Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Jumat, 28 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 28 JUNI 2013


• Pasar ekuitas global dan obligasi melanjutkan apresiasinya pada hari Kamis, menunjukkan semakin stabilnya kondisi keduanya setelah mengalami tekanan jual secara dramatis menyusul meredanya spekulasi mengenai akan segera dicabutnya program stimulus The Fed.
• Harga Treasury AS naik, melanjutkan rebound‐nya pasca koreksi tajamnya pekan lalu, menyusul penjualan obligasi tenor 7 tahun menunjukkan penawaran yang lebih agresif dari perkiraan pasar. Treasury merosot pekan lalu setelah Kepala The Fed Ben Bernanke mengatakan The Fed dapat menarik kembali program pembelian obligasi per bulannya senilai $85 milyar segera setelah ekonomi membaik. Namun harga Treasury meningkat pekan ini setelah tekanan jual sebelumnya membawa yield ke level tertinggi dalam 22 bulan.
• Bursa saham AS naik untuk hari ketiga secara berturut‐turut, dengan indeks S&P 500 membukukan kenaikan 3 hari terbaiknya sejak Januari setelah 3 anggota The Fed berusaha untuk meredam gagasan bahwa bank sentral akan segera mengakhiri kebijakan moneter akomodatif, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif.
• Sementara itu, sejumlah laporan optimis ekonomi AS pada sektor perumahan dan belanja konsumen lebih lanjut meredakan kekhawatiran mengenai apakah ekonomi terbesar dunia bisa menahan dampak dari pengurangan stimulus moneter The Fed.
 "I think the Fed is trying to delicately prepare the markets for an eventual ending of QE3. The Fed has bent over backwards to introduce this huge program over the past few years to get the economy going. The last thing the Fed wants to do is pull the plug too fast and have the economy go down the drain," kata David Carter, chief investment officer pada Lenox Wealth Advisors di New York.
• Pada hari Kamis, William Dudley, presiden Federal Reserve Bank of New York, mengatakan pembelian aset The Fed dapat dilakukan lebih agresif lagi dari yang telah dilakukan Bernanke akhir‐akhir ini jika ternyata kondisi ekonomi dan pasar tenaga kerja memburuk. Dudley menegaskan bahwa pengurangan pembelian obligasi The Fed akan bergantung pada prospek ekonomi dan bukannya pada jadwal kalender.
• Dalam perdagangan Treasury, untuk tenor 10 tahun naik 18/32 dengan yield 2,474 persen, dibandingkan dengan kenaikan harga 12/32 sesaat sebelum penjualan obligasi tenor 7 tahun. Sedangkan untuk Treasury tenor 30 tahun naik 27/32 dengan yield 3,5316 persen.
• Saham Eropa berakhir menguat, dengan indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3> mencatat rally untuk hari ketiga berturut‐turut untuk ditutup menguat 0,7% di 1157,42. Indeks masih melemah hampir 8% sejak akhir Mei, berupaya menembus kembali di atas level resistance utama MA‐200, mengisyaratkan sinyal positif secara teknikal.
• Indeks saham dunia dalam MSCI naik 1% setelah menyentuh level tertinggi dalam sepekan.
 Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir naik 114,35 poin atau 0,77% di 15024,49. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 9,94 poin atau 0,62% di 1613,20. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 25,64 poin atau 0,76% di 3401,86.
• Dengan yield untuk obligasi AS tenor 10 tahun yang terlihat stabil di sekitar 2,5%, obligasi Eropa dari Jerman hingga Yunani dapat merangkak naik kembali dari koreksinya selama mengalami tekanan jual belakangan ini.
• Di pasar minyak, Brent crude oil futures <LCOc1> naik untuk keempat kalinya secara berturut‐turut, setelah mencatat naik 1,1% ke $102,82 per barel. Sedangkan U.S. crude <CLc1> juga ditutup naik $1,55 di $97,05 per barel.
• Euro naik 0,2% terhadap dolar di $1,3040 setelah mencatat intraday low di $1,2999.
(vaf)

Kamis, 27 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 27 JUNI 2013


• Dolar dan bursa saham menguat untuk hari kedua pada Rabu kemarin setelah rilis mengejutkan untuk data PDB‐Q1 AS yang direvisi turun secara tajam telah mengurangi kemungkinan The Fed akan segera menarik stimulusnya.
• Sementara dukungan lainnya berasal dari langkah pemerintah China untuk menenangkan kekhawatiran di sektor perbankan dan indikasi adanya dukungan dari ECB untuk melanjutkan stimulusnya.
• PDB‐Q1 AS direvisi menjadi 1,8% untuk pertumbuhan tahunannya, dalam rilis finalnya, turun dari estimasi sebelumnya 2,4%.
• Indeks S&P 500 mencatat kenaikan 2 hari terbesarnya, memangkas koreksinya sejak mencatat penutupan tertingginya sepanjang masa sebulan lalu menjadi 3,95%.
 "Despite all the rhetoric and fear about tapering, this will keep the Fed firmly planted in stimulus, which is a positive for the market. This is another example of bad news being good news," kata Michael Mullaney, chief investment officer pada Fiduciary Trust Co di Boston.
• Bursa saham Eropa naik hampir 2% dan membukukan kenaikan 2 hari terbesarnya sejak April setelah Presiden ECB Mario Draghi mengatakan kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan masih akn terus diterapkan.
• Indeks ekuitas global dalam MSCI naik 0,96%, sementara FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> bertambah 1,71% untuk ditutup di 1149,71 poin. EuroSTOXX 50 index <.STOXX50E> naik 2,34%.
 Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 149,83 poin atau 1,02% di 14910,14. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 15,23 poin atau 0,96% di 1603,26. Sementara Nasdaq Composite Index
<.IXIC> bertambah 28,34 poin atau 0,85% di 3376,22. Kenaikan pada indeks S&P 500 berlanjut menyusul kenaikan hampir 1% pada hari Selasa, yang didukung oleh data durable goods orders, new home sales dan cosnumer confidence yang kesemuanya dirilis di atas ekspektasi pasar.
• Sebuah janji bank sentral China, People `s Bank of China, untuk bertindak sebagai lender of last resort (pemberi pinjaman terakhir) adalah kisah hari Rabu kemarin. Ketakutan global mengenai kemungkinan situasi kredit China memburuk telah mereda. People `s Bank of China akan memastikan sistem perbankan Cina tidak runtuh.
• Emas menyentuh level terendahnya selama hampir 3 tahun dan mencatat kerugian kuartalan terburuknya. Harga emas berpotensi turun di bawah level $1000 per ons, demikian para investor dan analis berpendapat. Perak merosot 5% dan platinum juga turun tajam. Harga emas terkoreksi $53,03 menjadi $1223,70 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus berakhir melemah $45,30 ke $1229,80.
• Pasar obligasi di Eropa dan Treasury AS terus merangkak naik, meskipun investor tetap khawatir rebound bisa memberikan jalan dengan pasar mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Harga Treasury AS naik setelah belakangan mengalami tekanan jual yang menjadikan yield‐nya naik mendekati level tertinggi 2 tahun. Treasury tenor 10 tahun naik 17/32 engan yield 2,5465 persen. Harga obligasi Eropa juga naik menyusul janji ECB untuk melanjutkan kebijakan moneter longgar. Obligasi Jerman berakhir naik 49 poin ke 141,03.
• Harga minyak diperdagangkan di sekitar titik impasnya setelah data menunjukkan kenaikan yang tak terduga untuk stok minyak mentah AS, dikombinasikan dengan laporan PDB, sehingga menambah kekhawatiran akan turunnya permintaan. Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 40 sen ke $101,66 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS naik 18 sen ke $95,50 per barel.
• Euro terkoreksi 0,60% di $1,3005, dipicu komentar Draghi mengenai kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan resiko dalam pertumbuhan ekonomi zona euro.
• Indeks dolar naik ke level tertinggi 3 pekan di 83,003 yang utamanya dipicu kenaikannya terhadap euro. Indeks dolar terakhir tercatat naik 0,48% di 82,958.
(vaf)

Rabu, 26 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 26 JUNI 2013


• Pasar saham global dan dolar terapresiasi pada hari Selasa setelah data serangkaian ekonomi AS dari sektor manufaktur dan perumahan hingga kepercayaan konsumen memberikan optimisme terhadap membaiknya perekonomian AS dan The Fed semakin berpeluang untuk mengurangi stimulus moneternya.
• Order untuk barang tahan lama (durable goods orders) AS naik melampaui ekspektasi di bulan Mei dan barometer untuk rencana belanja bisnis naik untuk 3 bulan berturutan, sementara harga rumah membukukan kenaikan terbesaenya dalam 7 tahun di bulan April.
• Data lain dari Conference Board, sebuah grup riset swasta, melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen AS naik di bulan Juni ke 81,4, jauh di atas ekspektasi pasar, dari data April yang direvisi turun menjadi 74,3.
• Data memberikan indikasi bullish, menyusul membaiknya perekonomian, dan pasar rebound pasca kejatuhannya di hari Senin.
• Namun data ekonomi juga telah memperkuat indikasi The Fed akan mengurangi program pembelian obligasinya, sebuah kekhawatiran yang telah mendorong naiknya yield obligasi dan tekanan jual pada saham.
• Pasar global berdasarkan indeks ekuitas dunia MSCI tercatat naik 0,82%, sementara FTSEurofirst 300 index <.FTEU3> naik 1,45% untuk ditutup di 1130,37, rebound dari koreksinya sebesar 5,5% dalam 3 hari terakhir perdagangannya.
 Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 100,75 poin atau 0,69% di 14760,31. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 14,94 poin atau 0,95% di 1588,03. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> bertambah 27,13 poin atau 0,82% di 3347,89.
• Bursa saham Asia bergerak liar, dimana saham China jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan global dimulai, dengan rally terjadi di akhir sesi berkat harapan pemerintah China akan melakukan upaya untuk mencegah krisis.
• Dolar melanjutkan apresiasinya terhadap yen dan euro setelah data menunjukkan penjualan rumah di AS naik ke level tertingginya selama hampir 5 tahun di bulan Mei, mengindikasikan membaiknya sektor perumahan AS. Dolar menguat terhadap yen ke 97,76 yen dari sekitar 97,61 yen sebelum rilis data, naik 0,04%. Sedangkan euro terkoreksi ke level day’s low di $1,3066 sebelum rilis data. Euro terakhir tercatat bergerak di sekitar $1,3094, atau turun 0,18%.
• Harga obligasi pemerintah AS turun tipis, sementara obligasi Jerman memangkas keuntungannya terkait rilis data manufaktur. Treasury AS tenor 10 tahun turun 15/32 dengan yield 2,5988 persen. sedangkan Bund futures ditutup di 140,54, naik 23 poin dari posisi penutupan hari Senin, setelah mencatat day’s high di 141,01 sebelum rilis data.
• Harga minyak sedikit menguat ditengah minimnya transaksi, dengan kenaikan masih terganjal oleh penguatan dolar dan kurangnya kesempatan untuk mengurangi impor AS dari Kanada sebagai bagian dari kembalinya pemipaan Kanada. Pasar minyak bergerak sideways setelah koreksi tajamnya di pekan lalu terkait masalah The Fed dan program stimulusnya. Brent crude <LCOc1> naik 10 sen dan ditutup di $101,26 per barel sedangkan U.S. oil <CLc1> naik 14 sen ke $95,32.
 U.S. gold futures <GCv1> untuk pengiriman Agustus turun 0,16% di $1275,10 per ons
(vaf)

Selasa, 25 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 25 JUNI 2013


• Treasury AS dan ekuitas global berhasil merangkak naik dari koreksi tajamnya pada hari Senin, dengan Treasury tenor 30 tahun berbalik menguat di akhir sesi, meskipun bursa Wall Street masih ditutup melemah karena investor masih khawatir bahwa The Fed akan segera mengurangi/menhapus program pembelian obligasi.
 Yield Treasury AS, yang bergerak berlawanan arah dengan harganya, anjlok dari posisi tertinggi mendekati 2 tahun di akhir sesi sementara Wall Street rebound dari koreksinya di awal sesi menyusul investor melakukan bargain‐hunting setelah S&P 500 jatuh lebih dari 2%.
• Komentar dari Presiden Fed Dallas Richard Fisher, bahwa bank sentral AS akan mengadopsi kebijakan yang pro pertumbuhan meskipun dilakukan pengurangan stimulus, nampaknya telah menambah minat pembelian pada obligasi. Namun pasar masih khawatir bahwa The Fed akan mengurangi pembelian obligasinya dalam tahun ini dan akan menaikkan suku bunganya tidak lama lagi. Yield Treasury AS tenor 10 tahun sempat melejit ke level tertinggi 2 tahun di 2,67% akibat investor menjauhi pasar obligasi. Yield Treasury tenor 10 tahun telah meningkat 1% selama kurang lebih 1 bulan.
• Penurunan harga obligasi AS diperkuat oleh komentar The Fed yang mengisyaratkan bahwa era kebijakan uang murah, yang selama ini telah mendorong naiknya harga aset ke level tertingginya, akan segera berakhir. Kondisi ini telah diperburuk oleh transisi pada ekonomi China yang mengarah pada pelambatan. Kedua kondisi ini yang sebelumnya tidak pernah terjadi, telah mendorong investor untuk menghindari aset‐aset beresiko. Bursa saham China menderita kerugian harian terbesarnya sejak Agustus 2009 dipicu kekhawatiran bank sentral negara tersebut akan memberlakukan kebijakan uang ketat.
• Pasar obligasi AS menghapus sekitar $390,8 milyar dalam 5 hari yang berakhir per 21 Juni, berdasarkan barometer nilai pasar oleh BofA/Merrill Lynch Broad Market Index.
• Selama periode yang sama, pasar ekuitas global kehilangan lebih dari $1 trilyun, berdasarkan ukuran dari MSCI World Index <.MIWD00000PUS>. pasar AS sendiri kehilangan sekitar $354,4 milyar selama periode 5 hari. Di hari Senin, indeks MSCI untuk saham‐saham di pasar negara berkembang anjlok 1,4%, mempertajam kerugiannya dalam 5 hari berturut‐turut ke level terendah 1 tahun. Sedangkan indeks MSCI global, barometer pasar saham di 45 negara, turun lebih dari 1,7%, setelah merosot 3,2% di pekan lalu dalam sebuah kejatuhan mingguan terburuknya sejak Mei 2012.
• Treasury tenor 10 tahun terakhir tercatat bergerak stabil dengan yield 2,54% sementara untuk tenor 30 tahun naik 20/32 dengan yield 3,56%. Untuk yield obligasi jangka panjang naik 3,65% di awal sesi, yang tertinggi sejak September 2011.
• Sedangkan kondisi yang kontras terlihat pada dolar yang terapresiasi ke level tertinggi hampir 3 pekan terhadap sejumlah rivalnya menyusul meningkatnya ekspektasi bahwa stimulus moneter AS akan segera dicabut dalam waktu dekat.
 "The optimism by the Fed fell in sharp contrast to other prominent central banks, such as the Bank of Japan, Bank of England, European Central Bank, and Reserve Bank of Australia, which are seeking measures to thwart a further economic slowdown to their respective jurisdictions," kata Ravi Bharadwaj, analis pasar pada Western Union Business Solutions di Washington.
• Di akhir sesi perdagangan, indeks dolar naik 0,1% di 82,405 setelah naik ke 82,841, level tertinggi sejak 5 Juni. Kenaikan ini telah menambah rally 2,2% pekan laly, kenaikan mingguan terbesarnya sejak November 2011.
• Bursa AS jatuh lebih dari 1% dipicu kekhawatiran terhadap pengurangan stimulus The Fed dan koreksi pada pasar saham China. S&P 500 sempat anjlok lebih dari 2%, menghapus seluruh kenaikan kuartalannya setelah Wall Street terseret anjloknya bursa global karena kekhawatiran terhadap kegentingan yang terjadi di China yang menyeret bursa saham Shanghai terkoreksi lebih dari 5%.
 Dow Jones industrial average <.DJI> merosot 139,61 poin atau 0,94% di 14659,56. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 19,34 poin atau 1,21% di 1573,09. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> melemah 36,49 poin atau 1,09% di 3320,76.
• Kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi China telah memukul saham‐saham pertambangan Eropa ditambah pula oleh kekhawatiran langkah pengurangan stimulus The Fed sehingga mendorong FTSEurofirst 300 <.FTEU3> index anjlok 1,6%. Euro STOXX 50 Volatility index <.V2TX>, atau dikenal dengan VSTOXX, melonjak ke level tertinggi 9 bulan, mengisyaratkan sebuah kenaikan tajam pada risk aversion dikalangan investor.
• Namun harga minyak Brent dan U.S. crude naik di hari Senin, rebound dari level terendah 3 pekan karena banjir terparah di provinsi utama Kanada yang memproduksi minyak mengancam ekspor ke Amerika Serikat. Minyak Brent untuk pengiriman Agustus berakhir naik 25 sen di $101,16 per barel, setelah mencatat day’s low di $99,67. Sedangkan untuk harga minyak mentah AS tercatat naik $1,22 ke $94,91 per barel.
(vaf)

OUTLOOK US & GLOBAL 25 JUNI 2013


• Treasury AS dan ekuitas global berhasil merangkak naik dari koreksi tajamnya pada hari Senin, dengan Treasury tenor 30 tahun berbalik menguat di akhir sesi, meskipun bursa Wall Street masih ditutup melemah karena investor masih khawatir bahwa The Fed akan segera mengurangi/menhapus program pembelian obligasi.
 Yield Treasury AS, yang bergerak berlawanan arah dengan harganya, anjlok dari posisi tertinggi mendekati 2 tahun di akhir sesi sementara Wall Street rebound dari koreksinya di awal sesi menyusul investor melakukan bargain‐hunting setelah S&P 500 jatuh lebih dari 2%.
• Komentar dari Presiden Fed Dallas Richard Fisher, bahwa bank sentral AS akan mengadopsi kebijakan yang pro pertumbuhan meskipun dilakukan pengurangan stimulus, nampaknya telah menambah minat pembelian pada obligasi. Namun pasar masih khawatir bahwa The Fed akan mengurangi pembelian obligasinya dalam tahun ini dan akan menaikkan suku bunganya tidak lama lagi. Yield Treasury AS tenor 10 tahun sempat melejit ke level tertinggi 2 tahun di 2,67% akibat investor menjauhi pasar obligasi. Yield Treasury tenor 10 tahun telah meningkat 1% selama kurang lebih 1 bulan.
• Penurunan harga obligasi AS diperkuat oleh komentar The Fed yang mengisyaratkan bahwa era kebijakan uang murah, yang selama ini telah mendorong naiknya harga aset ke level tertingginya, akan segera berakhir. Kondisi ini telah diperburuk oleh transisi pada ekonomi China yang mengarah pada pelambatan. Kedua kondisi ini yang sebelumnya tidak pernah terjadi, telah mendorong investor untuk menghindari aset‐aset beresiko. Bursa saham China menderita kerugian harian terbesarnya sejak Agustus 2009 dipicu kekhawatiran bank sentral negara tersebut akan memberlakukan kebijakan uang ketat.
• Pasar obligasi AS menghapus sekitar $390,8 milyar dalam 5 hari yang berakhir per 21 Juni, berdasarkan barometer nilai pasar oleh BofA/Merrill Lynch Broad Market Index.
• Selama periode yang sama, pasar ekuitas global kehilangan lebih dari $1 trilyun, berdasarkan ukuran dari MSCI World Index <.MIWD00000PUS>. pasar AS sendiri kehilangan sekitar $354,4 milyar selama periode 5 hari. Di hari Senin, indeks MSCI untuk saham‐saham di pasar negara berkembang anjlok 1,4%, mempertajam kerugiannya dalam 5 hari berturut‐turut ke level terendah 1 tahun. Sedangkan indeks MSCI global, barometer pasar saham di 45 negara, turun lebih dari 1,7%, setelah merosot 3,2% di pekan lalu dalam sebuah kejatuhan mingguan terburuknya sejak Mei 2012.
• Treasury tenor 10 tahun terakhir tercatat bergerak stabil dengan yield 2,54% sementara untuk tenor 30 tahun naik 20/32 dengan yield 3,56%. Untuk yield obligasi jangka panjang naik 3,65% di awal sesi, yang tertinggi sejak September 2011.
• Sedangkan kondisi yang kontras terlihat pada dolar yang terapresiasi ke level tertinggi hampir 3 pekan terhadap sejumlah rivalnya menyusul meningkatnya ekspektasi bahwa stimulus moneter AS akan segera dicabut dalam waktu dekat.
 "The optimism by the Fed fell in sharp contrast to other prominent central banks, such as the Bank of Japan, Bank of England, European Central Bank, and Reserve Bank of Australia, which are seeking measures to thwart a further economic slowdown to their respective jurisdictions," kata Ravi Bharadwaj, analis pasar pada Western Union Business Solutions di Washington.
• Di akhir sesi perdagangan, indeks dolar naik 0,1% di 82,405 setelah naik ke 82,841, level tertinggi sejak 5 Juni. Kenaikan ini telah menambah rally 2,2% pekan laly, kenaikan mingguan terbesarnya sejak November 2011.
• Bursa AS jatuh lebih dari 1% dipicu kekhawatiran terhadap pengurangan stimulus The Fed dan koreksi pada pasar saham China. S&P 500 sempat anjlok lebih dari 2%, menghapus seluruh kenaikan kuartalannya setelah Wall Street terseret anjloknya bursa global karena kekhawatiran terhadap kegentingan yang terjadi di China yang menyeret bursa saham Shanghai terkoreksi lebih dari 5%.
 Dow Jones industrial average <.DJI> merosot 139,61 poin atau 0,94% di 14659,56. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 19,34 poin atau 1,21% di 1573,09. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> melemah 36,49 poin atau 1,09% di 3320,76.
• Kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi China telah memukul saham‐saham pertambangan Eropa ditambah pula oleh kekhawatiran langkah pengurangan stimulus The Fed sehingga mendorong FTSEurofirst 300 <.FTEU3> index anjlok 1,6%. Euro STOXX 50 Volatility index <.V2TX>, atau dikenal dengan VSTOXX, melonjak ke level tertinggi 9 bulan, mengisyaratkan sebuah kenaikan tajam pada risk aversion dikalangan investor.
• Namun harga minyak Brent dan U.S. crude naik di hari Senin, rebound dari level terendah 3 pekan karena banjir terparah di provinsi utama Kanada yang memproduksi minyak mengancam ekspor ke Amerika Serikat. Minyak Brent untuk pengiriman Agustus berakhir naik 25 sen di $101,16 per barel, setelah mencatat day’s low di $99,67. Sedangkan untuk harga minyak mentah AS tercatat naik $1,22 ke $94,91 per barel.
(vaf)

Senin, 24 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 24 JUNI 2103


 Dow Jones industrial average <.DJI> naik 41,08 poin atau 0,28% ke 14799,40. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 4,24 poin atau 0,27% ke 1592,43. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 7,39 poin atau 0,22% ke 3357,25.
• The Fed saat ini melakukan pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulan, bagian dari stimulus besarnya yang telah mendorong investor untuk memburu aset beresiko dan memicu naiknya bursa AS sekitar 15% tahun ini. Investor kini menghadapi tugas pembalikan perdagangan tersebut, yang diperkirakan akan terus mengacaukan pasar global di seluruh kelas aset. Pemulihan saham di sore hari bertepatan dengan artikel Wall Street Journal yang menunjukkan bahwa pasar "salah membaca" The Fed.
• Treasury tenor 10 tahun terkoreksi lebih dari 1 poin dengan yield 2,54%, sementara untuk tenor 30 tahun merosot 1‐9/32 dengan yield 3,59%.
• Dolar melanjutkan penguatannya menyusul pandangan Bernanke bahwa ekonomi AS tengah memulih yang memicu pelaku pasar untuk mengantisipasi kemungkinan suku bunga dinaikkan di akhir tahun 2014. Dolar naik 0,5% terhadap sejumlah rivalnya, mencatat kenaikan mingguan 2%, kenaikan terbesarnya sejak awal Juli 2012. Sementara euro merosot 0,7% ke $1,3126 dan dolar bertambah 0,4% terhadap yen ke 97,70 yen.
• Permintaan investor terhadap emas terlihat meningkat seiring anjloknya harga obligasi dan ekuitas, meskipun kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi China masih membebani sentimen. Emas berhasil rebound dari posisi terendah 3 tahun dan terakhir tercatat naik 1,2% di $1293,65 per ons, sementara emas berjangka naik 0,6% ke $1293,40 per ons.
• Kekhawatiran terhadap permintaan dari China dan AS telah menekan harga minyak. Brent crude <LCOc1> terkoreksi $1,24 ke $100,91, sementara U.S. oil <CLc1> anjlok $1,45 ke $93,69.
(vaf)


Jumat, 21 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 21 JUNI 2013


• Pasar ekuitas global, harga obligasi dan komoditas turun tajam pada hari Kamis dalam sebuah tekanan jual yang tajam, sehari setelah The Fed mengatakan ekonomi AS tengah tumbuh cukup kuat untuk memulai mengulangi program stimulusnya. Program pembelian obligasi The Fed, yang dikenal dengan quantitative easing (QE), telah mengangkat ekonomi AS dan pasar keuangan dunia dengan mendorong suku bunga ke level rekor terendahnya. Namun, tanggapan Ketua Fed Ben Bernanke pada hari Rabu, ketika ia mengatakan kemungkinan akan mengakhiri program QE tahun depan jika ekonomi menguat lebih lanjut, telah memberikan sebuah ketegasan ke pasar, yang memicu koreksi tajam di pasar ekuitas global.
• Dolar melanjutkan penguatannya atas euro dan juga yen setelah rilis data aktifitas bisnis yang lebih baik dari perkiraan di AS telah mendukung pandangan The Fed terhadap berkurangnya resiko prospek ekonomi.
• Data existing homesales melonjak ke level tertingginya selama 3‐1/2 tahun di bulan Mei dan kegiatan pabrikan di wilayah Mid Atlantic AS mengalami rebound di bulan Juni ke level tertingginya selama lebih dari 2 tahun. Data ekonomi tersebut telah menambah kekhawatiran investor bahwa era stimulus akan segera berakhir dan memukul pasar kredit AS.
 Investment‐grade bonds hancur dalam perdagangan sekunder, sedangkan overnight repo rate China ‐ tingkat suku bunga untuk pinjaman antar bank yang menjaga likuiditas pasar ‐ meningkat hingga 25 persen. Level tersebut mengingatkan pada pembekuan pasar kredit sebelum runtuhnya Lehman Brothers, titik nadir krisis keuangan pada bulan September 2008.
• Ekuitas di Wall Street merosot 2,5%, sementara saham di pasar Eropa jatuh 3,1%. Harga obligasi pemerintah anjlok, dengan yield pada Treasury AS tenor 10 tahun mencatat kenaikan stinggi 2,471 persen, level tertinggi selama 2 tahun lalu.
• Indeks MSCI untuk emerging equities merosot 4,37% dan saham di wilayah Asia Pasifik di luar Jepang mencatat penurunan harian tertajamnya sejak akhir 2011, terkoreksi 3,87%. Sementara indeks MSCI dunia turun 3,5%, koreksi harian tertajamnya dalam 19 bulan. Indeks saham Eropa, FTSEurofirst 300 index, terkoreksi 3,07% untuk ditutup di 1143,99.
• Di Wall Street, Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 353,87 poin atau 2,34% di 14758.32. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 40,74 poin 2,50% di 1588,19. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> terkoreksi 78,57 poin atau 2,28% di 3364,64.
 CBOE Volatility Index <.VIX>, sebagai barometer untuk melihat tingkat kecemasan Wall Street, meningkat 23,1% menjadi 02,49, level penutupan tertingginya sepanjang tahun ini.
• Komentar Bernanke terlihat lebih tegas diabnding perkiraan dan telah memicu tekanan jual pada pasar obligasi, dengan obligasi tenor 5 dan 7 tahun yang paling menderita. Treasury AS tenor 10 tahun turun 17/32 dengan yield 2,4154 persen.
• Dolar terapresiasi ke level tertinggi 2 pekan terhadap sejumlah rival utamanya dan berpotensi melanjutkan penguatannya. Euro jatuh ke level intraday low di $1,3162, level terendah 2 pekan. Euro terakhir tercatat bergerak di sekitar $1,3222, atau melemah 0,54%. Dolar menguat 1,06% ke 97,48 yen.
• Harga minyak turun $4 per barel, sementara harga emas anjlok dalam salah satu kekalahan terbesar mereka sejak krisis 2008 dan perak turun lebih dari 8% sebagai reaksi atas komentar Bernanke dan juga menurunnya kegiatan pabrikan China ke level terendah 9 bulan.
• Sehari setelah Federal Reserve mengisyaratkan adanya pemulihan ekonomi AS yang nyata, ekonomi China malah mengalami kendala. Turunnya permintaan telah mendorong rilis awal China HSBC Purchasing Managers Index turun ke 48,3 di bulan Juni dari 49,2, meningkatkan spekulasi bahwa People's Bank of China akan melonggarkan kebijakan moneternya. Ekonomi China tumbuh pada level terlemahnya dalam 13 tahun di tahun 2012 dan data sepanjang tahun ini menunjukkan kondisi yang melemah dibanding perkiraan, sehingga memberikan keraguan bahwa negara tersebut akan mencapai target pertumbuhan 7,5%.
• Sementara itu, Markit's Flash Eurozone Composite PMI, sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, masih mencatat kontraksinya setelah mengalami kenaikan ke 48,9 di bulan Juni dari 47,7 di bulan Mei sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan sektor mengalami kontraksi.
• Harga minyak tertekan oleh meningkatnya stok minyak diluar dugaan. Stok minyak naik lebih dari 300.000 barel, kontras dengan ekspektasi terjadi penurunan 500.000 barel. Brent crude <LCOc1> berakhir melemah $3,97 per barel di $102,15. Sedangkan . U.S. crude oil <CLc1> untuk pengiriman Juli, yang berakhir hari Kamis, turun $2,84 ke $95,40, koreksi harian tertajamnya sejak November.
 U.S. Comex gold futures <GCQ3> untuk pengiriman Agustus berakhir melemah $87,80 per ons di $1286,20.
(vaf)

Kamis, 20 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 20 JUNI 2013


• Bursa saham anjlok dan yield Treasury naik ke level tertinggi sejak Maret 2012 pada hari Rabu setelah Ben Bernanke mengatakan akan mulai mengurangi program pembelian obligasi jika ekonomi tumbuh seperti yang diharapkan, dengan tujuan akhirnya untuk mengakhiri program pada pertengahan 2014. Namun jika perekonomian cenderung memburuk, maka The Fed dapat menunda pengurangan pembelian obligasi yang saat ini senilai $85 milyar per bulan.
• Harga obligasi yang mengalami pukulan terberat, dengan Treasury tenor 10 tahun dan 30 tahun merosot lebih dari 1 poin. Yield Treasury tenor 10 tahun naik ke 2,33%, level tertingginya sejak Maret 2012. Pasar ekuitas terkoreksi lebih dari 1%, sementara dolar terapresiasi pasca testimoni Bernane.
• Dolar melonjak tajam terhadap euro dan juga yen. Dolar naik 1,2% di 96,44 yen. Euro terakhir bergerak di $1,3280, turun 0,8%. Sedangkan emas juga melemah. Indeks ekuitas global MSCI kehilangan 1,1%.
• Program quantitative easing The Fed, atau lebih dikenal dengan QE, telah menjadi kunci utama yang mendorong rally ekuitas tahun ini, membantu S&P 500 untuk naik sekitar 15%.
 Dow Jones industrial average <.DJI> merosot 206,04 poin atau 1,35% dan ditutup di 15112,19. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 22,88 poin atau 1,39% ke 1628,93. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> turun 38,98 poin atau 1,12% di 3443,20.
• Treasury tenor 10 tahun turun 1‐6/32 dengan yield 2,33 persen. Sedangkan untuk tenor 30 tahun melemah 31/32 dan menjadikan yield 3,398 persen.
• Proyeksi optimis pada ekonomi oleh The Fed juga diartikan investor bahwa suku bunga akan segera dinaikkan.
 "The forecasts suggested that the unemployment rate will fall to 6.5 percent in 2014, which means that the Fed could hike rates sooner than expected, possibly as early as the first quarter of 2015," kata Camilla Sutton, chief currency strategist pada Scotia Capital di Toronto. "And that's positive for the U.S. dollar."
• The Fed menegaskan pihaknya akan mempertahankian suku bunga tetap rendah hingga tingkat pengangguran turun ke level sekitar 6,5% sepanjang inflasi tetap bertahan mendekati target 2% The Fed.
• Emas terkoreksi ke level terendah 1 bulan setelah mencatat turun 1,3% ke $1349,86 per ons, level terendahnya sejak 20 Mei.
• Harga minyak juga turun etelah konferensi pers Bernanke. Harga minyak mentah Brent turun 43 sen ke $105,59, sementara harga minyak mentah AS merosot 51 sen ke $97,93
(vaf)

Selasa, 18 Juni 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 18 JUNI 2013


• Bursa saham AS jatuh pada hari Jumat dan dolar menutup pekan terburuknya selama hampir 4 tahun terhadap yen menyusul investor khawatir bahwa bank‐bank sentral dunia akan segera menarik stimulusnya dan setelah rilis data yang menunjukkan penurunan pada sentimen konsumen AS. Namun bursa saham Eropa ditutup menguat, didukung oleh sinyal adanya kegiatan merger dan akuisisi di kawasan tersebut. Kondisi tersebut mendorong indeks MSCI naik 0,1%. Namun demikian, indeks tercatat melemah untuk 4 pekan berturut‐turut.
• Kekhawatiran mengenai arah kebijakan moneter dunia telah mengguncang pasar belakangan ini, dan kekhawatiran berlanjut di pekan kemarin ketika BOJ memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
• Kondisi tersebut telah memicu tekanan jual pada ekuitas global, emerging markets, obligasi dan komoditas, yang dipicu oleh lukuiditas bank sentral, sementara kondisi ini justru mendorong menguatnya yen secara tajam.
• Bursa Wall Street menutup minggu negatif ketiga mereka dalam 4 pekan terakhir akibat aksi ambil untung investor setelah S&P 500 mencatat level tertinggi kedua tahun ini pada hari Kamis. Bursa saham menguat lebih dari 1% di sesi sebelumnya berkat rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 105,90 poin atau 0,70% ke 15070,18. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 9,63 poin atau 0,59% ke 1626,73. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> kehilangan 21,81 poin atau 0,63% ke 3423,56.
• Perhatian pasar saat ini tertuju pada sidang The Fed pekan ini, yang diharapkan akan memberikan kejelasan terhadap rencana untuk mengurangi/mengakhiri program pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulannya.
• Data ekonomi AS di hari Jumat kemarin menunjukkan sentimen konsumen turun tipis dari level tertinggi enam tahun pada bulan Juni, sementara output manufaktur relatif stabil (sedikit membaik) bulan lalu, menunjukkan ekonomi tetap pada jalur pertumbuhan moderat. Data lain menunjukkan harga grosir naik lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei, tetapi tekanan pada underlying inflation masih mampu diredam.
• Indeks saham Eropa naik 0,2%. Sedangkan ekuitas pasar berkembang berdasarkan barometer MSCI naik 1,1%, meskipun masih mencatat kerugian minggu kelima secara berturutan.
• Meskipun tercatat naik 2% pada hari Jumat, indeks Nikkei Jepang mencatat kerugian lebih dari 15% sejak medio Mei. Volatilitas di pasar saham telah memicu rebound tajam yen.
• Dolar jatuh 1,2% ke 94,21 yen dan mencatat turun 3,4% dalam sepekan, kerugian mingguan terbesarnya sejak Juli 2009. Euro kehilangan 1,4% ke 125,70 yen. Terhadap dolar, euro merosot 0,2% ke $1,3347.
• Treasury AS tenor 10 tahun naik 4/32 dengan yield di 2,1331 persen, menyusul pelaku pasar memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga mendekati 0% guna mendukung pemulihan ekonomi bahkan disaat bank sentral mengurangi pembelian obligasinya tahun ini.
• Harga minyak naik karena berita bahwa Amerika Serikat telah resmi mengirimkan senjata AS kepada pemberontak Suriah memicu kekhawatiran tentang pasokan minyak Timur Tengah. Meskipun Suriah bukanlah pemasok minyak dunia, investor khawatir bahwa perang sipil bisa menyebabkan kerusuhan di daerah penghasil minyak di Timur Tengah. Brent crude <LCOc1> naik 98 sen untuk ditutup di $105,93 per barel, sementara U.S. crude <CLc1> naik $1,16 ke $97,85 per barel, setelah menembus level tertinggi 9 bulan.
• Harga emas naik tipis ke$1388 per ons, ditopang oleh meningkatnya permintaan pada emas koin dan batangan serta menurunnya ekuitas AS. Meningkatnya tekanan geopolitik di Timur Tengah juga membantu meningkatkan minat pada emas sebagai safe‐haven asset.
(vaf)

Senin, 17 Juni 2013

IHSG 17 JUNI 2013

IHSG


OUTLOOK US & GLOBAL 17 JUNI 2013


 •Bursa saham AS jatuh pada hari Jumat dan dolar menutup pekan terburuknya selama hampir 4 tahun terhadap yen menyusul investor khawatir bahwa bank‐bank sentral dunia akan segera menarik stimulusnya dan setelah rilis data yang menunjukkan penurunan pada sentimen konsumen AS. Namun bursa saham Eropa ditutup menguat, didukung oleh sinyal adanya kegiatan merger dan akuisisi di kawasan tersebut. Kondisi tersebut mendorong indeks MSCI naik 0,1%. Namun demikian, indeks tercatat melemah untuk 4 pekan berturut‐turut.
• Kekhawatiran mengenai arah kebijakan moneter dunia telah mengguncang pasar belakangan ini, dan kekhawatiran berlanjut di pekan kemarin ketika BOJ memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
• Kondisi tersebut telah memicu tekanan jual pada ekuitas global, emerging markets, obligasi dan komoditas, yang dipicu oleh lukuiditas bank sentral, sementara kondisi ini justru mendorong menguatnya yen secara tajam.
• Bursa Wall Street menutup minggu negatif ketiga mereka dalam 4 pekan terakhir akibat aksi ambil untung investor setelah S&P 500 mencatat level tertinggi kedua tahun ini pada hari Kamis. Bursa saham menguat lebih dari 1% di sesi sebelumnya berkat rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan. Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 105,90 poin atau 0,70% ke 15070,18. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> jatuh 9,63 poin atau 0,59% ke 1626,73. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> kehilangan 21,81 poin atau 0,63% ke 3423,56.
• Perhatian pasar saat ini tertuju pada sidang The Fed pekan ini, yang diharapkan akan memberikan kejelasan terhadap rencana untuk mengurangi/mengakhiri program pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulannya.
• Data ekonomi AS di hari Jumat kemarin menunjukkan sentimen konsumen turun tipis dari level tertinggi enam tahun pada bulan Juni, sementara output manufaktur relatif stabil (sedikit membaik) bulan lalu, menunjukkan ekonomi tetap pada jalur pertumbuhan moderat. Data lain menunjukkan harga grosir naik lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei, tetapi tekanan pada underlying inflation masih mampu diredam.
• Indeks saham Eropa naik 0,2%. Sedangkan ekuitas pasar berkembang berdasarkan barometer MSCI naik 1,1%, meskipun masih mencatat kerugian minggu kelima secara berturutan.
• Meskipun tercatat naik 2% pada hari Jumat, indeks Nikkei Jepang mencatat kerugian lebih dari 15% sejak medio Mei. Volatilitas di pasar saham telah memicu rebound tajam yen.
• Dolar jatuh 1,2% ke 94,21 yen dan mencatat turun 3,4% dalam sepekan, kerugian mingguan terbesarnya sejak Juli 2009. Euro kehilangan 1,4% ke 125,70 yen. Terhadap dolar, euro merosot 0,2% ke $1,3347.
• Treasury AS tenor 10 tahun naik 4/32 dengan yield di 2,1331 persen, menyusul pelaku pasar memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga mendekati 0% guna mendukung pemulihan ekonomi bahkan disaat bank sentral mengurangi pembelian obligasinya tahun ini.
• Harga minyak naik karena berita bahwa Amerika Serikat telah resmi mengirimkan senjata AS kepada pemberontak Suriah memicu kekhawatiran tentang pasokan minyak Timur Tengah. Meskipun Suriah bukanlah pemasok minyak dunia, investor khawatir bahwa perang sipil bisa menyebabkan kerusuhan di daerah penghasil minyak di Timur Tengah. Brent crude <LCOc1> naik 98 sen untuk ditutup di $105,93 per barel, sementara U.S. crude <CLc1> naik $1,16 ke $97,85 per barel, setelah menembus level tertinggi 9 bulan.
• Harga emas naik tipis ke$1388 per ons, ditopang oleh meningkatnya permintaan pada emas koin dan batangan serta menurunnya ekuitas AS. Meningkatnya tekanan geopolitik di Timur Tengah juga membantu meningkatkan minat pada emas sebagai safe‐haven asset.
(vaf)