• Dolar menguat terhadap yen Jepang dan juga sejumlah rival utamanya pada hari Senin setelah G7 mendukung upaya Jepang untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui pembelian aset, sementara harga minyak dan emas jatuh disebabkan penguatan dolar.
• Kenaikan yang mengejutkan pada data retail sales AS di bulan April memperkuat pandangan membaiknya perekonomian AS. Optimisme terhadap data‐data ekonomi AS telah mendorong penguata dolar belakangan ini, dan menyebabkan Goldman Sachs dan JPMorgan meng‐upgrade ekspektasi mereka untuk PDB‐Q2 AS.
• Di Wall Street, indeks S&P 500 hampir menebus seluruh kerugian yang dibuat di awal sesi akibat profit‐taking pasca rebound tajamnya akhir pekan kemarin, sementara melemahnya saham sektor perbankan telah menekan indeks saham Eropa.
• "The value of the dollar has weighed on the prices of all commodities, especially the more sensitive ones such as oil and gold," kata Harry Tchilinguirian, head of commodity market strategy pada BNP Paribas.
• Menguatnya dolar membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang diluar dolar.
• Meningkatnya optimisme terhadap prospek ekonomi AS pasca rilis data retail sales telah memicu turunnya harga Treasury. Selama lebih dari sepekan terakhir, yield dari Treasury AS tenor 10 tahun telah naik 0,30% dari level terendahnya tahun ini menyusul rilis lebih baik untuk data pekerjaan periode April dan menguatnya dolar atas yen.
• Dolar, yang telah naik 5% terhadap sejumlah rival utamanya sejak Februari, dan naik 2 kali lipat terhadap yen, tampaknya tidak mungkin goyah setelah para pejabat G7 yang bertemu selama akhir pekan di Inggris tidak terlalu mengkhawatirkan tentang kemerosotan mata uang Jepang. Indeks dolar terakhir tercatat naik 0,17% di 83,278.
• Dolar menembus level tertinggi 4‐1/2 tahun di 102,14 yen di sesi Asia, namun kemudian ditutup relatif stabil di sekitar 101,84 yen setelah rilis data retail sales AS. Euro naik 0,08% terhadap dolar di $1,2969 setelah menembus level terendah 5 pekan terhadap dolar di pekan lalu.
• Harga minyak Brent ditutup melemah $1,09 atau 1,05% di $102,82 per bael, menyusul berlimpahnya suplai dan menguatnya dolar. Sedangkan harga minyak berjangka AS turun 87 sen atau 0,91% di $95,17 per barel. Data industrial output Cina yang dirilis lebih rendah dari perkiraan juga turut menekan harga minyak. Sedangkan London copper <CMCU3> berhasil naik 0,09% ke $7382 per ton, menyusul data telah menaikkan harapan bahwa pihak otoritas moneter di negara konsumen logam terbesar dunia tersebut mungkin memulai pelonggaran lebih lanjut untuk mendukung permintaan. Industrial output tahunan Cina naik 9,3% di bulan April, naik dari level terendah 7 bulan di 8,9% di bulan Maret meskipun masih sedikit di bawah ekspektasi terjadi ekspansi 9,5%. Sementara itu harga emas jatuh 1,17% ke 1430,61 per ons.
• Dengan indeks Standard & Poor's 500 <.SPX> ditutup pada level tertingginya pada hari Jumat dan saham Eropa bergerak di sekitar level tertinggi 5 tahun, memicu investor untuk melakukan profit‐taking.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 26,81 poin atau 0,18% di 15091,68. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> berakhir naik 0,07 poin atau 0,00% di 1633,77. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> ditutup naik 2,21 poin atau 0,06% di 3438,79.
• FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> ditutup melemah 0,2% di 1231,05, sementara MSCI global index <.MIWD00000PUS> turun 0,05% di 374,04, hanya beberapa poin di bawah level tertinggi 5 tahun yang dicapai pekan lalu.
• Di pasar obligasi, Treasury AS tenor 10 tahun ditutup melemah 5/32 dengan yield 1,919 persen, sedikit di bawah level yield tertinggi 6 pekan yang dicapai sebelumnya. German Bund futures <FGBLc1> naik 0,1% di 144,82. Italy's three‐year debt costs <IT3YT=RR> jatuh ke level terendahnya sejak Januari.
• Kepala bank sentral Italia, Ignazio Visco, yang juga sebagai Anggota Dewan Kehormatan ECB dalam sebuah wawancara dengan CNBC mengatakan ECB dapat memberlakukan suku bunga deposito negatif untuk membantu mempertahankan ekonomi zona euro dari keterpurukan, memperkuat pernyataan Presiden ECB Mario Draghi yang telah dilontarkan sebelumnya. Tingkat suku bunga deposito negatif berarti bank‐bank harus membayar ECB untuk memegang deposito euro. Langkah seperti itu dapat mendorong uang keluar dari zona euro ke aset berimbal hasil lebih tinggi lainnya dan mendorong bank‐bank untuk meminjamkan uang, bukan menahannya di bank sentral
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar