tanah, berarti siapakah yang berani ambil BMRI di level 5050 dan BMRI di level 5150? Tentu perlu ketajaman insting bukan untuk melakukannya?
- Kita lihat BBRI tidak ditekan lebih rendah dibawah pada harga pembukaan 5000, dan BMRI tidak ditekan lebih rendah pada harga pembukaan 5100, dan asing terlihat tidak agresif menjual, maka dalam waktu tempo 2-3 menit langsung saja para trader professional ambil hit kanan, sehingga beberapa menit ke depan terjadilah panic buying, saya menyaksikan hal seperti ini telah beberapa kali, terutama pada krisis tahun 2008. So sumur selalu ada dasarnya, dan yang mengukur sumur tersebut hampir 90% adalah orang-orang yang berfundamental analis.
- Penutupan dow jones pada Jumat kemarin, belum bisa merespon bahwa akan memberikan signal yang baik buat Asia pagi ini, namun juga tidak begitu jelek.
- Bagitu pula kenaikan IHSG jumat kemarin sebesar 1,7%, baru memperlihatkan tanda bottom reversal, sehingga bila IHSG tidak membentuk new low pada level 3258, maka confirm IHSG minimal akan side ways. Namun hati-hati bila IHSG membentuk new low dibawah level 3258, saat ini IHSG masih masuk katagory short term strong down trend.
- Saya pribadi mulai koleksi saham-saham buat invest, namun dengan volume yang kecil.
- Saran : Untuk sementara jangan koleksi dulu saham-saham berbasic pertambangan, karena semua saham pertambangan batu bara, nikel, timah, bahkan emas sekalipun, harga komoditi’nya sedang tidak baik, kecuali bila harga minyak dunia mendekati level 90 usd kembali (Saat ini hanya sekitar 80 usd).
- Saya tampilkan chart BMRI dan KIJA hanya mewakli saham-saham lain yang chartnya mirip dan saya bagi 2 katagory :
a. Saham yang MA200 diatas MA5, perhatikan level dimana harus diperhatikan closingnya buat hari ini (Contoh : BMRI)
b. Saham yang MA50 masih jaraknya berjauhan dengan MA200, berarti long term still strong up trend, dan syarat-syarat yang perlu diperhatikan (Contoh : KIJA).
IHSG
BMRI
KIJA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar