Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Selasa, 05 Januari 2016

Outlook US & Global 5 Januari 2016


  •  Sterling Goyah, Data Manufaktur Mengecewakan. Sterling mengalah pada penguatan Dollar AS usai laporan beberapa data ekonomi domestik yang memberikan pandangan bertentangan gagalmenopang penguatan mata uang Inggris tersebut. Berdasarkan data yang dirangkum Markit, pada bulan lalu ekspansi sektor manufaktur di Inggris menurun. Namun data dari Bank of England (BoE) menunjukkan adanya peningkatan optimisme konsumen terkait kondisi finansialnya pada bulan November. PMI Manufaktur bulan Desember mengindikasikan adanya peluang penurunan pertumbuhan ekonomi Inggris pada tahun lalu, setidaknya lebih rendah dari prediksi. Kondisi ini mempertahankan ekspektasi BoE akan menunda potensi kenaikan suku bunga Inggris dari rekor terendah menjadi secepatnya semester kedua tahun ini.
  •  Aussie Terbenam Ekspektasi Penurunan Pesanan Ekspor Dari China. Valuasi Dollar Australia turun tajam terhadap Dollar AS menyusul kekecewaaan akan laporan sektor manufaktur China memicu ketakutan terkait perlambatan ekonomi Beijing dan dampaknya dalam perdagangan Australia-China. Lembaga swasta melaporkan kontraksi sektor manufaktur China semakin dalam pada bulan Desember dan menimbulkan kekhawatiran akan ada penurunan permintaan bijih besi dan batu bara, komoditas utama Australia. China merupakan rekan dagang utama Australia. Investor juga mewaspadai publikasi tiga data penting untuk pekan ini. Rendahnya valuasi Aussie dinilai dapat membantu memperkecil defisit perdagangan Australia pada bulan November. Sementara dua data lainnya diekspektasikan akan dilaporkan lebih buruk dari laporan sebelumnya.
  •  Divergen Kebijakan Moneter Menopang Dollar AS. Dollar terhampar dekat level tinggi 2-pekan terhadap sejumlah mata uang utama pada hari Senin dalam sesi perdagangan pertama tahun 2016, tahun di mana pasar memperkirakan divergen kebijakan moneter bank sentral akan memberikan greenback keuntungan dibanding mata uang lainnya. Dollar berhasil menguat meski setelah data menunjukkan aktivitas sektor manufaktur AS berkontraksi dengan laju paling cepat sejak Juli 2009 di bulan Desember. Pasar juga mencemaskan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada akhir pekan.
  •  Laju Pertumbuhan Sektor Manufaktur Inggris Melambat di bulan Desember. Sektor manufaktur Inggris secara mengejutkan melambat di bulan Desember, mensinyalkan minimnya kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian di kuartal terakhir 2015. Markit Economics pada hari Senin mengatakan PMI sektor manufaktur miliknya turun ke level rendah 3-bulan pada 51.9 dari revisi menjadi 52.5 di bulan November. Ekonom memperkirakan indeks tetap berada pada 52.7. Data PMI yang buruk menyusul laporan yang menunjukkan bahwa sektor manufakutr China berkontraksi untuk kelima bulan berturut-turut di bulan Desember, menekan turun bursa saham global dengan indeks CSI 300 China anjlok 7% dan memicu penghentian sementara perdagangan.
  •  Pasar Ekuitas Asia Tergelincir Karena Ketakutan Memburuknya Ekonomi China. Pasar saham di seluruh Asia anjlok pada hari Senin, yang merupakan hari pertama perdagangan tahun ini, setelah sinyal terbaru yang menunjukkan ekonomi China melambat. Indeks Shanghai Composite merosot 6.85% menjadi 6,296.66 dan indeks Shenzen Composite merosot 8.1% Indeks Hang Seng juga turun sekitar 2.68% di 21,327.12. Indeks di Australia, Jepang, Korea Selatan dan India juga anjlok. Saham di sektor energi, terlihat menguat setelah harga minyak rebound selama jam perdagangan Asia. Di Jepang Indeks Nikkei 225 ditutup turun 582.73 poin, atau 3.06%, dengan sebagian besar sektor berakhir di zona merah. Indeks Kospi Korea Selatan, yang dimulai agak telat, turun sebesar 2.17% di 1,918.76.
  •  Bursa Eropa Anjlok Mengikuti Sell Off Bursa China. Bursa saham Eropa anjlok tajam pada hari Senin mengikuti sell off bursa saham China, sentimen semakin diperburuk akibat meningkatnya ketegangan antara Iran dengan Arab Saudi. Para analis secara umum optimis dengan outlook bursa Eropa di tahun 2016, namun di perdagangan pertama yang terjadi justru sebaliknya. Seluruh bursa saham regional Eropa merosot akibat data manufaktur China yang mengecewakan memicu sell off bursa Shanghai. Bursa China sempat merosot 7% sehingga perdangan harus dihentikan. Indeks DAX 30 Jerman menjadi yang paling terpukul, setelah kehilangan 4,3% menjadi 10.283,44, dan menjadi sesi terburuk sejak bulan Agustus lalu. Indeks CAC 40 Prancis melemah 2,5% menjadi 4.522,45, sementara FTSE 100 Inggris turun 2,4% menjadi 6.093,43.
  •  Awal Tahun Terburuk Bagi Dow Sejak 2008. Bursa saham AS melemah pada hari Senin, perdagangan pertama tahun ini, terbebani oleh kecemasan akan pelambatan ekonomi global dan ketegangan di Timur Tengah. Sentimen juga terbebani bursa China yang merosot tajam hingga perdagangan harus dihentikan. Indeks Dow Jones sempat anjlok lebih dari 450 poin, sebelum berhasil memangkas penurunan hingga menjadi 280 poin, atau melemah 1,6%. Namun Dow tetap mencatat awal tahun terburuk sejak 2008, ketika indeks blue chips tersebut kehilangan 1,7%, menurut FactSet. Masih berdasarkan FactSet, S&P 500 membukukan penurunan awal tahun terbesar sejak 2001, S&P melemah 1,5%. Nasdaq juga mengalami hal yang sama, turun 2,1%, menjadi yang terbesar sejak awal 2001 ketika merosot 7,2%.
  •  Anjloknya Bursa Global Untungkan Emas. Emas rally pada hari Senin, ditopang oleh ketegangan di Timur Tengah dan anjloknya bursa saham global menyusul buruknya data ekonomi China yang memicu kecemasan akan pertumbuhan ekonomi global. Para pelaku pasar mengawali 2016 dengan sentimen negatif, bursa saham China anjlok 7% dan perdagangan harus dihentikan, bursa di belahan bumi lainnya pun turut rontok. Permintaan safe haven seperti emas dan oblogasi menjadi meningkat pasca merosotnya bursa global. Namun berlanjutnya penguatan dollar membuat emas turun dari level tertinggi harian. Presiden Federal Reserve San Fransisco, John Williams, mengatakan kenaikan suku bunga sebanyak tiga sampai lima kali di tahun ini adalah hal yang wajar.
  •  Gejolak Timur Tengah Belum Mampu Kalahkan Oversupply Minyak. Minyak bergerak volatil pada hari Senin sebelum berakhir melemah. Sempat rally sekitar 4% akibat ketegangan di Timur Tengah, namun kemudian berbalik turun akibat pelaku pasar kembali cemas akan pelambatan ekonomi global, dan sell off pasar China. Para trader juga mengatakan pesediaan minyak di Cushing Oklahoma meningkat, yang semakin memperdalam penurunan minyak. Rally minyak sebelumnya dipicu oleh Arab Saudi yang menarik diplomatnya dari Iran yang dikhawatirkan akan mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.
  •  Jefferies Turunkan Peringkat saham Fossil Group menjadi Hold, dengan target harga di bawah $40 dari sebelumnya $68. Perusahaan asesoris tersebut menderita akibat melambatnya penjulan jam tangan dan meningkatnya kompetisi, termasuk dengan Apple Watch dan FitBit Inc. KErjasama dengan Michael Kors Holding yang sahamnya anjlok 46% dalam 12 bulan juga membebani pergerakan Fossil. Fossil mengakusisi Misfit untuk membuat terobosan di kategori wearable global, namun hanya memiliki pangsa pasar 1%. Saham Fossil dalam 12 bulan terakhir telah merosot 69,2%. 
  •  Pasca Spinoff Ferrari, Saham Fiat Anjlok Sepertiga. Fiat Chrysler Automobiles NV kehilangan sekitar sepertiga nilai pasar pada hari Senin setelah produsen mobil Italia-Amerika tersebut memulai perdagangan tanpa produsen mobil sport mewah, Ferrari NV. Fiat Chrysler memisahkan 80% saham Ferrari miliknya pada hari Minggu, mengakhiri kontrol ekslusif selama lebih terhadap Ferrari yang menjulan mobil dikisaran $273.000 per unit. Jika pemisaham tersebut selesai, Sergio Marchionne, Fiat Chrysler Chief Executive dalat berkonsentrasi pada rencana ambisius di 2018 yang akan berinvestasi pada merk Jeep dan Alfa Romeo. Technical Outlook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar