• Euro menguat pada hari Kamis untuk ketiga kalinya secara berturut‐turut terhadap dolar dan mencatat performa bulanan terbaiknya selama lebih dari setahun terakhir, sementara bursa saham AS turun menyusul investor menunggu rilis data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat ini. Data ekonomi AS memberikan gambaran beragam. Data untuk barometer aktifitas bisnis di wilayah U.S. Midwest naik di bulan Januari ke level terkuatnya sejak April, namun data sebelumnya menunjukkan adanya kenaikan pada jobless claims di pekan lalu.
• Turunnya data penjualan ritel Jerman awalnya sempat menekan euro, namun tren bullish euro kembali berlanjut selama perdagangan New York. Mata uang tunggal Eropa mencatat performa bulan terbaiknya selama 15 bulan terakhir terhadap dolar, sebuah indikasi meningkatnya pemulihan ekonomi di zona euro dan sektor perbankan membantu penguatan euro. Euro menembus level puncak di $1.3593 pada hari Kamis sebelum memangkas keuntungannya. Janji The Fed untuk men‐support ekonomi terus menekan dolar. Euro terakhir tercatat di $1.3570, atau naik 2.9% bulan ini terhadap dolar, kinerja bulan terbaiknya sejak Oktober 2011. Sementara itu, dolar mencatat level tertinggi 2‐1/2 tahun yang baru terhadap yen.
• Kenaikan belakangan ini pada aset beresiko seperti ekuitas, komoditas dan obligasi telah mereda setelah mencatat kenaikan tajamnya dalam 6 bulan terakhir. Pertumbuhan di negara berkembang seperti China telah meningkat dan kekhawatiran akan runtuhnya euro telah ditenangkan oleh Bank Sentral Eropa.
• Data hari Rabu lalu menunjukkan PDB AS turun 0.1%, kontras dengan ekspektasi terjadi kenaikan, meskipun Federal Reserve mengindikasikan kontraksi tersebut cenderung singkat dan mengulangi janjinya untuk terus mendukung perekonomian. Namun fokus investor saat ini tertuju pada data non‐farm payrolls yang akan dirilis nanti malam yang diprediksi terjadi penambahan pekerjaan sebanyak 160.000 di bulan Januari setelah mencatat kenaikan 155.000 di bulan Desember sebelumnya.
• Dow Jones industrial average <.DJI> turun 49.84 poin atau 0.36% di 13,860.58. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 3.85 poin atau 0.26% di 1,498.11. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 0.18 poin aatau 0.01% di 3,142.13.
• Indeks S&P 500 naik 5.1% di bulan Januari, mencatat bulan terbaiknya sejak Oktober 2011 dan sebagai Januari terbaiknya sejak 1997.
• Indeks saham Eropa FTSEurofirst 300 <.FTEU3> turun 0.6% dengan MSCI world index <.MIWD00000PUS> turun 0.2%. Laporan perolehan laba yang mengecewakan dari AstraZeneca dan Royal Dutch Shell jugab turut memberi sentimen negatif di pasar. Turunnya penjualan ritel Jerman, kondisi stagnan pada belanja konsumen Perancis, dan kerugian kuartalan yang besar pada Deutsche Bank telah meredupkan harapan akan bangkitnya bursa saham Eropa, yang telah mencatat penurunan harian terbesarnya tahun ini di hari Rabu lalu. Indeks saham tersebut masih tercatat naik 3.7% di bulan Januari.
• Harga emas dilaporkan turun ke $1,660.40 per ons setelah menembus level tertinggi 1 pekan pada hari Rabu.
• Sementara untuk obligasi berjangka Jerman (Bund futures) memangkas keuntungannya pada hari Kamis. Bund futures <FGBLc1> terakhir tercatat naik 40 poin di 141.83, setelah mencatat intraday high di 142.17. Sedangkan Treasury AS bergerak fluktuatif sehari setelah The Fed mengatakan akan melanjutkan program pembelian obligasi seiring dengan pemulihan ekonomi yang sementara ini terhambat.Treasury tenor 10 tahun naik 2/32 dengan yield di 1.9831%.
• Harga minyak berjangka Brent naik ke level tertinggi 3 bulan, melebarkan preminya atas minyak mentah AS, disebabkan kekhawatiran terhadap naiknya stok minyak mentah di wilayah U.S. Midwest. Spread Brent terhadap minyak mentah AS melonjak ke $18 per barel untuk pertama kalinya sejak awal Januari. Pelaku pasar mengutip kekhawatiran mengenai stok minyak di Cushing, Oklahoma yang telah mendorong ke rekor tertinggi. Brent naik 65 sen di $115.55 per barel, level penutupan tertingginya sejak medio Oktober, menembus level intraday high di $115.76. Selama bulan Januari, Brent telah naik $4.44 atau 0.4%. Spread antara Brent dan minyak mentah AS sebesar $18.06 menyusul harga minyak mentah AS turun 45 sen ke $97.49 per barel, setelah menembus level tertinggi selama lebih dari 4 bulan. Selama bulan Januari, minyak mentah telah naik $5.67, atau 6.17%
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar