Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Kamis, 08 November 2012

OUTLOOK US & GLOBAL 8 NOVEMBER 2012


• Pasar saham dunia jatuh dan euro merosot lebih lanjut pada perdagangan hari Rabu kemarin menyusul investor khawatir masalah fiskal menghadang Presiden Barack Obama sehari setelah dirinya terpilih kembali, dimana dapat memicu terjadinya resesi baru.
• Kekhawatiran baru soal krisis utang Eropa juga turut menambah kecemasan di kalangan investor, yang memicu mereka untuk memburu aset‐aset aman resiko.Yield Treasury AS mencatat koreksi harian terbesarnya sejak Mei.
• Pasar meragukan bahwa Obama dapat mencapai kesepakatan tepat waktu dengan anggota parlemen dari Partai Republik di Kongres untuk menghindari "tebing fiskal" ‐ sekitar $ 600 milyar kenaikan pajak dan pemotongan belanja otomatis yang ditetapkan untuk dimulai pada tanggal 1 Januari dimana dikhawatirkan bisa memacu resesi.
• Retorika dari Obama dan beberapa anggota parlemen mengindikasikan kemungkinan tercapainya kompromi untuk menghindari jalan yang mengerikan bagi perekonomian dan erosi lebih lanjut pada kelayakan kredit negara itu, tapi sejarah perdebatan antara dua partai politik utama tersebut menawarkan sedikit kepercayaan kepada investor.
• Pelaku pasar juga mengkhawatirkan hasil pemungutan suara di parlemen Yunani mengenai paket penghematan yang diperlukan untuk mengamankan bantuan internasional untuk menghindari kebangkrutan. Sementara itu komentar dari Presiden ECB Mario Draghi yang mengatakan bank sentral memprediksi ekonomi zona euro masih akan lemah “dalam waktu dekat”, menambah kecemasan investor menjelang sidang reguler ECB hari Kamis ini.
 "If the Greek vote doesn't go through, there is a lot of downside risk to the euro as talk of a Greece exit will re‐emerge," said Jane Foley, senior currency strategist at Rabobank.
• Standard & Poor's 500 index <.SPX> mencatat koreksi harian terburuknya sejak Juni. Indeks berakhir melemah 33.86 poin atau 2.37% di 1,394.53. Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup turun 312.95 poin atau 2.36% di 12,932.73, sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> terkoreksi 74.64 poin atau 2.48% di 2,937.29.
• Saham sektor energi, kesehatan, pertahanan dan perbankan adalah di antara yang paling terpukul setelah Obama mengalahkan kandidat dari Partai Republik Mitt Romney, yang posisi kebijakannya disukai industri tersebut.
• FTSE Eurofirst 300 index <.FTEU3> ditutup melemah 1.4%, mencatat koreksi terbesarnya dalam 2 pekan di 1,099.35.
• Pasar saham Eropa dan Asia awalnya sempat mengalami rally didukung maraknya aksi beli ketika hasil pemilu AS untuk Gedung Putih
dan Kongres telah jelas terlihat dan memperkuat ekspektasi The Fed akan melanjutkan kebijakan ultra longgar. • Indeks ekuitas global MSCI <.MIWD00000PUS> sempat naik 0.4% sebelum akhirnya kembali terkoreksi 1.46% ke 326.86.
• Ditengah kekhawatiran mengenai tebing fskal AS dan langkah penghematan Yunani, investor cenderung memburu aset aman resiko
seperti dolar dan juga obligasi AS dan Jerman.
• Dolar berhasil rebound dari kejatuhannya, dengan indeks dolar naik 0.2%, setelah mencatat level tertinggi 2 bulan di 80.795. Sedangkan euro terkoreksi 0.4% ke $1.2762, merosot dari intraday high $1.2876.
• Emas juga kembali melemah setelah menembus level tertinggi 2 pekan. Emas terakhir tercatat turun 0.3% di $1,720.40 per ounce.
• Di pasar obligasi, yield Treasury AS tenor 10 tahun berakhir melemah 11 basis poin di 1.6246% dan mencatat penurunan harian terbesarnya sejak 30 Mei. Sedangkan Bund futures Jerman naik 66 basis poin atau 0.5% di 142.75. 
• Kekhawatiran terhadap menurunnya permintaan minyak telah memicu aksi jual di pasar minyak setelah mengalami rally di hari Selasa sebelumnya. Harga minyak mentah berjangka Brent turun $4.25 menjadi $106.82 per barel, menghapus keuntungannya yang dicapai dalam 2 sesi terakhir. Sedangkan harga minyak mentah AS jatuh $4.27 ke level $84.44 per barel, mencatat harga terendahnya sejak Juli.
(vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar