• Dolar menguat terhadap yen dan euro pada hari Senin dan bursa saham AS ditutup pada rekor tertinggi baru menyusul prospek ekonomi AS terlihat cerah pasca laporan data ketenagakerjaan AS pekan lalu. Saham keuangan pimpin penguatan Wall Street, dengan saham Bank of America <BAC.N> naik 5,2% setelah mencapai penyelesaian dengan ikatan asuransi MBIA Inc.
• Euro terkoreksi terhadap dolar setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan ECB, yang baru saja memangkas suku bunganya pekan lalu, tengah mencermati perkembangan rilis data dan siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
• Indeks PMI yang dirilis hari Senin kemarin menunjukkan resesi melanda zona euro dan pertumbuhan bisnis melambat di Cina, menambah kondisi suram dari laporan pertumbuhan korporasi AS yang juga melambat di bulan April.
• Banyak kalangan analis memprediksi terjadi gerak mundur pada ekuitas AS dalam pekan‐pekan saat ini, menyusul indeks S&P 500 berlanjut mencatat level tertingginya. Wall Street secara umum mampu menghindari koreksi setelah pelaku pasar melakukan bargain hunting. Penguatan yang terjadi di hari Senin melanjutkan apresiasi kuat saham sejak awal tahun ini. Mengakomodasi kebijakan moneter yang telah mempertahankan suku bunga rendah, seperti halnya laporan keuangan yang sehat, telah mengangkat S&P 500 sebesar 13,5% sepanjang tahun ini.
• Data pekerjaan AS meningkat melampaui perkiraan di bulan April, dengan 165000 pekerjaan yang tersedia, dan perekrutan tenaga kerja jauh lebih kuat dibandingkan dengan yang diperkirakan dalam 2 bulan sebelumnya, demikian pemerintah AS mengatakan. Laporan tersebut telah mengurangi kekhawatiran terhadap rilis data lainnya yang mengisyaratkan ekonomi AS kehilangan momentumnya.
• Dow Jones industrial average <.DJI> turun 5,07 poin atau 0,03% dan ditutup di 14968,89, sedangkan S&P 500 <.SPX> naik 3,08 poin atau 0,19% ke 1617,5 dan Nasdaq Composite <.IXIC> bertambah 14,34 poin atau 0,42% ke 3392,97.
• MSCI world equity index <.MIWD00000PUS> naik kurang dari 0,1%, tertekan oleh pelemahan di sejumlah saham Eropa. Sedangkan Nikkei futures <NKc1> yang berdenominasi dolar menembus level tertinggi 5 tahun yang baru.
• Brent crude futures <LCOc1> berakhir naik 1,2% di $105,46 menyusul kekhawatiran terhadap pasokan setelah serangan udara Israel terhadap Syria pada hari Jumat dan Minggu kemarin. Perdagangan terlihat fluktuatif seiring kekhawatiran terhadap buruknya data dari Cina dan zona euro. U.S. crude futures <CLc1> berakhir naik 0,6% di $96,16.
• Dolar terapresiasi dalam 3 hari berturut‐turut terhadap yen dan semakin mendekati kesempatan untuk menembus level psikologi 100 yen setelah rilis mengejutkan data pekerjaan AS pekan lalu memperkuat optimisme terhadap perekonomian AS. Yen merosot 0,3% ke 99,37 yen per dolar, setelah menembus 99,45 yen, level terendahnya sejak 25 April. Euro juga melemah terhadap dolar setelah komentar Draghi mengenai kemungkinan dilakukan pelonggaran moneter lanjutan oleh ECB, meskipun masih bergerak di kisaran pekan lalu. Euro terkoreksi 0,3% ke $1,3077.
• Harga Treasury AS turun, masih terpengaruh oleh hasil rilis data pekerjaan AS pekan lalu, dimana mendorong naiknya yield obligasi ke level tertinggi dalam 3 pekan. Yield obligasi AS diprediksi masih akan tetap tinggi menyusul investor bersiap untuk suplai obligasi baru senilai $72 milyar pekan ini. Yield Treasury tenor 10 tahun 1,76%, naik dari 1,74% pada hari Jumat dan naik dari 1,62% sebelum rilis data pekerjaan.
• Sementara itu, milyader Warren Buffett dalam wawancara dengan CNBC mengatakan ekonomi AS tengah memulih, namun suku bunga rendah telah membuat obligasi menjadi sebuah "Investasi yang mengerikan" sementara saham tetap "terjangkau."
• Harga emas melemah ditengah perdagangan yang tipis. Emas turun 0,1% di $1469 per ons.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar