Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Jumat, 08 Januari 2016

IHSG 8 Januari 2016

Subuh tadi Indeks Dow Jones ditutup di level 16,514.10 turun 392.41 poin (-2.32%). EIDO ditutup di level 20.30 melemah 0.66 poin (-3.15%).

Kemarin IHSG ditutup di level 4,530.45 melemah 78.53 poin (-1.70%). IHSG hari ini berpotensi terkoreksi dengan menguji suport 4525 dan 4460.


Semakin baiknya perekonomian di Amerika dan Eropa tidak membuat pasar sahamnya kebal terhadap crash dari Tiongkok.


Pasar saham Amerika ditutup turun drastis dikarenakan anjloknya pasar saham China dan juga harga minyak yang kembali turun.


Investor mengantisipasi perlambatan data manufaktur China akan berdampak pada kinerja perusahaan AS yang berhubungan dengan China.


Hari ini pasar saham Amerika juga menanti data pengangguran / NFP (Non Farm Payroll) yang dirilis setiap Jumat pada pekan pertama.


George Soros mengatakan dalam sebuah forum ekonomi di Sri Lanka mengatakan bahwa situasi saat ini mirip dengan crash di tahun 2008. Soros mengatakan bahwa pasar akan menghadapi sebuah krisis dan investor harus lebih waspada dan hati2 lagi.


Meskipun kondisi pasar dari dalam negeri dan AS membaik, namun kondisi di China menimbulkan sebuah ketidakpastian di tahun 2016 ini.

Kamis, 07 Januari 2016

IHSG 7 Januari 2016

Semalam Indeks Dow Jones ditutup di level 16,906.51 melemah 252.15 poin (-1.47%). EIDO ditutup di level 20.96 melemah 0.08 poin (-0.38%)

IHSG ditutup di level 4,608.98 menguat 51.16 poin (+1.12%) dengan resisten 4700 dan suport 4525.

Kemarin pasar kembali ditutup menguat dengan nett buy asing semakin besar yaitu mencapai Rp385,01 miliar.

Beberapa sentimen positif dari dalam negeri yang mendongkrak IHSG adalah potensi penurunan suku bunga mengingat inflasi yang cukup rendah.

Inflasi tahun kemarin 3.35% terendah dalam 5 tahun terakhir. Penurunan BI rate akan mendongkrak capital inflow untuk investasi.

Tahun lalu pemerintah sempat menunda penurunan BI Rate dikarenakan pelemahan rupiah yang cukup tajam.

Jika rupiah semakin melemah karena penurunan BI Rate maka hal itu dapat menggerus cadangan devisa negara.

Sentimen positif lain dari dalam negeri adalah naiknya indeks tingkat kepercayaan konsumen yang mendorong dana asing masuk ke Indonesia.

Tingkat kepercayaan konsumen Indonesia melonjak menjadi 107,5 dari sebelumnya 103,7 lebih baik dari ekspektasi yaitu di level 102,5.

Penurunan harga BBM dan juga serapan anggaran pemerintah yang cukup terserap sempurna juga merupakan sentimen positif.

Tetap waspadai sentimen dari global seperti kondisi ekonomi di China dan pada tanggal 8 Januari investor China mulai boleh menjual sahamnya.

Seperti yang telah diketahui pemerintah China sempat melarang investor di China menjual saham tertentu pada 2015 untuk menahan turunnya harga saham.

Turunnya harga minyak juga harus diwaspadai karena dapat berdampak pada turunnya pendapatan pemerintah.

Dari sektor perbankan cermati data mengenai kredit macet karena perlambatan perekonomian 2015.

Jika perekonomian 2016 membaik maka data kredit macet tahun ini pun juga akan cenderung berkurang.


Setelah 2 hari menguat, hari ini pasar berpotensi mengalami terkoreksi / profit taking jangka pendek, jangka menengah masih sinyal positif.

Rabu, 06 Januari 2016

IHSG 6 Januari 2016


Tadi malam Indeks Dow Jones ditutup di level 17,158.66 menguat 9.72 poin (+0.06%).

IHSG ditutup di level 4,557.82 menguat 31.90 poin (+0.70%), tertahan oleh suport 4525, berpotensi melanjutkan penguatan hari ini.

2 hari perdagangan di tahun 2016 ini investor asing membukukan net sell yang meski jumlahnya masih belum signifikan / kecil.

Investor asing & lokal masih menunggu sentimen positif internal yaitu potensi turunnya suku bunga, serapan anggaran, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sentimen negatif dari eksternal yaitu buruknya data manufaktur China dan ketegangan Timur Tengah akan mewarnai fluktuasi.

Namun investor cenderung akan lebih fokus pada fundamental internal dalam negeri yang menjadi penentu arah ekonomi Indonesia pd khususnya.

Meski bursa regional terjun sehari sebelumnya, bursa Indonesia mengalami anomali kemarin.

Tahun 2016 sektor perbankan, consumer, konstruksi dan infrastruktur layak dipilih untuk portofolio investasi. 

Outlook US & Global 6 Januari 2016

  •    Euro Berpotensi Semakin Tertekan. Euro kembali melemah terhadap Dollar AS setelah data inflasi untuk zona Euro mengindikasikan pereknomian masih kesulitan mengatasi kondisi yang dinilai bank sentral sebagai inflasi rendah yang tidak bisa diterima. Euro semakin tertekan setelah harga konsumen lebih rendah dari prediksi para analis. Laporan ini menjadi pukul kedua pada blok setelah harga konsumen di perekonomian terbesar zona Euro, Jerman, secara tidak terduga negatif di bulan Desember. Inflasi zona Euro masih jauh di bawah target inflasi European Central bank yaitu sedikit dibawah 2% dan dapat menambahkan tekanan pada bank untuk kembali meningkatkan stimulus moneter. Kebijakan pelonggaran moneter tersebut biasanya membuat mata uangnya menjadi kurang menarik.
  • Yen menguat terhadap seluruhpasangan mata uang utamanya seiring kehati-hatian investor bertransaksi dalam aset berisiko, kondisi yang oleh beberapa pelaku pasar dinilai sebagai preferen selektif untuk risiko. Pasar saham Eropa dan AS berfluktuasi sementara perdagangan minyak masih negatif. Situasi di Timur Tengah masih belum stabil dan Euro juga kewalahan dengan kekecewaan investor pada laporan inflasi bulan Desember yang mengecewakan, dua faktor yang memberikan ruang bagi safe-haven Yen untuk mendominasi pasar mata uang. Investor juga mengabaikan komentar dovish Gubernur Bank of Japan (BoJ) yang mengatakan kesiapannya untuk mengambil langkah tegas jika diperlukan untuk memasikan inflasi mencapai target harga 2% bank sentral.
  • Sterling ambruk ke dekat level rendah 9-bulan terhadap dollar pada hari Selasa, dengan hasil bullish pada PMI sektor konstruksi gagal menopang ekspektasi kenaikan suku bunga dalam tahun yang didominasi oleh demat mengenai "Brexit" dari Eropa. Terhadap mata uang lainnya, sterling masih diperdagangkan flat, melemah 0.2% terhadap dollar dan menguat sekitar 0.2% juga terhadap euro, setelah anjlok tajam pada hari Senin, sesi perdagangan pertama tahun ini. Indeks PMI sektor konstruksi melonjak menjadi 57.8 di bulan Desember, jauh di atas level 50 yang memisahkan ekspansidan kontraksi dan dibanding estimasi pada 56.0. Data tersebut sempat mendorong sterling menguat namun secara keseluruhan trend masih bearish dengan banyak bank-bank merekomendasikan untuk menjual poun tahun ini pasca munculnya isu terkait Brexit di bulan Desember.
  •   Laju inflasi di zona euro bertumbuh lebih lambat dari ekspektasi di bulan Desember, menambah tekanan pada European Central Bankuntuk kembali melonggarkan lebih lanjut kebijakan moneternya setelah meluncurkan stimulus yang minim bulan lalu. Eurostat, mengatakan laju inflasi konsumen di zona euro naik sebanyak 0.2% untuk tingkat tahunan bulan lalu, dibanding ekspektasi pasar untuk kenaikan sebesar 0.3%. Di luar komponen yang volatile, makanan mentah dan energi, CPI into bertumbuh 0.8% dalam tingkat tahunan, di bawah ekspektasi sebesar 0.9% dan melambat dari laju sebesar 0.9% pada bulan sebelumnya. ECB ingin mempertahankan laju inflasi
  • Pasar saham Asia kesulitan untuk bertahan di zona hijau pada hari Selasa meskipun fluktuasi saham China telah cenderung menyusut, dengan pergerakan yang lebih liar masih mungkin terjadi di tengah prospek pertumbuhan ekonomi global dan suku bunga yang tidak menentu. Indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,26% dalam sesi volatile, bahkan setelah People's Bank of China menyuntikkan likuiditas ke pasar domestik untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah. Di Hong Kong, indeks Hang Seng menghapus keuntungan di sesi pagi untuk kemudian turun 0,6%. Di Jepang,indeks Nikkei 225 ditutup 0,42% lebih rendah setelah sempat bergerak di antara teritori positif dan negatif. Mayoritas blue-chip Jepang diperdagangkan melemah, dengan saham-saham seperti Toyota dan Honda kehilangan lebih dari 1,5%. Di Korea Selatan, indeks KOSPI terapresiasi 0,61% seiring saham Samsung Electronics berbalik menguat 0,25%.
  • Bursa saham Eropa menguat pada hari Selasa, sentimen investor mulai pulih pasca kemerosotan bursa di awal pekan yang akibat bursa China yang kembali bergejolak. Guna menenangkan pasar, People's Bank of China menyuntikkan 130 milyar yuan ($19,9 milyar) sebagai pinjaman jangka pendek ke sistem finansial ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Data dari zona euro hari ini menunjukkan inflasi tahunan naik 0,2% di bulan Desember, tidak berubah dari bulan sebelumnya, namun di bawah estimasi ekonom. Tingkat pengangguran Jerman tetap sebesar 6,3% di bulan Desember, ataulevel terendah dalam 24 tahun terakhir, sedangkan klaim tunjangan pengangguran turun lebih besar dari perkiraan. Pasar tenaga kerja Jerman merupakan yang terkuat di zona euro. Indeks DAX 30 Jerman dan CAC 40 Prancis masing-masing menguat 0,3% menjadi 10.310,10, dan 4.537,63. Sementara FTSE 100 Inggris naik 0,7% menjadi 6.137,24.
  • Bursa saham AS berjangka merosot di hari Selasa seiring ketegangan para investor paska aksi sell off tajam. Indeks Dow Jones berbalik dari penguatansebelumnya, merosot 95 point, sementara indeks S&P500 masih dalam jalur pelemahan 4 hari berturut-turut, yang sekaligus merupakan kejatuhan terpanjang dalam 2 bulan terakhir. Saham sektor energi menunjukkan performa terburuk di hari Selasa, seiring kejatuhan harga minyak mentah dunia. Sementara bursa di Asia ditutup melemah meski otoritas China berupaya mengambil langkah meredakan kekhawatiran para investor. Kejatuhan tajam hingga 7 persen di bursa China hari Senin lalu telah memicu circuit breaker yang memaksa penutupan bursa dan menimbulkan kekacauan bursa dunia. Awal tahun 2016 yang menunjukkan pergerakan fluktuatif kembali mengingatkan para pelaku pasar akan potensi pergerakan yang volatile di bursa global tahun 2016.
  •   Emas naik dua sesi beruntun pada hari Selasa, gelombang risk aversion akibat gejolak di China dan ketegangan di Timur Tengah masih menopang penguatan logam mulia ini. Penguatan dollar juga belum mampu menekan balik emas. Emas dipandang sebagai investasi alternatif jika terjadi ketidakpastian politik atau finansial. Bersama yen Jepang dan obligasi AS emas juga dianggap sebagai aset aman. Rally aset-aset safe haven cenderung berlangsung singkat, dan emas kini berfokus kebijakan moneter AS, minutes pertemuan Federal Reserve ketika menaikkan suku bunga akan dirilis pada hari Rabu waktu setempat.
  •   Minyak mentah menembus ke bawah $36 per barel pada hari Selasa, dan berada di level terendah dua pekan. Sentimen pelaku pasar terbebani stok minyak global dan data ekonomi China. Pasar juga mengabaikan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah antara Arab Saudi dengan Iran. Para analis mengatakan selama konflik tersebut tidak berdampak pada produksi minyak, maka tidak akan ada pengaruhnya ke harga minyak. Retaknya hubungan Iran dengan Arab Saudi juga dianggap menambah kecemasan akan peningkatan stok global, spekulasi jika OPEC dapat menurunkan produksi dalamjangka pendek menjadi hilang pasca konflik tersebut.

Selasa, 05 Januari 2016

IHSG 5 Januari 2016

Tadi malam Indeks Dow Jones ditutup di level 17,148.94 melemah 276.09 poin (-1.58%) merespon kondisi di China dan Timur Tengah. Sentimen positif internal seperti turunnya BBM, pembangunan infrastruktur & kemungkinan turunnya suku bunga, sementara terkubur oleh sentimen negatif dari eksternal. 

Beberapa sentimen negatif datang dari eksternal yaitu kejatuhan saham di China sebesar 7 % kemarin hingga perdagangannya dihentikan. Hal itu terjadi karena investor di China mulai melepas saham setelah larangan menjual saham berakhir yaitu pada 8 Januari 2015. Larangan jual saham itu diberlakukan oleh pemerintah China untuk mencegah kejatuhan saham lebih dalam beberapa waktu yg lalu. Selain itu, perlambatan perekonomian masih terjadi di China, data aktivitas pabrik yg baru dirilis cenderung melambat.

Selain itu koreksi di market juga dikarenakan ketegangan di Timur Tengah yaitu pemutusan hubungan diplomatis Arab Saudi dan Iran. Ketegangan ini memicu kekuatiran terganggunya suplai minyak dunia yang berakibat mendongkrak kenaikan harga minyak dalam jangka pendek.

IHSG ditutup di level 4,525.92  tepat kembali di area suport, melemah 67.09 poin (-1.46%). IHSG kembali berpotensi menguji area suport 4444. Speculative rebound untuk saham sektor energy, merespon kenaikan harga minyak.

Waspadai volatilitas pasar dalam beberapa hari ini !!!

Outlook US & Global 5 Januari 2016


  •  Sterling Goyah, Data Manufaktur Mengecewakan. Sterling mengalah pada penguatan Dollar AS usai laporan beberapa data ekonomi domestik yang memberikan pandangan bertentangan gagalmenopang penguatan mata uang Inggris tersebut. Berdasarkan data yang dirangkum Markit, pada bulan lalu ekspansi sektor manufaktur di Inggris menurun. Namun data dari Bank of England (BoE) menunjukkan adanya peningkatan optimisme konsumen terkait kondisi finansialnya pada bulan November. PMI Manufaktur bulan Desember mengindikasikan adanya peluang penurunan pertumbuhan ekonomi Inggris pada tahun lalu, setidaknya lebih rendah dari prediksi. Kondisi ini mempertahankan ekspektasi BoE akan menunda potensi kenaikan suku bunga Inggris dari rekor terendah menjadi secepatnya semester kedua tahun ini.
  •  Aussie Terbenam Ekspektasi Penurunan Pesanan Ekspor Dari China. Valuasi Dollar Australia turun tajam terhadap Dollar AS menyusul kekecewaaan akan laporan sektor manufaktur China memicu ketakutan terkait perlambatan ekonomi Beijing dan dampaknya dalam perdagangan Australia-China. Lembaga swasta melaporkan kontraksi sektor manufaktur China semakin dalam pada bulan Desember dan menimbulkan kekhawatiran akan ada penurunan permintaan bijih besi dan batu bara, komoditas utama Australia. China merupakan rekan dagang utama Australia. Investor juga mewaspadai publikasi tiga data penting untuk pekan ini. Rendahnya valuasi Aussie dinilai dapat membantu memperkecil defisit perdagangan Australia pada bulan November. Sementara dua data lainnya diekspektasikan akan dilaporkan lebih buruk dari laporan sebelumnya.
  •  Divergen Kebijakan Moneter Menopang Dollar AS. Dollar terhampar dekat level tinggi 2-pekan terhadap sejumlah mata uang utama pada hari Senin dalam sesi perdagangan pertama tahun 2016, tahun di mana pasar memperkirakan divergen kebijakan moneter bank sentral akan memberikan greenback keuntungan dibanding mata uang lainnya. Dollar berhasil menguat meski setelah data menunjukkan aktivitas sektor manufaktur AS berkontraksi dengan laju paling cepat sejak Juli 2009 di bulan Desember. Pasar juga mencemaskan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada akhir pekan.
  •  Laju Pertumbuhan Sektor Manufaktur Inggris Melambat di bulan Desember. Sektor manufaktur Inggris secara mengejutkan melambat di bulan Desember, mensinyalkan minimnya kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian di kuartal terakhir 2015. Markit Economics pada hari Senin mengatakan PMI sektor manufaktur miliknya turun ke level rendah 3-bulan pada 51.9 dari revisi menjadi 52.5 di bulan November. Ekonom memperkirakan indeks tetap berada pada 52.7. Data PMI yang buruk menyusul laporan yang menunjukkan bahwa sektor manufakutr China berkontraksi untuk kelima bulan berturut-turut di bulan Desember, menekan turun bursa saham global dengan indeks CSI 300 China anjlok 7% dan memicu penghentian sementara perdagangan.
  •  Pasar Ekuitas Asia Tergelincir Karena Ketakutan Memburuknya Ekonomi China. Pasar saham di seluruh Asia anjlok pada hari Senin, yang merupakan hari pertama perdagangan tahun ini, setelah sinyal terbaru yang menunjukkan ekonomi China melambat. Indeks Shanghai Composite merosot 6.85% menjadi 6,296.66 dan indeks Shenzen Composite merosot 8.1% Indeks Hang Seng juga turun sekitar 2.68% di 21,327.12. Indeks di Australia, Jepang, Korea Selatan dan India juga anjlok. Saham di sektor energi, terlihat menguat setelah harga minyak rebound selama jam perdagangan Asia. Di Jepang Indeks Nikkei 225 ditutup turun 582.73 poin, atau 3.06%, dengan sebagian besar sektor berakhir di zona merah. Indeks Kospi Korea Selatan, yang dimulai agak telat, turun sebesar 2.17% di 1,918.76.
  •  Bursa Eropa Anjlok Mengikuti Sell Off Bursa China. Bursa saham Eropa anjlok tajam pada hari Senin mengikuti sell off bursa saham China, sentimen semakin diperburuk akibat meningkatnya ketegangan antara Iran dengan Arab Saudi. Para analis secara umum optimis dengan outlook bursa Eropa di tahun 2016, namun di perdagangan pertama yang terjadi justru sebaliknya. Seluruh bursa saham regional Eropa merosot akibat data manufaktur China yang mengecewakan memicu sell off bursa Shanghai. Bursa China sempat merosot 7% sehingga perdangan harus dihentikan. Indeks DAX 30 Jerman menjadi yang paling terpukul, setelah kehilangan 4,3% menjadi 10.283,44, dan menjadi sesi terburuk sejak bulan Agustus lalu. Indeks CAC 40 Prancis melemah 2,5% menjadi 4.522,45, sementara FTSE 100 Inggris turun 2,4% menjadi 6.093,43.
  •  Awal Tahun Terburuk Bagi Dow Sejak 2008. Bursa saham AS melemah pada hari Senin, perdagangan pertama tahun ini, terbebani oleh kecemasan akan pelambatan ekonomi global dan ketegangan di Timur Tengah. Sentimen juga terbebani bursa China yang merosot tajam hingga perdagangan harus dihentikan. Indeks Dow Jones sempat anjlok lebih dari 450 poin, sebelum berhasil memangkas penurunan hingga menjadi 280 poin, atau melemah 1,6%. Namun Dow tetap mencatat awal tahun terburuk sejak 2008, ketika indeks blue chips tersebut kehilangan 1,7%, menurut FactSet. Masih berdasarkan FactSet, S&P 500 membukukan penurunan awal tahun terbesar sejak 2001, S&P melemah 1,5%. Nasdaq juga mengalami hal yang sama, turun 2,1%, menjadi yang terbesar sejak awal 2001 ketika merosot 7,2%.
  •  Anjloknya Bursa Global Untungkan Emas. Emas rally pada hari Senin, ditopang oleh ketegangan di Timur Tengah dan anjloknya bursa saham global menyusul buruknya data ekonomi China yang memicu kecemasan akan pertumbuhan ekonomi global. Para pelaku pasar mengawali 2016 dengan sentimen negatif, bursa saham China anjlok 7% dan perdagangan harus dihentikan, bursa di belahan bumi lainnya pun turut rontok. Permintaan safe haven seperti emas dan oblogasi menjadi meningkat pasca merosotnya bursa global. Namun berlanjutnya penguatan dollar membuat emas turun dari level tertinggi harian. Presiden Federal Reserve San Fransisco, John Williams, mengatakan kenaikan suku bunga sebanyak tiga sampai lima kali di tahun ini adalah hal yang wajar.
  •  Gejolak Timur Tengah Belum Mampu Kalahkan Oversupply Minyak. Minyak bergerak volatil pada hari Senin sebelum berakhir melemah. Sempat rally sekitar 4% akibat ketegangan di Timur Tengah, namun kemudian berbalik turun akibat pelaku pasar kembali cemas akan pelambatan ekonomi global, dan sell off pasar China. Para trader juga mengatakan pesediaan minyak di Cushing Oklahoma meningkat, yang semakin memperdalam penurunan minyak. Rally minyak sebelumnya dipicu oleh Arab Saudi yang menarik diplomatnya dari Iran yang dikhawatirkan akan mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.
  •  Jefferies Turunkan Peringkat saham Fossil Group menjadi Hold, dengan target harga di bawah $40 dari sebelumnya $68. Perusahaan asesoris tersebut menderita akibat melambatnya penjulan jam tangan dan meningkatnya kompetisi, termasuk dengan Apple Watch dan FitBit Inc. KErjasama dengan Michael Kors Holding yang sahamnya anjlok 46% dalam 12 bulan juga membebani pergerakan Fossil. Fossil mengakusisi Misfit untuk membuat terobosan di kategori wearable global, namun hanya memiliki pangsa pasar 1%. Saham Fossil dalam 12 bulan terakhir telah merosot 69,2%. 
  •  Pasca Spinoff Ferrari, Saham Fiat Anjlok Sepertiga. Fiat Chrysler Automobiles NV kehilangan sekitar sepertiga nilai pasar pada hari Senin setelah produsen mobil Italia-Amerika tersebut memulai perdagangan tanpa produsen mobil sport mewah, Ferrari NV. Fiat Chrysler memisahkan 80% saham Ferrari miliknya pada hari Minggu, mengakhiri kontrol ekslusif selama lebih terhadap Ferrari yang menjulan mobil dikisaran $273.000 per unit. Jika pemisaham tersebut selesai, Sergio Marchionne, Fiat Chrysler Chief Executive dalat berkonsentrasi pada rencana ambisius di 2018 yang akan berinvestasi pada merk Jeep dan Alfa Romeo. Technical Outlook

Selasa, 03 Juni 2014

REKOMENDASI FOREX TRADING 3 JUNI 2014

GBP/USD (Last Price: 1.6746) SELL, Entry = 1.6742, SL = 1.6782, TP = 1.6702 if wrong then BUY, Entry = 1.6782, SL = 1.6742, TP = 1.6822

USD/JPY (Last Price: 102.44) BUY, Entry = 102.47, SL = 102.07, TP = 102.87 if wrong then SELL, Entry = 102.07, SL = 102.47, TP = 101.67

USD/CHF (Last Price: 0.8986) BUY, Entry = 0.8988, SL = 0.8948, TP = 0.9028 if wrong then SELL, Entry = 0.8948, SL = 0.8988, TP = 0.8908

AUD/USD (Last Price: 0.9238) SELL, Entry = 0.9240, SL = 0.9280, TP = 0.9200 if wrong then BUY, Entry = 0.9280, SL = 0.9240, TP = 0.9320