Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Rabu, 06 Januari 2016

Outlook US & Global 6 Januari 2016

  •    Euro Berpotensi Semakin Tertekan. Euro kembali melemah terhadap Dollar AS setelah data inflasi untuk zona Euro mengindikasikan pereknomian masih kesulitan mengatasi kondisi yang dinilai bank sentral sebagai inflasi rendah yang tidak bisa diterima. Euro semakin tertekan setelah harga konsumen lebih rendah dari prediksi para analis. Laporan ini menjadi pukul kedua pada blok setelah harga konsumen di perekonomian terbesar zona Euro, Jerman, secara tidak terduga negatif di bulan Desember. Inflasi zona Euro masih jauh di bawah target inflasi European Central bank yaitu sedikit dibawah 2% dan dapat menambahkan tekanan pada bank untuk kembali meningkatkan stimulus moneter. Kebijakan pelonggaran moneter tersebut biasanya membuat mata uangnya menjadi kurang menarik.
  • Yen menguat terhadap seluruhpasangan mata uang utamanya seiring kehati-hatian investor bertransaksi dalam aset berisiko, kondisi yang oleh beberapa pelaku pasar dinilai sebagai preferen selektif untuk risiko. Pasar saham Eropa dan AS berfluktuasi sementara perdagangan minyak masih negatif. Situasi di Timur Tengah masih belum stabil dan Euro juga kewalahan dengan kekecewaan investor pada laporan inflasi bulan Desember yang mengecewakan, dua faktor yang memberikan ruang bagi safe-haven Yen untuk mendominasi pasar mata uang. Investor juga mengabaikan komentar dovish Gubernur Bank of Japan (BoJ) yang mengatakan kesiapannya untuk mengambil langkah tegas jika diperlukan untuk memasikan inflasi mencapai target harga 2% bank sentral.
  • Sterling ambruk ke dekat level rendah 9-bulan terhadap dollar pada hari Selasa, dengan hasil bullish pada PMI sektor konstruksi gagal menopang ekspektasi kenaikan suku bunga dalam tahun yang didominasi oleh demat mengenai "Brexit" dari Eropa. Terhadap mata uang lainnya, sterling masih diperdagangkan flat, melemah 0.2% terhadap dollar dan menguat sekitar 0.2% juga terhadap euro, setelah anjlok tajam pada hari Senin, sesi perdagangan pertama tahun ini. Indeks PMI sektor konstruksi melonjak menjadi 57.8 di bulan Desember, jauh di atas level 50 yang memisahkan ekspansidan kontraksi dan dibanding estimasi pada 56.0. Data tersebut sempat mendorong sterling menguat namun secara keseluruhan trend masih bearish dengan banyak bank-bank merekomendasikan untuk menjual poun tahun ini pasca munculnya isu terkait Brexit di bulan Desember.
  •   Laju inflasi di zona euro bertumbuh lebih lambat dari ekspektasi di bulan Desember, menambah tekanan pada European Central Bankuntuk kembali melonggarkan lebih lanjut kebijakan moneternya setelah meluncurkan stimulus yang minim bulan lalu. Eurostat, mengatakan laju inflasi konsumen di zona euro naik sebanyak 0.2% untuk tingkat tahunan bulan lalu, dibanding ekspektasi pasar untuk kenaikan sebesar 0.3%. Di luar komponen yang volatile, makanan mentah dan energi, CPI into bertumbuh 0.8% dalam tingkat tahunan, di bawah ekspektasi sebesar 0.9% dan melambat dari laju sebesar 0.9% pada bulan sebelumnya. ECB ingin mempertahankan laju inflasi
  • Pasar saham Asia kesulitan untuk bertahan di zona hijau pada hari Selasa meskipun fluktuasi saham China telah cenderung menyusut, dengan pergerakan yang lebih liar masih mungkin terjadi di tengah prospek pertumbuhan ekonomi global dan suku bunga yang tidak menentu. Indeks Shanghai Composite ditutup turun 0,26% dalam sesi volatile, bahkan setelah People's Bank of China menyuntikkan likuiditas ke pasar domestik untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah. Di Hong Kong, indeks Hang Seng menghapus keuntungan di sesi pagi untuk kemudian turun 0,6%. Di Jepang,indeks Nikkei 225 ditutup 0,42% lebih rendah setelah sempat bergerak di antara teritori positif dan negatif. Mayoritas blue-chip Jepang diperdagangkan melemah, dengan saham-saham seperti Toyota dan Honda kehilangan lebih dari 1,5%. Di Korea Selatan, indeks KOSPI terapresiasi 0,61% seiring saham Samsung Electronics berbalik menguat 0,25%.
  • Bursa saham Eropa menguat pada hari Selasa, sentimen investor mulai pulih pasca kemerosotan bursa di awal pekan yang akibat bursa China yang kembali bergejolak. Guna menenangkan pasar, People's Bank of China menyuntikkan 130 milyar yuan ($19,9 milyar) sebagai pinjaman jangka pendek ke sistem finansial ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Data dari zona euro hari ini menunjukkan inflasi tahunan naik 0,2% di bulan Desember, tidak berubah dari bulan sebelumnya, namun di bawah estimasi ekonom. Tingkat pengangguran Jerman tetap sebesar 6,3% di bulan Desember, ataulevel terendah dalam 24 tahun terakhir, sedangkan klaim tunjangan pengangguran turun lebih besar dari perkiraan. Pasar tenaga kerja Jerman merupakan yang terkuat di zona euro. Indeks DAX 30 Jerman dan CAC 40 Prancis masing-masing menguat 0,3% menjadi 10.310,10, dan 4.537,63. Sementara FTSE 100 Inggris naik 0,7% menjadi 6.137,24.
  • Bursa saham AS berjangka merosot di hari Selasa seiring ketegangan para investor paska aksi sell off tajam. Indeks Dow Jones berbalik dari penguatansebelumnya, merosot 95 point, sementara indeks S&P500 masih dalam jalur pelemahan 4 hari berturut-turut, yang sekaligus merupakan kejatuhan terpanjang dalam 2 bulan terakhir. Saham sektor energi menunjukkan performa terburuk di hari Selasa, seiring kejatuhan harga minyak mentah dunia. Sementara bursa di Asia ditutup melemah meski otoritas China berupaya mengambil langkah meredakan kekhawatiran para investor. Kejatuhan tajam hingga 7 persen di bursa China hari Senin lalu telah memicu circuit breaker yang memaksa penutupan bursa dan menimbulkan kekacauan bursa dunia. Awal tahun 2016 yang menunjukkan pergerakan fluktuatif kembali mengingatkan para pelaku pasar akan potensi pergerakan yang volatile di bursa global tahun 2016.
  •   Emas naik dua sesi beruntun pada hari Selasa, gelombang risk aversion akibat gejolak di China dan ketegangan di Timur Tengah masih menopang penguatan logam mulia ini. Penguatan dollar juga belum mampu menekan balik emas. Emas dipandang sebagai investasi alternatif jika terjadi ketidakpastian politik atau finansial. Bersama yen Jepang dan obligasi AS emas juga dianggap sebagai aset aman. Rally aset-aset safe haven cenderung berlangsung singkat, dan emas kini berfokus kebijakan moneter AS, minutes pertemuan Federal Reserve ketika menaikkan suku bunga akan dirilis pada hari Rabu waktu setempat.
  •   Minyak mentah menembus ke bawah $36 per barel pada hari Selasa, dan berada di level terendah dua pekan. Sentimen pelaku pasar terbebani stok minyak global dan data ekonomi China. Pasar juga mengabaikan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah antara Arab Saudi dengan Iran. Para analis mengatakan selama konflik tersebut tidak berdampak pada produksi minyak, maka tidak akan ada pengaruhnya ke harga minyak. Retaknya hubungan Iran dengan Arab Saudi juga dianggap menambah kecemasan akan peningkatan stok global, spekulasi jika OPEC dapat menurunkan produksi dalamjangka pendek menjadi hilang pasca konflik tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar