Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Senin, 29 April 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 29 APRIL 2013


  • Dolar anjlok terhadap yen pada hari Jumat setelah Bank of Japan (BOJ) mempertahankan kebijakan moneter, sementara yield obligasi AS turun mendekati level terendah 4‐1/2 bulan setelah ekonomi AS tumbuh di bawah ekspektasi di kuartal pertama tahun ini.
  • Tipisnya ekspansi ekonomi yang terjadi di AS mendorong berkembangnya spekulasi terhadap suramnya prospek ekonomi negara tersebut, bersamaan dengan data terakhir untuk pertumbuhan ekonomi CIna yang tengah melambat, kesemuanya telah menekan harga minyak. Harga minyak Brent jatuh sedikit di atas $103 per barel setelah naik $3 dalam 2 sesi terakhir. Cina dan AS adalah 2 negara importir minyak dunia terbesar.
  • BoJ menahan dari untuk tidak mengumumkan kebijakan moneter baru pada hari Jumat kemarin, dimana hal ini diluar dugaan pasar, tapi anggota dewan memprediksi inflasi masih mungkin jatuh di bawah target bank sentral untuk beberapa waktu. Prospek inflasi dalam laporan ekonomi semesteran menyoroti kekhawatiran bahwa BoJ memiliki tujuan yang tidak realistis dalam pergulatannya untuk mengakhiri 15 tahun deflasi.
  • Pengumuman BOJ di awal April mengenai rencana untuk stimulus moneter baru sebesar $1,4 trilyun, telah memicu tekanan jual yang tajam pada yen. Namun demikian, yen masih berpotensi mengalami rebound seiring rilis buruk data ekonomi AS belakangan ini.
  • Dolar jatuh ke level intraday low di 97,54 yen dan terakhir bergerak melemah 1,2% di 98,02 di akhir sesi New York.
  • Data akhir pekan kemarin menunjukkan ekonomi AS mengalami ekspansi lebih lambat dari perkiraan di kuartal pertama. PDB‐Q1 AS mencatat ekspansi 2,5% y/y setelah hanya mencatat tumbuh 0,4% di kuartal
    keempat 2012. Namun demikian, ekspansi yang terjadi masih lebih rendah dari ekspektasi pasar 3,0%. Data PDB‐Q1 tersebut memberikan sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan program stimulusnya pada sidangnya pekan ini.
  • Laporan data tersebut telah berhasil mengangkat harga obligasi, dengan Treasury tenor 30 tahun naik 28/32 di 105‐07/32 dengan yield 2,862 persen. Sedangkan yield untuk obligasi tenor 10 tahun turun ke 1,665 persen, sedikit di atas low di 1,643 persen yang dicapai sebelumnya dalam sepekan kemarin.
  • Data PDB tersebut dapat menambah keraguan terhadap kemampuan ekonomi untuk menyerap pemotongan pengeluaran pemerintah dan pajak yang lebih tinggi dan dapat menyulut spekulasi tentang kemungkinan langkah‐langkah The Fed selanjutnya untuk mendorong pertumbuhan, atau setidaknya mempertahankan rencana stimulus The Fed saat ini.
  • Wall Street menutup perdagangan akhir pekan dengan tidak banyak membawa perubahan ditengah volume yang tipis, dengan koreksi tipis pada S&P 500 telah mengakhiri apresiasinya selama 5 hari terakhir. Pelemahan pada saham Amazon.com <AMZN.O> telah menekan bursa setelah peritel internet tersebut memberikan sebuah outlook yang mengecewakan, sehingga memicu sahamnya turun lebih dari 7%.
  • Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup naik 11,75 poin atau 0,08% ke 14712,55. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> merosot 2,92 poin atau 0,18% ke 1582,24. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> jatuh 10,72 poin atau 0,33% ke 3279,26.
  • Indeks saham Eropa juga melemah pasca rally‐nya selama 5 hari terakhir. FTSEurofirst 300 <.FTEU3> ditutup turun 0,4%.
  • Tumbuhnya spekulasi bahwa ECB akan memangkas suku bunganya pada hari Kamis mendatang sebagai reaksi atas upayanya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kawasan, telah mengangkat bursa saham Eropa dan mendorong euro ke level terendah 3 pekan dan memberikan kontribusi atas turunnya yield obligasi.
  • Brent <LCOc1> turun 25 sen ke $103,16 per barel, sementara U.S. crude <CLc1> berakhir melemah 64 sen di $93,00.
  • Aksi ambil untung investor telah memicu koreksi pada harga emas, meskipun masih mencatat kenaikan mingguan terbesarnya dalam 3 bulan terakhir berkat kuatnya permintaan fisik setelah emas menembus level terendah 2 tahun di pekan sebelumnya. Harga emas turun 0,6% di $1457,76 per ons, turun dari intraday high di $1484,80.
    (vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar