Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Rabu, 23 Februari 2011

Gejolak Politik Dunia

Setelah Mesir, Tunisia, bergejolak dan berhasil menumbangkan pemerintahannya, rakyat Timur-Tengah nampak latah. Mungkin mereka berpikir bahwa pemerintah seharusnya membuat mereka makmur, ternyata tidak bisa. Dalam pemikiran saya, selalu berpendapat bahwa kalau mau makmur maka harus menanam tanaman yang berguna, membuat produk-produk yang berguna, menyediakan jasa pelayanan yang berguna seperti pelayanan kesehatan oleh dokter, suster dan staf kesehatan. Kalau dilihat, yang disebut pemerintah hanya sebagian kecil saja yang melakukan hal ini. Dokter pemerintah misalnya, atau guru, atau sebagian kecil polisi. Selebihnya, malah bikin sengsara. Tukang pajak seperti Gayus, orang-orang yang bekerja di bank Indonesia, atau yang berkerja di departemen-departemen seperti Depnaker, DepAg, Dep-Perawan, Dep pemuda dan olah raga, Dep pertanian......, dll. Orang di departemen pertanian tidak menanam padi atau kedelai untuk rakyat. Yang mereka kerjakan entah apa. Pegawai di departemen pertanian. Entah apa yang dikerjakan. Seorang kerabat ada yg bekerja di departemen pertanian, kerjanya membuat konsep peraturan. Saya, sering tanya, apakah peraturan-peraturan itu bisa membuat padi lebih subur, atau tanaman sawit lebih banyak buahnya? Anda tahu jawabnya. Atau dengan UU agraria yang membatasi kepemilikan tanah antara 5-20 ha, apa bisa membuat petani kaya. Anda tahu jawabannya, kalau 1 ha sawah hanya bisa menghasilkan 8 ton padi setiap panen, bagaimana dengan 5 ha. Tinggal dikalikan saja. Dan apa yang bisa dilakukan dengan penghasilan 90 – 120 ton padi. Tidak akan membuat petani kaya, kecuali dengan menaikkan harganya......

Politikus berjanji dengan janji yang tidak bisa ditepati. Mereka tidak menanam padi untuk makan rakyat, atau membuat bus untuk transportasi, atau mencari minyak. Politikus hanya mengambil dari si A dan diberikan kepada si B. Kalau si A juga kekurangan, maka semua orang kekurangan. Atau orang-orang produktif seperti si A hengkang, pergi ke Singapura, Hongkong, Swiss, yang pajaknya kecil. Yang terjadi adalah pemiskinan. Dan lama-lama rakyat menjadi kesal.
Rakyat Tunisia kesal sampai ada yang membakar diri, yang akhirnya menginspirasi banyak orang untuk menumbangkan Ben Ali – presiden Tunisia. Kemudian rakyat Mesir melihat kok Tunisia bisa mendepak presidennya, eh.... apa salahnya mereka juga mendepak Hosni Mubarak. Setelah itu Libya. Apa salahnya mencoba mendepak Gaddafi. Terus kemudian Bahrain, tempat hiburan orang-orang Saudi. Kenapa tidak mencoba mendepak Hamad ibn Isa Al Khalifa. Kalau ingat Bahrain ini adalah negara yang menarik. Teman-teman saya yang bekerja di Arab Saudi bercerita , kalau ingin menyalurkan hasrat sexnya dan keinginan minum alkoholnya mereka pergi ke Bahrain.
Selain Bahrain, ada lagi yang bergejolak......, Yaman, dan yang terbaru adalah Kuwait. Kuwait ini padahal negara yang makmur. Pemuda-pemuda yang baru lulus universitas sudah punya asset paling tidak $50,000 yang berupa rumah dan mobil untuk bisa kawin. Apa itu tidak makmur?


Libya
Keributan dimulai dari kota Bengharzi, kota kedua terbesar setelah Tripoli. Penyebabnya adalah sudah bosan dengan presidennya, Gaddafi. Untuk meredam aksi protes pemerintah menyewa tentara bayaran Afrika untuk menembaki para demostran. Dan terakhir, anak Muhammar Gaddafi mengatakan akan ada sungai darah. Maksudnya mungkin ancaman.
Apakah akan Gaddafi akan bernasib sama dengan Hosni Mubarak dan Ben Ali? Gossipnya Gaddafi sudah lari ke Amerika Selatan. Bawa uang korupsinya tentunya, seperti istrinya Ben Ali yang lari ke Saudi Arabia.

Kuwait
Berita terkini, kerusuhan di Kuwait dipicu oleh ketidak puasan para warga Badui Arab yang tidak diakui sebagai warga Kuwait. Padahal mereka tinggal di Kuwait dan orang Arab. Mereka ini tidak memperoleh tunjangan dari pemerintah. Tentu saja mereka iri karena tetangganya yang dianggap sebagai warga negara hidupnya makmur. Tanpa kerjapun dapat uang. Oleh sebab itu mereka minta jatah.


USA Memperebutkan Uang yang Tidak Ada
Lain di Timur-Tengah, lain pula di Amerika Serikat. Minggu lalu ada sekitar 70 ribu orang (beberapa sumber mengatakan 40 ribu, mana yang benar entahlah, pokoknya adalah puluhan ribu), berdemonstrasi di kota Madison, Wisconsin. Yang dituntut adalah dibatalkannya rencana undang-undang yang intinya pemotongan budget pemerintah untuk kesejahteraan pegawai pemerintah. Mereka tidak mau dipotong upahnya atau benefitnya. Padahal kondisi penggajian di sektor swasta jauh lebih buruk.
Pegawai negri dan aktivis serikat pekerja pegawai pemerintah turun ke jalan memprotes rencana peraturan ini. Persoalan utamanya ialah, bahwa pemerintah negara Wisconsin tidak punya uang. Pemasukan pajak tidak cukup. Defisit mereka $ 300 milyar, sedangkan dengan rancana pengetatan ini hanya akan menghemat 300 juta. Mereka masih perlu 9 kali lebih banyak pemotongan-pemotongan belanja negara. Dengan kata lain para pegawai negri ini meminta uang yang tidak ada di kantong pemerintah. Maksudnya “Ayo pajaki lagi rakyat!!!!”. Itu maksudnya. Entahlah apa mereka bisa melakukannya tanpa menjadi Mesir dan Tunisia pertama di daratan Amerika.

Protes ini adalah protes yang korup. Orang memperebutkan uang yang tidak ada, menuntuk hak-hak memaksakan kehendak dengan serikat pekerjanya dan memalsukan surat sakit.

Salah satu yang diinginkan oleh para demonstran adalah mereka bisa melakukan pemaksaan dan penekanan kepada majikan melalui serikat pekerja dalam hal-hal yang berkaitan dengan gaji dan benefit. Dengan hak-hak itu artinya antara buruh dan majikan tidak lagi duduk di meja yang sama, tetapi majikan ditodong dengan senjata yang bernama undang-undang. Itulah demokrasi....., seperti Russia ketika revolusi Bolsvik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar