• Bursa saham global jatuh untuk hari ke‐3 secara berturut‐turut pada Rabu kemarin dipicu warning korporasi menganai pertumbuhan yang melambat telah mendasari kekhawatiran akan suramnya ekonomi global, sementara harga minyak turun meskipun terdapat kekhawatiran mengenai keamanan suplai minyak di Timur Tengah. Lemahnya sentimen pada aset beresiko telah memukul pasar ekuitas setelah warning dari Dana Moneter Internasional, Bank Dunia dan U.S. multinationals mengenai memburuknya prospek ekonomi global.
• Setelah tutup pasar New York kemarin, Alcoa memperingatkan berkurangnya konsumsi aluminium, sementara perusahaan besar lainnya dalam komponen Dow, seperti Chevron Corp. menyikapi hati‐hati terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi. Saham Alcoa merosot 4.6% ke $8.71 sementara saham Chevron turun 4.2% ke $112.45 dan memberi beban terberat bagi S&P 500. Perusahaan tersebut melaporkan laba kuartal ketiga diprediksi “melemah secara substansial” dibandingkan kuartal sebelumnya.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 128.56 poin atau 0.95% di 13,344.97. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 8.92 poin, atau 0.62% di 1,432.56. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 13.24 poin atau 0.43% di 3,051.78.
• Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Cina, sebagai negara dengan perekonomian terbesar No 2 dunia, diperkirakan akan meredam pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga dan memangkas proyeksi laba akibat krisis zona euro telah berimbas negatif untuk negara Asia, sebagai mitra dagang utama. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan untuk Asia Timur pekan ini mengacu pada pelambatan ekonomi di Cina dapat berlangsung lebih lama dari yang diperkirakans ebelumnya. Pada hari Selasa sebelumnya, Dana Moneter Internasional mengatakan krisis utang zona euro yang semakin dalam berpotensi memperburuk prospek ekonomi global.
• Di bursa Eropa, FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> turun 0.5% untuk ditutup di 1,090.03, sementara MSCI's all‐country world equity index melemah 0.6%. • Euro rebound pasca jatuh ke level terendah lebih dari sepekan terhadap dolar, tertekan oleh ketidakpastian mengenai kapan Spanyol akan memintan bailout. Euro naik 0.12% di $1.2899 setelah mencatat level $1.2884. Indeks dolar turun 0.08% di 79.891.
• Para pemimpin Eropa dijadwalkan akan melakukan pertemuan di akhir pekan depan. Sedangkan dalam pertemuannya pekan ini para menteri keuangan kawasan mengatakan bahwa Spanyol belum meminta dana bailout paling tidak untuk saat ini.
• Harga minyak Brent merosot ditengah kondisi perdagangan yang cukup fluktuatif, sedangkan harga minyak mentah AS juga melemah setelah mengalami rally belakangan ini yang mendekati level puncaknya seiring keprihatinan terhadap jaminan keamanan aliran pasokan minyak dari Timur Tengah dan eskalasi ketegangan di Suriah yang mana telah meredam tekanan akibat memburuknya kondisi ekonomi global yang berpotensi mengurangi permintaan minyak. Serangan sepanjang perbatasan Turki‐Suriah, permusuhan antara Iran dan Barat dan pemilihan umum di Israel yang akan datang telah memperkuat kekhawatiran potensi ancaman terhadap pasokan minyak Timur Tengah. Kepala staf militer Turki mengatakan pasukannya akan merespon dengan kekuatan yang lebih besar jika pemboman dari Suriah terus memukul wilayah Turki. Brent crude <LCOc1> turun 1.7 sen ke $114.33 per barel dan U.S. crude oil futures <CLc1> turun $1.14 di $91.25 per barel.
• Harga Treasury AS naik setelah penjualan obligasi tenor 10 tahun meningkat. Treasury AS tenor 10 tahun naik 8/32 dengan yield sebesar 1.6854%.
• Harga emas berakhir hampir flat di hari Rabu, menyusul meningkatnya kekhawatiran akan memburuknya krisis utang zona euro dan meluasnya kekhawatiran terhadap memburuknya ekonomi global telah memberi tekanan pada emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Aksi ambil untung investor usai rally emas selama 4 bulan terakhir juga turut memicu koreksi emas. Kegagalan emas untuk mencapai level dia atas $1,800 per ounce juga turut memicu tekanan jual. Harga emas spot turun 75 sen di $1,762.90 per ounce.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar