• Bursa saham naik tipis ditengah kondisi perdagangan yang fluktuatif pada hari Selasa, menyusul investor memposisikan diri menjelang sidang bank sentral AS, Inggris dan Eropa pekan ini, sementara dolar merangkak naik dari level terendah 5 pekan.
• Meningkatnya kepercayaan bisnis dan konsumen zona euro memberikan dorongan awal bagi bursa saham menjelang keputusan sidang The Fed, ECB dan BoE serta data non‐farm payrolls AS untuk periode Juli.
• Usai tutup sesi New York, saham berjuang untuk mempertahankan keuntungan dan indeks berbalik flat atau negatif. Verizon dan Mosaic memimpin tekanan jual pada sektor telekomunikasi dan material. Namun menjelang tutup pasar global, investor kembali memburu saham‐saham AS, dan berhasil mendorong naiknya 2 indeks utama.
• "We're up against 1,700 on the S&P so it would take a lot to make it move substantially higher. The nearest things on the horizon are the Fed meeting and the jobs number, so I think we're going to tread water here until that," kata Jack de Gan, kepala investasi pada Harbor Advisory Corp di Portsmouth, New Hampshire.
• Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 1,38 poin atau 0,01% di 15520,59. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 0,63 poin atau 0,04% di 1685,96. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 17,33 poin atau 0,48% di 3616,47.
• Indeks saham global MSCI naik 0,1%, sementara indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup hampir flat.
• Saham produsen kalium atau potasium dan perusahaan terkait pertanian bergejolak setelah Uralkali <URKA.MM> Rusia membongkar salah satu kemitraan kalium terbesar di dunia dengan menarik keluar Belarus Potash Co. Uralkali mengatakan keputusan ini mungkin menyebabkan penurunan global harga kalium di bawah $300 per ton pada paruh kedua tahun 2013, dari $400 per ton saat ini. Di sesi New York, Mosaic Co <MOS.N> turun 17,4%, Potash Corp <POT.N> merosot 16,2% dan Agrium Inc <AGU.N> turun 5%.
• Indeks dolar berlanjut menjauhi level terendah 5 pekan yang dicapai hari Senin dipicu maraknya short covering pasca koreksinya selama 2 pekan terakhir menjelang keputusan The Fed dan data pekerjaan AS. Indeks dolar terakhir tercatat naik 0,2%.
• "I think the Fed is not going to want to rock the boat, but what could change market expectations is the U.S. data that is coming out. It is not only the Fed that is coming up tomorrow, we also have U.S. second‐quarter GDP, ISM data and on Friday we have nonfarm payrolls ... if these come in strong, the market is going to start pricing in a faster tapering cycle again," kata Alvin Tan, FX strategist pada Societe Generale.
• Pelaku pasar uang juga mencermati pergerakan dolar Australia (Aussie), yang mencatat level terendah 2 pekan setelah komentar dari gubernur RBA memunculkan indikasi akan dipangkasnya suku bunga pada sidang RBA pekan depan.
• Di pasar Asia, indeks Nikkei naik 1,5% seiring melemahnya yen, meskipun bursa saham ditempat lain ditutup flat. Aksi bank sentral Cina yang menyuntikkan dana segar untuk pertama kalinya kedalam pasar uang sejak Februari telah diimbangi oleh rilis data yang beragam.
• Komoditas masih mengalami tekanan terkait outlook Cina. Hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan sektor manufaktur Cina melemah di bulan Juli untuk pertama kalinya dalam 10 bulan terakhir. Tembaga menembus level terendah 3 pekan, emas turun 0,1% dan minyak AS terkoreksi 1,4% di $103,11 per barel.
• Bund futures Jerman diperdagangkan relatif stabil di 142,41 sebelum sidang ECB, dimana diprediksi bank sentral Eropa tersebut akan memberikan rincian rencananya untuk memberikan "forward guidance" untuk suku bunga yang untuk pertama kalinya.
• Harga Treasury AS mengalami tekanan menjelang rilis data PDB‐Q2 AS, testimoni The Fed dan pengumuman pendanaan Treasury berikutnya, yang kesemuanya akan dirilis di hari Rabu ini. Treasury AS tenor 10 tahun turun 1/32 dengan yield di 2,6007 persen dari 2,61 persen di hari Senin
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar