• Performa obligasi pemerintah Amerika sepanjang 2011 terbukti mengungguli kinerja minyak, emas dan bahkan bursa saham global. Kecemerlangan performa obligasi pemerintah itu tidak terpengaruh pemangkasan peringkat kredit Amerika dan terus bergulirnya defisit anggaran negara Paman Sam tersebut.
• Obligasi pemerintah Amerika dengan tenor 10‐tahun memberikan return 17% sepanjang 2011, yang merupakan kenaikan terpesat sejak 2008. Sementara itu emas dan minyak masing‐masing hanya mencatatkan penguatan 10% dan 8% sepanjang 2011. Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika dengan tenor 10‐tahun <US10YT=RR> pada sesi Jumat 30 Desember 2011 lalu berada pada kisaran 1.876%, masih berada di bawah level psikologis penting 2%.
• Sementara itu bursa saham global mencatat pelemahan lebih dari 9% sepanjang 2011. Namun demikian indeks S&P 500 berhasil ditutup stagnan, didukung oleh membaiknya sinyal ekonomi dari rilis data fundamental ekonomi akhir‐akhir ini.
• Berlanjutnya kekhawatiran mengenai krisis hutang Uni‐Eropa yang berkombinasi dengan akan dipertahankannya suku bunga The Fed di level terendahnya hingga 2013 mendatang, kemudian membuat obligasi Amerika menjadi lebih menguntungkan bagi investor.
• Diantara aset‐aset berperforma terbaik lainnya, emas <XAU=> ditutup menguat 10,2% sepanjang 2011 di 1563.79 USD per troy ounce, yang merupakan performa tahunan positif secara beruntun dalam 11‐tahun berturut‐turut. Dalam beberapa bulan belakangan ini, emas kehilangan statusnya sebagai instrumen investasi safe haven yang biasanya merupakan tambatan bagi investor ditengah kondisi ketidakpastian ekonomi dan krisis global. Investor cenderung melakukan likuidasi investasi pada emas dan lebih memilih menyimpan dolar AS seiring bergulirnya krisis hutang Uni‐Eropa yang mengancam ketatnya likuiditas di pasar keuangan.
• Sedangkan harga minyak jenis U.S. crude oil prices <CLc1> mengakhiri perdagangan 2011 dengan kenaikan sebesar 8.2% di kisaran 98.83 USD per barrel, seiring destabilitas produsen minyak seperti Libia yang menutupi kekhawatiran akan berkembangnya krisis Uni‐Eropa.
• Indeks bursa saham global The MSCI All‐Country World index <.MIWD00000PUS> ditutup melemah 9,5% sepanjang 2011, meskipun mencatat penguatan 0,3% pada sesi terakhir tahun 2011 silam.Di bursa keuangan Wall Street, Dow Jones mencatat penguatan 5.5% sepanjang 2011, sementara S&P 500 ditutup stagnan.
• Pada sesi jumat 30 Desember 2011 silam, indeks Dow Jones <.DJI> tercatat melemah 69.48 poin atau 0.57% ke 12,217.56, sementara Standard & Poor's 500 <.SPX> turun 5.41 poin atau 0.43% ke 1,257.61 dan Nasdaq <.IXIC> ditutup melemah 8.59 poin atau 0.33% ke 2,605.15. Indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> tercatat menguat 0.87% pada sesi akhir tahun lalu, namun tercatat melemah 10,8% sepanjang 2011.
• Fokus investor akan terus bergulirnya krisis hutang Uni‐Eropa telah memperberat kinerja pasar keuangan sepanjang 2011. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal kedua 2012 jika belum ada perbaikan mendasar dan menyeluruh dari petinggi Uni‐Eropa.
• Euro yang terus mendapat tekanan dari berlanjutnya krisis keuangan Uni‐Eropa sempat mencapai level terendah sepanjang 10‐tahun terakhir terhadap yen dan mencatat pelemahan 3,3% terhadap dolar AS sepanjang 2011.
• Meskipun terjadi penguatan pada minyak dan emas, namun secara umum komoditas dunia lainnya mengalami pelemahan. Kondisi tersebut dapat terlihat pada indeks Thomson Reuters‐Jefferies CRB <.CRB> yang melemah 8.3% sepanjang 2011 atau merupakan pelemahan tahunan pertama kalinya sejak 3‐ tahun belakangan ini.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar