• Harga minyak jatuh hampir $2 per barel dan bursa global terkoreksi untuk ketiga kalinya secara berturut‐turut pada hari Kamis dipicu melemahnya aktifitas sektor manufaktur di Cina dan 2 negara terbesar zona euro sehingga menambah kekhawatiran mengenai prospek pertumbuhan ekonomi global.
• Harga Treasury AS dan dolar menguat seiring meningkatnya risk aversion (keengganan untuk mengoleksi aset‐aset beresiko), meskipun bukti‐bukti baru membaiknya bursa tenaga kerja AS telah mengerem minat terhadap aset‐aset aman.
• Cina, ekonomi terbesar kedua dunia dan motor penggerak pertumbuhan ekonomi, melaporkan sektor manufakturnya melemah selama 5 bulan berturut‐ turut di periode Maret. Seorang pejabat senior pemerintah Cina mengatakan ekonomi tengah menghadapi tekanan yang lebih berat dari perkiraan sebelumnya.
• Sedangkan di zona euro, fase resesi nampaknya hampir tak terhindarkan setelah Jerman dan Perancis melaporkan penurunan tajam pada sektor manufakturnya yang diluar dugaan. Inggris juga turut menambah suram suasana setelah melaporkan penurunan yang lebih tajam dari perkiraan pada data penjualan ritel.
• Kekhawatiran mengenai melambatnya ekonomi global telah mengurangi permintaan untuk energi sehingga memicu turunnya harga minyak mentah AS kelevel terendah 2 bulan di $104.93 per barel, mencatat turun $1.92 atau 1.79%.
• Sejumlah indeks saham Wall Street terkoreksi lebih dari 0.5%, meskipun S&P 500 mempertahankan keuntungannya sebesar 10.7% tahun ini. Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 78.48 poin atau 0.60% ke posisi 13,046.14. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> kehilangan 10.11 poin atau 0.72% menjadi 1,392.78. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> merosot 12.00 poin atau 0.39% ke level 3,063.32.
• Bursa dunia yang terangkum kedalam MSCI All‐Country World Index <.MIWD00000PUS> jatuh 0.95%. Sebelumnya di pekan ini, indeks ditutup mendekati level tertingginya sejak Juli. Sedangkan di bursa Eropa, FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> berakhir melemah 1.12%, menembus level support‐nya di 1,091, yang merupakan level tertinggi Februari. Saham pertambangan mengalami tekanan terberatnya seiring menurunnya permintaan logam dari Cina.
• Harga obligasi pemerintah AS (Treasury) naik untuk ketiga kalinya secara berturut‐turut, meskipun keuntungannya sempat terpangkas setelah data menunjukkan jumlah klaim untuk dana kesejahteraan bagi kaum pengangguran di AS (jobless claims) turun ke level terendah 4 tahun di pekan lalu. Treasury untuk tenor 10 tahun naik 3/32 dengan yield 2.28%, turun dari 2.3% di hari Rabu.
• Indikasi membaiknya bursa tenaga kerja AS juga turut mendorong menguatnya dolar terhadap sejumlah rivalnya. Indeks dolar tercatat menguat 0.1%. Sedangkan euro melemah 0.16% terhadap dolar ke level $1.3187.
• Harga emas turun ke level terendah sejak pertengahan Januari, tertekan oleh menguatnya dolar dan meredanya ekspektasi untuk berlanjutnya injeksi likuiditas AS. Harga emas spot turun 0.39% ke level $1,643.40 per ounce. Logam mulia tersebut awalnya sempat menembus level intraday low di $1,627.68 – yang merupakan level terendah sejak 13 Januari.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar