• Harga minyak jatuh pada hari Rabu menyusul AS dan Eropa mulai merilis cadangan minyak strategisnya, sementara saham‐saham komoditas telah menekan ekuitas global.
• Bursa AS ditutup melemah, meskipun jauh di atas level intraday low, dipicu buruknya data ekonomi yang dirilis di bawah ekspektasi.
• Perancis, AS dan Inggris sedang terlibat pembicaraan mengenai kemungkinan merilis cadangan minyak strategis mereka untuk membantu menurunkan harga minyak saat ini, demikian pernyataan sejumlah menteri Perancis, hanya beberapa pekan menjelang pemilu presiden di negara tersebut. Tekanan lainnya juga datang dari AS, setelah cadangan minyak mentah negara tersebut mencatat kenaikan mingguan terbesarnya sejak Juli 2010 berdasarkan data dari U.S. Energy Information Administration. Brent crude <LCOc1>, naik lebih dari 15% di kuartal saat ini, dan ditutup melemah 1.1% di $124.16 per barel pada perdagangan kemarin, sementara U.S. crude futures <CLc1> berakhir melemah 1.8% di $105.41. Harga minyak mentah AS tercatat naik sekitar 6% dalam tahun ini.
• Indeks S&P 500 merosot dari level tertinggi 4 tahun yang sempat tercatat sebelumnya di pekan ini namun berhasil bertahan di sekitar level 1400. Adapun nilai ekuitas AS dan Eropa masih berpotensi mencatat kuartal pertama terbaik mereka dalam 14 tahun terakhir. Dow Jones industrial average <.DJI> turun 71.52 poin atau 0.54% ke level 13,126.21. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 6.98 poin atau 0.49% di 1,405.54. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 15.39 poin atau 0.49% di 3,104.96.
• MSCI's main global stock index <.MIWD00000PUS> turun 0.7%, terkoreksi dari level tertinggi 8 bulan yang dicapai Selasa kemarin. Sedangkan FTSEurofirst 300 <.FTEU3> index ditutup turun 1%.
• Yen menguat 0.4% terhaap dolar, terangkat oleh aksi beli para eksportir Jepang menjelang berakhirnya tahun fiskal mereka. Namun penguatan yen ini nampaknya hanya sementara menyusul Bank of Japan bertekad untuk menjaga kebijakan moneter ultra longgar.
• Treasury AS bergerak relatif flat, dengan Treasury tenor 10 tahun turun 5/32 dengan yield 2.205%.
• Sementara itu, data semalam menunjukkan order untuk barang tahan lama AS (durable goods orders) mencatat kenaikan lebih rendah dari perkiraan di bulan Februari dan indikator untuk investasi bisnis juga dirilis di bawah ekspektasi, mengisyaratkan lemahnya dukungan sektor manufaktur untuk mempercepat pemulihan ekonomi AS.
(vaf)
• Bursa AS ditutup melemah, meskipun jauh di atas level intraday low, dipicu buruknya data ekonomi yang dirilis di bawah ekspektasi.
• Perancis, AS dan Inggris sedang terlibat pembicaraan mengenai kemungkinan merilis cadangan minyak strategis mereka untuk membantu menurunkan harga minyak saat ini, demikian pernyataan sejumlah menteri Perancis, hanya beberapa pekan menjelang pemilu presiden di negara tersebut. Tekanan lainnya juga datang dari AS, setelah cadangan minyak mentah negara tersebut mencatat kenaikan mingguan terbesarnya sejak Juli 2010 berdasarkan data dari U.S. Energy Information Administration. Brent crude <LCOc1>, naik lebih dari 15% di kuartal saat ini, dan ditutup melemah 1.1% di $124.16 per barel pada perdagangan kemarin, sementara U.S. crude futures <CLc1> berakhir melemah 1.8% di $105.41. Harga minyak mentah AS tercatat naik sekitar 6% dalam tahun ini.
• Indeks S&P 500 merosot dari level tertinggi 4 tahun yang sempat tercatat sebelumnya di pekan ini namun berhasil bertahan di sekitar level 1400. Adapun nilai ekuitas AS dan Eropa masih berpotensi mencatat kuartal pertama terbaik mereka dalam 14 tahun terakhir. Dow Jones industrial average <.DJI> turun 71.52 poin atau 0.54% ke level 13,126.21. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 6.98 poin atau 0.49% di 1,405.54. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 15.39 poin atau 0.49% di 3,104.96.
• MSCI's main global stock index <.MIWD00000PUS> turun 0.7%, terkoreksi dari level tertinggi 8 bulan yang dicapai Selasa kemarin. Sedangkan FTSEurofirst 300 <.FTEU3> index ditutup turun 1%.
• Yen menguat 0.4% terhaap dolar, terangkat oleh aksi beli para eksportir Jepang menjelang berakhirnya tahun fiskal mereka. Namun penguatan yen ini nampaknya hanya sementara menyusul Bank of Japan bertekad untuk menjaga kebijakan moneter ultra longgar.
• Treasury AS bergerak relatif flat, dengan Treasury tenor 10 tahun turun 5/32 dengan yield 2.205%.
• Sementara itu, data semalam menunjukkan order untuk barang tahan lama AS (durable goods orders) mencatat kenaikan lebih rendah dari perkiraan di bulan Februari dan indikator untuk investasi bisnis juga dirilis di bawah ekspektasi, mengisyaratkan lemahnya dukungan sektor manufaktur untuk mempercepat pemulihan ekonomi AS.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar