• Bursa Wall Street jatuh pada perdagangan hari Jumat dipicu anjloknya saham JPMorgan Chase yang menyebabkan terhentinya rally Dow Jones yang telah berlangsung dalam 10 hari berturutan, sementara dolar terkoreksi dari level tertinggi 7 bulan meskipun indikasi membaiknya perekonomian AS terus berlangsung. Dengan melemahnya bursa saham AS menyebabkan Standard & Poor's 500 index <.SPX> gagal untuk kembali menembus level penutupan tertingginya sepanjang masa, sementara bursa saham Eropa terkoreksi dari posisi tertinggi 4‐1/2 tahun.
• Investor berlomba untuk berinvestasi kedalam emas dan juga obligasi pemerintah AS mauoun Jerman menjelang akhir pekan kemarin.
• Optimisme pada peningkatan perekonomian AS, bersamaan dengan kekhawatiran terkendalanya pasokan dari Timur Tengah, telah memicu naiknya harga minyak di sesi London menembus di atas $110 per barel.
• Dengan membaiknya pasar tenaga kerja AS, meskipun terjadi kenaikan pajak dan pemangkasan belanja pemerintah, maka prospek saham dalam jangka panjang masih relatif cerah.
• Indikasi membaiknya pasar tenaga kerja juga didukung oleh rilis optimis data sektor manufaktur AS, meskipun optimisme pasar tertekan oleh data inflasi yang dirilis lebih tinggi dari perkiraan yang mencatat 0.7% di bulan Februari dan melemahnya data kepercayaan konsumen yang cukup mengejutkan.
• Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 25.03 poin atau 0.17% di 14,514.11. Sedangkan S&P 500 kehilangan 2.53 poin atau 0.16% di 1,560.70. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> jatuh 9.86 poin atau 0.30% ke 3,249.07. Setelah S&P 500 mencatat level penutupan sekitar 4 poin di bawah level penutupan tertingginya yang dicapai pada hari Kamis, indeks terkoreksi di sesi Jumat akibat melemahnya saham JPMorgan <JPM.N>, yang merupakan komponen dari indeks Dow dan S&P.
• Saham bank AS terbesar berdasarkan aset jatuh menyusul berita bahwa The Federal Reserve telah menyarankan JPMorgan dan Goldman Sachs <GS.N> harus memperbaiki kelemahan dalam cara mereka mengatur pembayaran modal kepada pemegang saham. Selain itu, sebuah laporan Senat menuduh JPMorgan telah mengabaikan risiko, menyesatkan investor, berjuang dengan regulator dan mencoba untuk bekerja di luar aturan karena menjamurnya kerugian dalam portofolio derivatif. Saham JPMorgan merosot 1.9% pada $50.02 per saham. Namun saham bank AS lainnya berhasil rebound dari kerugian awal, dengan S&P Financial index <SPSY.> merayap naik 0.27%.
• FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> ditutup melemah 0.4% di 1,203.01. Namun indeks mencatat kenaikan mingguan kelimanya dan bergerak di sekitar level tertingginya sejak medio 2008. Sementara di awal sesi sebelumny, indeks Nikkei Jepang berakhir naik 1.45%, menguat dalam 5 minggu berturutan.
• Melemahnya bursa saham telah mendorong naiknya harga emas dan obligasi. Treasury AS tenor 10 tahun naik 13/32 dengan yield 1.991%, level terendah 1 pekan, sementara obligasi Jerman, Bund futures <FGBLc1>, naik 0.22% di 143.45. Emas naik 0.1% ke $1,591.04 per ons.
• Sementara rally dolar terhenti setelah melemah 0.56% ke level terendah 1 pekan terhadap sejumlah rival utamanya setelah mencatat level tertinggi 7 bulan pada hari Kamis. Euro menguat 0.52% ke $1.3071, rebound dari level terendah 3 bulan pada hari Kamis di $1.2911, dan mencatat kenaikan mingguan keduanya terhadap dolar.
• Persepsi bahwa inflasi AS masih terkendali meskipun terjadi lonjakan pada harga bensin sebelumnya di tahun ini telah mengurangi kekhawatiran The Fed akan mempertimbangkan permulaan untuk keluar dari langkah pelonggaran kuantitatif yang agresif yang telah membantu mendorong naiknya harga aset global.
• Harga minyak naik dengan U.S. crude oil <CLc1> ditutup menguat 42 sen atau 0.45% di $93.45 per barel, sementara Brent <LCOc1> naik $1.07 atau 0.98% di $110.03.
• Kekhawatiran mengenai pasokan muncul kembali ketika Presiden Barack Obama, menjelang kunjungan ke Israel pekan ini, mengatakan kekuatan militer tetap menjadi pilihan jika sanksi dan diplomasi gagal untuk menghambat ambisi nuklir Iran.
(vaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar