• Dolar jatuh namun harga obligasi pemerintah AS naik pada hari Rabu setelah minutes dari sidang The Fed bulan Juni menunjukkan dewan kebijakan mendukung untuk segera dikuranginya program pembelian obligasi, namun sebelum dilakukan hal tersebut mereka ingin memastikan kondisi pasar tenaga kerja benar‐benar kuat. Komentar dari Ketua The Fed Ben Bernanke usai minutes tersebut telah memicu kejatuhan dolar lebih lanjut dan menaikkan harga obligasi, sementara bursa saham AS juga naik meskipun masih relatif tipis. Bernanke mengatakan The Fed akan terus mengadopsi kebijakan moneter yang sangat akomodatif untuk saat ini menyusul inflasi masih rendah dan kesehatan pasar tenaga kerja masih belum sepenuhnya stabil.
• "Bernanke emphasized some of the risks to the U.S. economy, leading the U.S. dollar lower, with dollar/yen a good example," kata Sebastien Galy, foreign exchange strategist pada Societe Generale di New York.
• Dolar jatuh ke level intraday low terhadap euro dan juga yen setelah muncul komentar Bernanke, dengan euro diperdagangkan di sekitar $1,2986 dan dolar pada 99,65 yen. Indeks dolar, barometer untuk nilai tukar dolar terhadap 6 mata uang utama dunia, terakhir tercatat melemah 1,4%di 83,435, merosot dari posisi tertinggi 3 tahun di 84,753 yang dicetak hari Selasa sebelumnya.
• Treasury AS tenor 10 tahun naik 3/32, dengan yield turun ke 2,626 persen, di akhir sesi usai komentar Bernanke.
• Sejak sidang Federal Open Market Committee di bulan Juni dan rilis data payrolls periode Juni di hari Jumat lalu, yield Treasury telah meningkat dan berada pada level tertinggi 23 bulanpaa hari Senin sebelum akhirnya turun di hari Rabu.
• Dow Jones industrial average turun dan S&P 500 naik tipis menyusul investor mulai memprediksi kapan kiranya The Fed akan mengurangi program stimulusnya. Dow Jones industrial average <.DJI> turun 8,68 poin atau 0,06% untuk ditutup di 15291,66. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik tipis 0,30, atau 0,02% untuk ditutup di 1652,62. Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 16,50 poin atau 0,47% ke 3520,76. Indeks S&P 500 <.SPX> telah naik lebih dari 2 persen dalam 5 sesi terakhir, mendorong indeks mendekati penutupan tertinggi sepanjang masa di 1669,16.
• Investor terpengaruh oleh komentar Bernanke usai tutup pasar yang mengisyaratkan bahwa The Fed akan “push back” jika kondisi keuangan mengancam kemajuan pemulihan ekonomi. Komentar Bernanke tersebut memicu indeks saham berjangka AS untuk menguat pasca tutup pasar. S&P 500 berjangka naik sekitar 0,6% sementara Nasdaq berjangka naik lebih dari 1%.
• Sementara di awal sesi, lemahnya data China dan downgrade peringkat utang Italia telah meredam antusias investor untuk ekuitas dibursa utama dunia.
• Setelah mengalami rally selama 5 sesi terakhir untuk pasar saham global dan dolar naik ke level tertinggi 3 tahun, investor kemudian melakukan aksi ambil‐untung. Indeks ekuitas global dalam MSCI naik hanya 0,34%, ditopang oleh rally saham China .
• Sementara FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> berakhir naik hanya 0,09% di 1190,02 setelah data menunjukkan ekspor China turun untuk pertama kalinya dalam 17 bulan terakhir diikuti data manufaktur yang lemah dari Perancis, Belanda dan Yunani.
• China telah memperingatkan prospek "suram" perdagangan setelah data menunjukkan ekspor turun 3,1 persen pada bulan Juni, mengalahkan perkiraan untuk kenaikan 4 persen. Namun, data memicu pembicaraan bahwa bank sentral China mungkin melonggarkan kebijakan dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan.
• Harga minyak mentah AS naik hampir $3 per barel ke level tertinggi dalam 16 bulan setelah data menunjukkan penurunan 2 minggu terbesarnya dalam stok minyak mentah. Stok minyak anjlok sekitar 10 juta barel dalam 2 pekan berturut‐turut. U.S. crude <CLc1> naik $2,99 di $106,52 sedangkan Brent <LCOc1> naik 70 sen ke $108,51
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar