• Dolar menguat ke level tertnggi 7 bulan terhadap sejumlah rivalnya pada perdagangan hari Rabu dan indeks Dow Jones terapresiasi untuk ke‐9 kalinya secara berturut‐turut setelah data retail sales AS dirilis positif dan memperkuat optimisme terhadap pemulihan ekonomi AS.
• Kondisi ekonomi AS yang sedang memulih kontras dengan masalah krisis keuangan yang terus melanda zona euro. Lelang obligasi Italia yang mengecewakan dan rilis buruk data sektor industri Eropa telah memukul euro dan menaikkan yield obligasi Italia dan juga obligasi negara anggota zona euro lainnya.
• Harga minyak jatuh menyusul naiknya stok minyak AS laporan yang bearish dari Badan Energi Internasional (EIA).
• Pemerintah AS melaporkan retail sales naik 1.1% di bulan Februari, kenaikan terbesarnya sejak September.
• Indeks dolar, yang menunjukkan kekuatan dolar atas sejumlah rival utamanya, naik 0.43% di 82.936, dimana sebelumnya sempat terapresiasi ke 83.055, level tertingginya sejak 3 Agustus. Sedangkan euro melemah 0.6% ke $1.2953. Mata uang tunggal Eropa tersebut mencatat intraday low di $1.2922, level terendahnya sejak 10 Desember. Pelemahan euro disebabkan oleh hasil lelang obligasi Italia yang mengecewakan.
• Italia menjual 5.32 milyar euro untuk obligasi baru tenor 3 tahun dan 15 tahun, dengan mencatat yield tertingginya sejak Desember lalu untuk obligasi jangka pendek. Yield untuk obligasi Italia tenor 10 tahun di pasar terbuka naik 8 basis poin menjadi 4.66%.
• Hasil lelang obligasi Italia telah menyebabkan tertekannya bursa saham Eropa dan memberi tekanan pada Wall Street meskipun terdapat rilis optimis data retail sales AS.
• Rally masih berlanjut di Wall Street, meskipun kenaikannya tidak terlalu tajam karena investor melakukan konsolidasi posisi setelah penguatan tajamnya di kuartal pertama tahun ini. Kenaikan pada indeks Dow telah menjadikan kenaikan terlamanya secara berturut‐turut sejak November 1996.
• Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 5.22 poin atau 0.04% di 14,455.28. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> berakhir naik 2.04 poin atau 0.13% di 1,554.52. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> ditutup menguat 2.80 poin atau 0.09% di 3,245.12. Indeks S&P 500 mendekati all‐time closing high di 1,565.15 dan sekitar 1% di bawah all‐time intraday high di 1,576.09 – yang keduanya dicapai pada 2007.
• Data retail sales AS telah memberi dukungan positif pada bursa saham eropa, menyusul data tersebut memberikan gambaran membaiknya perekonomian AS. FTSEurofirst 300 share index <.FTEU3> berhasil bertengger di teritorial positif untuk ditutup menguat 0.01% di 1,194.1.
• Sementara indeks ekuitas global dalam MSCI berakhir melemah 0.34% di 359.52, tertekan oleh penurunan 0.6% pada indeks Nikkei Jepang.
• Rilis positif data retail sales AS telah memicu turunnya harga obligasi, namun kemudian berhasil rebiund berkat kuatnya permintaan pada abligasi tenor 10 tahun yang mencatat nilai $21 milyar. Harga obilgasi AS tenor 10 tahun berakhir melemah 1/32 dengan yield 2.023%.
• Di pasar komoditas, harga minyak mencatat turun setelah laporan dari Badan Energi Internasional (EIA) mengatakan produksi minyak AS akan cukup untuk melindungi terhadap kemungkinan terkendalanya suplai minyak. Brent crude <LCOc1> berakhir melemah $1.13 atau 1.03% di $108.52 per barel sementara U.S. oil <CLc1> turun 2 sen atau 0.2% di $92.52, mengakhiri rally‐nya selama 4 hari terakhir.
• Harga emas turun terkait rilis data retail sales AS dan setelah harga turun untuk kedua kalinya hingga menembus di bawah $1.600 per ons mendorong investor untuk melakukan aksi jual. Harga emas turun 0.19% di $1,589.10 per ons, setelah awalnya menembus level tertinggi 2 pekan di $1,599.10.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar