• Bursa saham Amerika kembali melemah dalam 5‐sesi berturut‐turut, mengikuti pelemahan bursa saham eropa menyusul buruknya prospek pertumbuhan ekonomi Amerika. Sementara itu euro berakhir menguat ditunjang oleh upaya inisiatif dari IMF untuk menangani krisis hutang Uni‐Eropa. Data dari pemerintah Amerika memperlihatkan pertumbuhan ekonomi dalam basis antar tahun hanya bertumbuh sebesar 2% pada kuartal ketiga, dibawah estimasi sebesar 2,5%.
• Euro menguat diatas level 1.35 setelah Dana Moneter Internasional – IMF menaikkan instrumen pinjamannya dan memberikan likuiditas dengan biaya rendah dalam kurun 6‐bulan kedepan untuk membantu negara‐negara yang mungkin akan terkena dampak dari krisis hutang Uni‐Eropa. Perdagangan euro berlangsung cukup volatile dimana para pelaku pasar melihat tingkat borrowing cost Spanyol dan Italia berada pada level yang tidak seimbang.
• Perbankan Uni‐Eropa dilaporkan menaikkan tingkat pinjaman mereka pada ECB mencapai level tertinggi dalam kurun 2‐tahun terakhir.
• Kekhawatiran pada ketidakmampuan para politisi dalam menangani besarnya hutang juga turut menekan pergerakan di bursa keuangan Amerika, setelah komite di kongres Amerika mengumumkan gagal tercapainya kesepakatan untuk meredam defisit keuangan Amerika. Investor khawatir bahwa kebuntuan tersebut akan
menjadi semakin menyulitkan penerapan pemangkasan pajak penghasilan sebagai upaya untuk menstimulasi ekonomi
• Indeks Dow Jones <.DJI> ditutup melemah 53.59 poin atau 0.46% ke 11,493.72, S&P500 <.SPX> merosot 4.94 poin atau 0.41% ke 1,188.04 dan Nasdaq <.IXIC> melemah 1.86 poin atau 0.07% ke 2,521.28. Sementara itu bursa saham eropa, FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup melemah 0.6% ke 914.19, sedangkan indeks dari
bursa saham global, MSCI <.MIWD00000PUS> ditutup melemah 0.3%.
• Rilis minutes dari sidang The Fed untuk November tidak berdampak besar pada pergerakan di bursa keuangan. Minutes memperlihatkan bahwa mayoritas anggota mendukung pemberian informasi kepada publik mengenai proyeksi kebijakan moneter dan suku bunga, namun demikian anggota The Fed membantah anggapan
bahwa mereka akan mulai menentukan target inflasi baru.
• Harga produk tresuri Amerika meningkat seiring pelemahan bursa saham ditengah naiknya indikasi bahwa The Fed kembali mempertimbangkan untuk meluncurkan stimulus keuangan tambahan. Obligasi Amerika bertenor 1‐tahun <US10YT=RR> naik 7/32, sementara imbal hasilnya turun menjadi 1.93% dari 1.95% pada Senin 21
November.
• Harga komoditas menguat, ditunjang kenaikan harga minyak dunia seiring kemungkinan sanksi bagi Iran dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah yang menaikkan kekhawatiran akan berkurangnya pasokan. Harga minyak jenis U.S. crude oil <CLc1> ditutup di 98.01 USD per barrel, naik 1.09 USD atau 1.12%.
Sementara itu harga tembaga <HGZ1> juga turut menguat ditengah maraknya aksi beli terutama dari kawasan Asia.
• Emas menguat lebih dari 1% pada sesi Selasa 22 November ditunjang oleh aksi ambil untung pelaku pasar pasca penurunan tajamnya dalam beberapa sesi terakhir. Emas yang telah melemah sekitar 5% dalam kurun 5‐sesi terakhir mendapat sokongan seiring maraknya aksi beli investor berkaitan dengan jatuh temponya option pada bursa COMEX untuk kontrak Desember. Harga spot emas ditutup menguat 1,2% ke 1697.99 USD per troy ounce.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar