• Bursa saham AS turun untuk kelima harinya Selasa kemarin, bersama dengan dolar AS, setelah ketua umum The Fed AS, Ben Bernanke, semalam mengakui adanya perlambatan ekonomi, namun tidak memberikan indikasi kelanjutan program stimulus moneter untuk mendukung pertumbuhan. Lemahnya dolar membantu meningkatkan harga minyak mentah, meskipun dibatasi oleh ekspektasi bahwa OPEC akan meningkatkan produksi target dalam sidangnya minggu ini serta oleh kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi akan menekan permintaan (demand).
• Bernanke dalam sebuah konferensi perbankan semalam mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS tahun ini telah terlihat agak lebih lambat dari yang diharapkan. Bernanke mengindikasikan pemulihan itu masih cukup lemah sehingga dukungan besar kebijakan moneter The Fed AS – dengan mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi masih berada jauh di bawah potensinya.
• Pasar menyerap pesimisme komentar Bernanke tersebut, dan berspekulasi bahwa level suku bunga yang ultra‐rendah masih akan dipertahankan untuk waktu yang lebih panjang dari antisipasi pasar sebelumnya – awal 2012. Diserapnya pesimisme komentar Bernanke terlihat di pasar modal, yakni valuasi transaksi saham yang rendah.
• Sebelumnya, seorang analis pasar modal dari Citigroup mengatakan bahwa bursa saham AS bisa tertekan hingga 10% dari level tertingginya bulan Mei, namun untuk mencegah gerak tajam di pasar, dia menegaskan namun hal tersebut bukan merupakan indikasi bearish trend. Jika diperoleh ekspektasi penurunan hingga 10% berarti untuk indeks S&P500 berpotensi turun hingga 1233, dari level puncaknya di bulan Mei, 1370 (2/Mei).
• Indeks bursa saham dunia yang dihitung dalam indeks MSCI naik 0,2%, menghentikan tekanan selama 4 sesi berturut‐turut karena investor mulaimembeli saham‐saham yang sedang mengalami tekanan. Sementara indeks Thomson Reuters untuk saham global naik 0,3%, indeks saham emerging market <.MSCIEF> juga naik 0,3%. Indeks saham Eropa FTSEurofirst 300 <.FTEU3> gagal mempertahankan kenaikan di sesi awal dan akhirnya ditutup melemah ke level terendah sejak pertengahan Maret. Indeks bursa saham Eropa tersebut mencatat penurunan selama 5 sesi berturut‐turut dengan akumulasi tekanan sebesar 3,3%.
• USDJPY turun ke areal level 80.00an dalam 2 sesi berturut‐turut setelah komentar Bernanke semalam. USDJPY usai penutupan AS Selasa diperdagangkan di areal 80.10 – unchanged dari sesi Senin sebelumnya. Sementara USDCHF mencapai rekor terendah (0.8327), dan dolar pun mencapai level terlemahnya selama 1 bulan atas euro (1.4696) setelah seorang pejabat Cina memberikan warning harus waspada terhadap resiko memegang aset‐aset dolar AS terlalu banyak pada saat pemerintah AS mengejar kebijakan moneter dan fiskal yang longgar. Indeks dolar AS, terhadap mata uang utama dunia, tertekan ke level terendah 1 bulan, di 73.506.
• Harapan the Fed akan mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol lebih lama, bahkan ketika bank sentral utama lainnya sudah mulai menaikkan suku bunga, telah membebani dolar dalam beberapa bulan terakhir. Bank Sentral Eropa di pertemuan regulernya Kamis besok diperkirakan akan memberikan sinyal untuk kenaikan suku kedua tahun ini, yang dapat mengimbangi kekhawatiran tentang potensi restrukturisasi utang Yunani.
• Harga minyak naik karena dolar melemah dan gejolak Timur Tengah, namun berita bahwa Arab Saudi berencana untuk meningkatkan produksi pada bulan Juni terlepas dari hasil pertemuan OPEC Rabu ini telah membatasi kenaikan minyak mentah brent dan harga mintak mentah di pasar berjangka AS. Harga minyak mentah brent di bursa berjangka London untuk pengiriman Juli <LCOc1> diperdagangkan $116,78/barel, atau hanya naik $2.30. Harga minyak mentah di bursa berjangka AS <CLc1> naik tipis di bawah level $100/barel. Sementara harga emas di pasar spot <XAU=> sebelumnya sempat naik setinggi $1550/ons, sebelum terkoreksi dan berada di areal $1544.90 usai penutupan pasar AS.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar