• Bursa saham AS mencatat rekor tertinggi di hari Rabu kemarin menyusul rilis data yang lemah memperkuat ekspektasi bahwa kebijakan moneter longgar bank sentral akan dilanjutkan, sementara spekulasi bahwa Eropa terjebak dalam resesi telah memicu koreksi euro ke level terendah 6 pekan terhadap dolar.
• U.S. producer prices mencatat penurunan tertajamnya dalam 3 tahun dan factory output turun lebih rendah dari perkiraan di bulan April, memperkuat indikasi The Fed akan melanjutkan dukungannya untuk percepatan pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter longgarnya, sementara peningkatan kuat yang diluar dugaan pada pembangunan perumahan juga turut menopang kenaikan bursa saham.
• Sejumlah pejabat The Fed telah menyuarakan keprihatinan tentang risiko perlambatan pertumbuhan di harga domestik ‐ atau disinflasi ‐ bola salju ke dalam deflasi yang dapat melumpuhkan perekonomian seperti yang terjadi di Jepang pada era 1990‐an. Pembelian obligasi bank sentral AS telah dimaksudkan untuk mencegah koreksi tajam inflsi bersama dengan tujuan menurunkan pengangguran.
• Sementara AS tengah giat memacu pertumbuhan ekonominya, data semalam menunjukkan ekonomi zona euro mengalami kontraksi dalam 6 kuartal berturut‐turut di kuartal pertama tahun ini dan memicu tekanan jual pada euro dan menambah peluang bahwa ECB kemungkinan akan memangkas suku bunganya kembali di tahun ini.
• Tumbuhnya keyakinan bahwa The Fed dan ECB akan mempertahankan kebijakan stimulus mereka telah mengurangi koreksi yang terjadi pada harga saham AS dan mengangkat saham Eropa ke level tertinggi multi tahunannya yang baru. Hal ini juga mendorong meningkatnya permintaan pada Treasury AS dan Bunds Jerman meskipun kemudian permintaannya menurun seiring dengan naiknya bursa saham AS.
• Namun, laju pertumbuhan ekonomi yang lamban di Amerika Serikat dan rekor tertinggi tingkat pengangguran di Perancis dan Spanyol menyoroti batas kebijakan moneter ultra‐longgar untuk membantu keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.
• Buruknya data ekonomi Eropa telah memicu kekhawatiran akan turunnya permintaan minyak dan mendorong Bren berjangka di London turun di bawah $102 per barel di awal perdagangan, namun kemudian berhasil rebound seiring naiknya harga ekuitas.
• Sementara euro melemah, dolar bergerak di kisaran level tertinggi 4‐1/2 tahun terhadap yen dan membantunya terapresiasi terhadap sejumlah rival utamanya. Indeks dolar mencatat level terkuatnya sejak bulan Juli.
• Penguatan dolar telah mengurang kepemlikan emas investor, yang mana turun 2,3% ke level terendah 3 pekan di $1389,04 per ons, melanjutkan koreksinya dalam 5 sesi berturutan.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 60,44 poin atau 0,40% di 15275,69. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> ditutup naik 8,44 poin atau 0,51% di 1658,78. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> berakhir naik 9,01 poin atau 0,26% di 3471,62. Indeks Dow dan S&P 500 telah mencatat kenaikan sekitar 16% sepanjang tahun ini, melampaui kenaikan indeks FTSEurofirst 300 yang mencatat kenaikan 10%. Namun kinerja ketiga indeks masih terlihat lemah dibandingkan dengan indeks Nikkei Tokyo yang berhasil mencatat kenaikan 45%.
• Sementara The Fed membeli obligasi tiap bulannya senilai $85 milyar, ECB justru memangkas suku bunga ke rekor terendah 0,50% pekan lalu, menyusul rencana stimulus BOJ senilai $1,4 trilyun yang diumumkan di bulan April.
• Indeks saham Eropa, FTSEurofirst 300 index <.FTEU3>, berakhir naik 0,7% di 1245,66, level tertingginya sejak medio 2008.
• Naiknya harga ekuitas telah mengangkat MSCI global index <.MIWD00000PUS> untuk ditutup naik 0,3% di 377,54, level tertingginya sejak Juni 2008.
• Di pasar obligasi, yield untuk Treasury AS tenor 10 tahun turun 4 basis poin ke 1,945 persen setelah mencatat level tertinggi 7 pekan di hari Selasa. Yield Treasury AS tenor 10 tahun memangkas koreksi yang terjadi di awal sesi, setelah sebuah survey swasta menunjukkan kepercayaan pengembang perumahan AS meningkat melebihi perkiraan di bulan Mei, mengindikasikan berlanjutnya peningkatan di pasar perumahan. German Bund futures <FGBLc1> naik 6 basis poin ke 144,80, bertahan di atas level terendah 7 pekan yang terjadi di hari Selasa. Sedangkan harga obligasi Yunani tenor 10 tahun meningkat setelah Fitch Ratings menaikkan peringkat utang negara tersebut dari status sampah, dengan mengatakan reformasi yang dilakukan telah mengurangi resiko Yunani untuk keluar dari keanggotaan zona euro. Perhatian pasar juga tertuju pada rencana Italia meluncurkan obligasi baru tenor 30 tahun untuk mengikuti kesuksesan penjualan obligasi tenor 10 tahun oleh Spanyol Selasa kemarin.
• Euro terkoreksi 0,3% terhadap dolar di $1,2880 dan turun 0,46% terhadap yen di 131,69 yen di akhir sesi New York. Indeks dolar naik 0,24% ke 83,799 meskipun dolar terkoreksi 0,1% terhadap yen Jepang.
• Menguatnya dolar telah memukul harga komoditas, seperti minyak. Namun harga minyak kemudian berhasil bangkit seiring naiknya harga ekuitas. Harga minyak Brent berakhir naik $1,08 atau 1,05% di $103,68 per barel, sementara harga minyak mentah AS ditutup naik 9 sen atau 0,1% di $94,30 per barel
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar