• Bursa saham global dan euro rebound di akhir pekan kemarin setelah pemimpin Prancis dan Jerman mengisyaratkan kesepakatan bantuan untuk menyelamatkan sesama anggota zona euro, yakni Yunani dari gagal bayar utang dan mencegah krisis global lebih luas. Namun demikian sampai tercipta realisasi, kekhawatiran terhadap isu krisis utang Yunani masih akan membayangi pasar global.
• Semakin tinggi spekulasi bahwa Yunani akan menerima bantuan lanjutan senilai €120 milyar sebelum kehabisan uang tunai musim panas ini, akan menenangkan investor yang sebelumnya diguncang volatilitas yang cukup signifikan pekan lalu – menyusul kekhawatiran bahwa kegagalan bayar Yunani bisa menular ke negara‐negara lain di zona Eropa, yang sempat memuncak ketika lembaga rating Moody’s Investors Service menyatakan kemungkinan untuk memangkas peringkat utang Italia.
• Namun, risk‐aversion (keengganan terhadap aset‐aset risiko tinggi) masih meningkat ditandai oleh penurunan harga minyak, lonjakan emas dan Swiss franc, yang secara tradisional dipandang sebagai mata uang safe haven.
• Selera rendah‐risiko memicu kenaikan obligasi pemerintah di tengah masih adanya keragu‐raguan apakah dukungan dari Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dapat mempercepat bantuan untuk Yunani.
• Merkel mengatakan pada hari Jumat bahwa Jerman dan Perancis menginginkan solusi cepat untuk kebuntuan atas paket bantuan lanjutan ke Yunani, sementara Sarkozy mengatakan tidak ada waktu untuk kalah.
• Di Yunani, Perdana Menteri George Papandreou menunjuk menteri keuangan baru, Evangelos Venizelos, dalam upaya untuk mendorong melalui reformasi ekonomi yang keras. Venizelos mengatakan ia akan meminta persetujuan dari rekan‐rekan zona euro yang pada hari Minggu (belum dirilis saat laporan ini dibuat) untuk menyetujui beberapa perubahan dari rencana penghematan (austerity measures) jangka menengah agar dapat lolos dari parlemen.
• Meskipun dibayangi review Moody’s terhadap peringkat utang Italia, EURUSD berhasil rebound kembali ke areal 1.4300an, membatasi penurunan signifikan minggu lalu. Indeks S&P500 dan Dow Jones menghentikan tekanan dalam 6 minggu berturut‐turut, meskipun S&P500 sudah terkoreksi hampir 7% di bawah level tertinggi 3 tahun yang dicapai 2 Mei lalu. Indeks FTSEurofirst 300 <FTEU3.> Eropa naik 0,2% di hari Jumat namun relatif masih tertekan di sepanjang perdagangan minggu lalu – memperpanjang rangkaian penurunan beruntun selama 7 minggu dengan akumulasi sebesar 4,8%. Indeks saham dunia dalam MSCI naik 0,4%, rebound dari level terendah 3 bulan. Namun masih terhitung melemah di sepanjang perdagangan minggu lalu, dan bahkan indeks MSCI untuk bursa saham dunia telah memasuki wilayah negatif di tahun berjalan ini.
• Spot emas naik <XAU=> di $1,537.00/ons, kenaikan terbesar harian dalam 3 minggu. Harga minyak mentah di bursa berjangka AS <CLc1> tertekan lebih dari 2% di bawah areal $93/barel, sementara minyak mentah Brent <LCOc1> Agustus di London turun ke level $113,25.
• Obligasi di pasar Treasury AS memangkas tekanan di sesi awal dan kemudian ditutup flat dipengaruhi komentar optimis terhadap kasus Yunani dari petinggi Jerman dan Perancis. Harga obligasi AS bertenor 10‐tahun <US10YT=RR> turun 3/32 denga yield sebesar 2,94% ‐ namun masih belum jauh dari level terendah selama 6 bulan.
• Prospek saham dan aset‐aset beresiko masih rentan volatilitas, mengingat tanda‐tanda perlambatan ekonomi di seluruh dunia dan masih adanya kekhawatiran atas krisis utang Yunani dan negara‐negara anggota zona‐eropa lainnya. Selain itu, fase terakhir program Quantitative Easing ke‐2 (QE2) The Fed AS yang bernilai $600 milyar, di tengah lemahnya kinerja ekonomi AS juga memberikan kekhawatiran tersendiri di antara para investor. IMF Jumat lalu juga menurunkan perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi AS dan menyerukan Washington serta negara‐negara Eropa untuk memecahkan kesengsaraan anggaran mereka. IMF juga mengatakan beberapa negara‐negara berkembang mengalami overheat ekonomi. Data terbaru akhir minggu lalu menunjukkan bahwa sentimen konsumen dan aktivitas ekonomi AS mengindikasikan sedang goyahnya pemulihan ekonomi AS.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar