• Indeks saham global merangkak naik pada perdagangan hari Senin menyusul akan dirilisnya musim laporan earnings AS yang kian menambah optimisme di kalangan investor setelah rilis optimis data ekonomi AS pekan lalu, sementara dolar terkoreksi dari level tertinggi 3 tahun terhadap sejumlah rival utamanya.
• Harga minyak turun pasca kenaikan tajamnya akibat kerusuhan di Mesir, yang memicu kekhawatiran terhambatnya suplai.
• Rilis optimis data ketenagakerjaan AS di hari Jumat lalu telah memperkuat pandangan investor terhadap membaiknya ekonomi AS meskipun mereka juga masih khawatir terhadap rencana The Fed untuk segera mengurangi/mengakhiri program pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulan.
• “The improved view of the economy, combined with investors turning their attention to earnings season with Alcoa <AA.N> reporting after the close, helped send equities higher. There's really not a reason to sell stocks today. There's a high level of comfort with the earnings season and with the strong job market,” kata Bucky Hellwig, senior vice president pada BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
• Laporanlaba(earnings)mayoritasperusahaandalamindeksS&P500cenderunguntukmelampauiekspektasipasar.
• Indeks saham global MSCI naik 0,4%. Sedangkan indeks FTS Euro first 300 <.FTEU3> berakhir naik 1,4%.
• Di Wall Street, Dow Jones industrial average <.DJI> naik 88,85 poin atau 0,59% di 15224,69. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 8,57 poin atau 0,53% di 1640,46. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 5,45 poin atau 0,16% di 3484,83.
• Indeks dolar, sebagai barometer kekuatan nilai tukar dolar terhadap 6 mata uang utama dunia, terkoreksi 0,3% ke 84,204, setelah menembus 84,588, level terkuatnya sejak Juli 2010.
• Ekspektasi bahwa pemulihan ekonomi AS akan menjadi yang terdepan dan bahwa The Fed akan mengurangi program pembelian obligasi telah mendorong penguatan dolar hampir 5% sejak medio Juni, dan memicu investor untuk melakukan profit‐taking pada perdagangan semalam, karena menganggap rally dolar sudah terlampau cepat.
• Fokus pasar saat ini akan tertuju pada minuts daris idang The Fed bulan Juni . Hasil jajak pendapat Reuters terakhir menunjukkan bahwa The Fed berpotensi mulai mengurangi program stimulusnya di bulan September.
• Harga Treasury AS naik dan membantu memicu turunnya yield obligasi dari posisi tertinggi mendekati 2 tahun. Treasury tenor 10 tahun naik 26/32 dengan yield 2.638 persen.
• U.S. Treasury Department akan menjual obligasi tenor 3 tahun senilai $32 milyar pada hari Selasa, obligasi tenor 10 tahun senilai $21 milyar pada hari Rabu dan obligasi tenor 30 tahun senilai $13 milyar pada hari Kamis.
• Harga minyak mentah Brent turun menyusul berita pengembalian ladang minyak Libya dan pipa minyak Irak telah meredakan kekhawatiran mengenai pasokan minyak global pasca kerusuhan di Mesir. Ladang minyak utama Sharara Libya akan kembali beroperasi setelah kesepakatan dicapai dengan kelompok bersenjata yang menutupnya bulan lalu, kata sumber senior dari Libya pada hari Senin. Brent crude <LCOc1> turun 29 sen ke $107.43 setelah menembus $108,04, level tertingginya sejak 4 April. Sedangkan U.S. light crude <CLc1> turun 8 sen ke $103,14 setelah menembus level tertinggi 14 bulan yang baru di $104,12.
• Harga emas terapresiasi menyusul melemahnya dolar dan investor melakukan aksi beli pasca harga emas terkoreksi dalam 2 hari terakhir. Harga emas naik ke level intraday high di $1238,30 per ons, sebelum akhirnya ditutup menguat 1% di $1235,89 per ons.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar