• Pasar ekuitas global menguat untuk hari keempat pada Jumat kemarin, namun barometer untuk bursa saham dunia dan aset lainnya masih berakhir di zona merah untuk bulan Juni dan untuk kuartal kedua menyusul kekhawatiran stimulus The Fed akan segera ditarik yang mana telah memicu volatilitas dan menekan sentimen pasar. Harga emas mencatat koreksi kuartalan tertajamnya selama 45 tahun, bahkan disaat pergerakan harga di hari Jumat kemarin mencatat prosentase kenaikan harian terbesarnya dalam setahun terakhir.
• Indeks S&P 500 jatuh di akhir pekan kemarin, namun rilis optimis data ekonomi dan upaya bank sentral China untuk meredakan kekhawatiran di sektor kredit telah memberi dukungan positif bagi pasar ekuitas. MSCI's world equity index <.MIWD00000PUS> naik 0,15% pada hari Jumat dan mencatat kenaikan lebih dari 1,3% dalam sepekan, meskipun untuk kuartal saat ini tercatat melemah 0,01%.
• Pasar terlihat bergerak fluktuatif menjelang berakhirnya kuartal kedua, dan investor nampaknya memikirkan kembali dampak dari berakhirnya era uang mudah (moneter longgar) dari The Fed dan bank sentral lainnya yang sebelumnya telah mendorong penguatan indeks saham.
• "The market is continuing to adjust as we try to figure out what's going on with respect to Fed policy, and we should continue to see volatility as things get sorted out. We're cooling off a little bit after a few days of strong action," kata Rex Macey, yang mengelola aset senilai $20 milyar sebagai chief investment officer pada Wilmington Trust di Atlanta.
• Di penutupan Wall Street hari Jumat, Dow Jones industrial average <.DJI> merosot 114,89 poin atau 0,76% ke 14909,6, dan S&P 500 <.SPX> kehilangan 6,92 poin atau 0,43% ke 1606,28 sedangkan Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 1,38 poin atau 0,04% ke 3403,25. Tidaks eperti pasar lainnya, ketiga indeks utama Wall Street berhasil ditutup menguat di kuartal kedua, dengan Dow naik 2,27%, S&P 500 naik 2,36% dan Nasdaq naik 4,15%.
• Pasar komoditas, obligasi dan saham global telah mengalami volatilitas yang tinggi sejak Kepala The Fed Ben Bernanke di pekan sebelumnya mengisyaratkan bahwa bank sentral akan segera memangkas pembelian obligasi kecuali jika ekonomi melambat.
• Meskipun 2 anggota The Fed terlihat mundur dari komentar Bernanke, namun 2 anggota lainnya yaitu Gubernur Jeremy Stein dan Presiden Fed Richmond Jeffrey Lacker pada hari Jumat kemarin memberikan komentar yang lebih agresif mengenai kapan bank sentral akan segera mengakhir kebijakan moneter longgarnya.
• “The recent choppiness could linger in markets in the coming days, especially going into the release next Friday of the government's closely watched monthly U.S. payrolls report. That could definitely set the tone for a date for QE" to start winding down,” kata Justin Lederer, seorang strategis pada Cantor Fitzgerald di New York.
• Treasury AS tenor 10 tahun turun 4/32 dengan yield 2,4894 persen, dibandingkan dengan 2,476 persen di hari Kamis sebelumnya.
• Sebuah survei Reuters terhadap 53 investor di seluruh Amerika Serikat, Eropa dan Jepang yang dirilis pada hari Jumat menemukan bahwa investor telah mengurangi kepemilikan ekuitas rata‐rata mereka pada bulan Juni ke level terendah sembilan bulan karena volatilitas belakangan ini dan memilih untuk memegang dana tunai.
• Meskipun emas mencatat prosentase kenaikan harian terbesarnya dalam setahun di hari Jumat, namun masih ditutup melemah pada perdagangan hari itu. Harga emas tercatat melemah sekitar 23% dalam basis kuartalan, prosentase penurunan kuartalan terbesarnya sejak 1968. Emas saat ini diperdagangkan di kisaran $1233 per ons, level terendahnya sejak Agustus 2010.
• Dari pasar uang dilaporkan, euro melemah 0,2% ke $1,3014, sedangkan dolar naik 0,8% terhadap yen di 99,16 yen.
• FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> ditutup melemah 0,45% dan mengakhiri bulan Juni dengan melemah 5,3% setelah mencatat kenaikan 12 bulanannya.
• Sebelumnya, indeks MSCI untuk saham Asia‐Pasifik diluar Jepang meningkat 1,4%, menjauhi level terendah 11 bulan dan menghapus kerugian sepekan kemarin. Namun indeks masih tercatat melemah sekitar 7% tahun ini.
• Bursa saham China juga mencatat kenaikan terbesarnya dalam 2 bulan setelah bank sentral negara tersebut menegaskan akan menerapkan kebijakan moneter yang pro pertumbuhan.
• Brent crude oil futures <LCOc1> turun 0,7% namun naik 1,7% di bulan Juni, mencatat kenaikan bulanan untuk pertama kalinya dalam 5 bulan terakhir. Tembaga mencatat kenaikan namun masih melemah 10% dalam kuartal kedua yang merupakan kinerja terburuknya selama hampir 2 tahun terakhir.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar