- IHSG akhirnya terkoreksi juga oleh aksi profit taking dari pihak asing dan pihak lokal, sehingga penurunan cukup dalam juga sebesar -1%, bahkan sempat turun diatas 1%,.
- Seperti yang berulang kali, setiap break new high, selalu kemudian terjadi asing net sell dana beberapa hari, artinya naik 2-3 hari, namun setelah itu koreksi 4-5 hari disertai oleh asing net sell cukup agresif, so fenomena ini bisa menjadi ancaman dan bisa jadi peluang dari sisi mana kita bisa aman dan dan sisi mana bisa jadi ancaman.
- IHSG masih berpeluang turun hingga level 5015-4993, apabila penurunan hingga level 4921, maka akan membuat IHSG menjadi berubah arah dari up trend menjadi konsolidasi atas down trend.
- Seperti biasa asing melakukan net selll pada saham-saham blue chips seperti ASII, BMRI, INDF, BBNI, BBTN, BBRI, SMCB, CPIN, sedangkan asing melakukan net buy pada saham PGAS, UNTR, MAPI, UNVR, SCMA, LPPF, MSKY, namun valuenya tidak sebesar asing net sell.
- Cukup banyak juga saham-saham yang break down support seperti saham BBRI, BMRI, ASII, SSIA, ASII, dlsb, namun beberapa saham juga ada yang break up resist seperti LPCK, BMTR, MNCN, MAPI, dlsb.
- trading saat ini jauh lebih menguntungkan dan memperkecil resiko daripada buy and hold, karena IHSG berada diposisi tinggi, semakin tinggi IHSG, maka akan semakain terjadi volatile market yang besar.
- Untuk saham-saham yang bagus pertimbangan kembali membeli pada saat penurunan mencapai fibo 50%, atau bahkan menjadi 100%.
- Kebijakan pemerintah untuk menaikan subsidi BBM konon akan jadi dinaikan pada awal Juni 2013. Dampak terhadap saham-saham ASII dan yang terkenan faktor inflasi tinggi, seperti banking dan property. namun baik untuk saham-saham konstruksi dan consumer.
- IHSG saat ini tidak begitu terpengaruh oleh Dow, Eropa dan Asia, karena IHSG mempunyai kenaikan yang sudah tinggi, sehingga kejadian luar negeri sudah price in, kondisi jenuh beli yang menyebabkan IHSG turun, dan biasanya ini bisa terjadi beberapa hari.
- Kemarin semua sektor terkoreksi, kecuali sektor AGRI, sedangkan saham property yang naik signifikant hanya pada saham SMRA, LPCK, CTRP, CTRS, CTRA, khusus untuk saham Ciputra group, yang naik tinggi dan yang lap keu bagus adalah saham CTRP, so jangan disamakan semua dengan CTRA dan CTRS, sekalipun saham-saham tsb dalam 1 group ciputra.
- Sedangkan saham Bimantara group yang masih tetap berjaya adalah saham MNCN yang selalu menjadi saham pilihan dan unggulan penulis.
- Bagaimana dengan saham Bakrie, sementara tidak ada tanda-tanda tuh, semuanya diam saja, semuanya tergantung kepada Fundamentalnya perusahaan itu, saham Bakrie yang membukukan pertumbuhan laba hanya saham VIVA dan ENRG.
MAPI
MDLN
LPCK
Tabel entry, stop dan target harga :
Warna biru : adalah saham-saham yang bullish dan berpeluang untuk break out.
Warna putih : adalah saham-saham yang masih bearish namun berpotensi naik.
Trade Signal : Ini sinyal2 yang dihasilkan pada saat explorasi.
Strenght : Berhubungan dengan kondisi trend. Semakin besar posisinya artinya semakin bullish. (Max 100 minimal -100), Penulis kadang tidak menimbulkan kolom strenght, bila saham pilihannya terlalu banyak, karena Penulis sudah pilihkan dengan saham yang berwarna hijau, biru dan putih.
VChg : adalah perubahan volume terhadap hari sebelumnya, semakin besar perubahan volume'nya, berarti semakin bagus.
W/B : White and Black. Ini menghitung body candle. Bila -4 artinya 4 hari berturut-turut candlenya hitam (Close > Open).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar