• Dolar mendapat sokongan dari rilis data AS yang menunjukkan pertumbuhan kuat pada pasar tenaga kerja ditambah tingkat pengangguran yang mencatat level terendah hampir 3 tahun, tetapi harga minyak dan saham jatuh menyusul angka optimis gagal mendorong antusiasme investor. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 8,5 persen pada Desember, dari 8,7 persen pada November yang merupakan level revisi naik dari 8,6 persen, menawarkan bukti terkuat dari percepatan ekonomi AS.
• Euro menembus level terendah hampir 16 bulan terhadap dolar setelah data yang dirilis menegaskan meningkatnya perbedaan yang terjadi antara perekonomin AS dan Eropa. Kuatnya data ekonomi sebelumnya telah membantu mengangkat euro setelah investor menjadi lebih toleran terhadap resiko buruk yang dihadapi Eropa, namun investor saat ini lebih optimis pada pemulihan ekonomi AS sementara perekonomian Eropa menghadapi resiko resesi.
• Bursa saham AS jatuh dan obligasi AS memangkas kerugiannya setelah para petinggi he Fed mengusulkan penambahan stimulus moneter. Minyak berjangka juga memangkas penguatan sebelumnya seiring menguatnya dolar. The Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 55,78 poin atau 0,45% di level 12359.92. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 3,25 poin, atau 0,25% di 1277.81, dan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 4,36 poin atau 0,16% di 2674.22.
• Ekuitas Eropa berakhir relatif stabil, setelah investor cukup puas dengan penguatan dalam 3 pekan menjelang mulainya musim laporan earnings untuk kuartal keempat pada hari Senin. FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> berakhir naik 0,03% di 1013.73 poin, dan mencatat kenaikan 1,2% dalam sepekan.
• Dolar menguat terhadap eurodan yen berkat rilis optimis data pekerjaan AS. Indeks dolar naik 0,40% di 81,258, sementara euro turun 0,48% di $ 1.2719.
• Penjualan ritel Eropa turun dan sentimen ekonomi melemah di akhir 2011, mempertegas akan terjadinya resesi. Penjualan ritel Eropa turun 0,8% di bulan
November, lebih buruk dari perkiraan. Pasar masih melihat kemungkinan euro mengalami tekanan menjelang lelang obligasi Italia dan Spanyol pekan ini.
• Sejumlah petinggi The Fed pada Jumat kemarin mengusulkan untuk dilakukan penambahan stimulus moneter guna mambantu sektor perumahan, sebuah upaya untuk mendorong perbaikan pada ekonomi dan sektor perbankan. Harga obligasi tenor 30 tahun naik 30/32, mendorong yield‐nya turun ke 3,02%. Sedangkan obligasi tenor 10 tahun naik 10/32, dan mendorong yield‐nya turun di bawah 2% menjadi 1,96%. Kalangan analis memperkirakan kuatnya penawaran pada lelang obligasi AS mendatang, dimulai dengan penjualan obligasi tenor 3 tahun yang baru sebesar $32 milyar pada hari Selasa.
• Kuatnya nilai tukar dolar telah menekan harga minyak dan mengurangi kekhawatiran mengenai kemungkinan berkurangnya suplai minyak akibat ketegangan antara Iran dan pihak Barat. Harga minyak masih berpotensi naik lebih dari 4% di pekan pertama 2012 setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, sebagai jalur vital perdagangan minyak dunia, dan kemungkinan larangan ekspor ke Eropa. Brent crude futures <LCOc1> naik 32 sen di $113.06 per barel. . U.S. light sweet crude oil <CLc1> turun 25 sen di $101.56 per barel.
• Emas juga terkoreksi, mengakhiri kenaikannya selama 5 hari terakhir, namun perdagangan masih terlihat belum stabil. Harga emas berjangka pengiriman Februari turun $3,30 di $1616.80.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar