Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Rabu, 22 Mei 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 22 MEI 2013


• Bursa saham global menguat pada hari Selasa ditengah sinyal meningkatnya pertumbuhan ekonomi, meskipun pertanyaan seputar arah kebijakan moneter masih membatasi rally. Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup di level tertinggi sepanjang masa, sementara dolar naik dan emas turun. Euro naik tipis, meskipun melemahnya inflasi Inggris telah memicu sterling terkoreksi ke level terendah 7 pekan menyusul terbukanya peluang bagi BoE untuk melanjutkan kebijakan moneter longgar guna mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Yen melemah setelah menteri Jepang kembali memberikan komentar yang menunjukkan mata uang telah cukup melemah.
• Adapun sentimen terakhir yang mendukung naiknya indeks saham adalah pernyataan Goldman Sachs yang memprediksi akan berlanjutnya kenaikan S&P 500 tahun ini, memperkirakan indeks akan naik ke 1750 kemudian ke 1900 di akhir 2014. Indeks S&P saat ini bergerak di sekitar 1670 setelah naik 17% sepanjang tahun 2013 ini. Sebagian besar kenaikan dipicu oleh kebijakan moneter The Fed yang mendukung, yang membuat ekuitas menjadi lebih menarik dibandingkan aset lainnya. Stimulus telah mendorong banyak pasar keuangan ke level tertinggi tahun ini, namun dalam minggu‐minggu terakhir ini berkembang spekulasi akan berakhirnya program stimulus bank sentral.
• Presiden Fed Chicago Charles Evans pada hari Senin lalu mengatakan selama terjadi peningkatan pada pasar tenaga kerja, ia “terbuka” untuk diperlambatnya program pembelian obligasi bank. Pasar saat ini tengah menantikan testimoni Kepala The Fed Ben Bernanke nanti malam. Jika ada indikasi bank sentral AS akan melanjutkan program quantitative easing (QE) maka akan memicu tekanan jual pada dolar. Namun jika ada indikasi segera dilakukan penghentian program QE, maka akan berpotensi mengangkat dolar.
• Dolar naik 0,1% terhadap sejumlah rival utamanya.
 Dow Jones industrial average <.DJI> bertambah 52,30 poin atau 0,34% dan ditutup di 15387,58. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 2,87 poin atau 0,17% di 1669,16. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 5,69 poin atau 0,16% di 3502,12.
• Ekuitas AS terdorong oleh Home Depot <HD.N>, yang menaikkan prospek laba tahun ini menyusul perolehan keuntungan dari pulihnya pasar perumahan. Saham perusahaan tersebut naik 2,5% ke $78,71. Saham keuangan juga naik dipimpin oleh JPMorgan Chase & Co. <JPM.N>, yang naik 1,4% ke $53,02 setelah pemegang saham menyuarakan dukungan untuk Chairman and Chief Executive Jamie Dimon mempertahankan kedua jabatannya tersebut, daripada memisahkannya.
• Indeks saham utama Eropa berakhir naik 0,1%, melanjutkan rally‐nya yang telah membawanya ke level tertinggi 5 tahun pada hari Senin. Sedangkan indeks ekuitas global MSCI bertambah 0,2%.
• Jika The Fed memperlambat pembelian obligasi, maka yield obligasi berpotensi naik. Harga Treasury AS tenor 10 tahun naik 10/32 dengan yield menjadi 1,928 persen. Sedangkan Bunds Jerman turun 0,1%. Sementara di Yunani, yield obligasi tenor 10 tahun turun di bawah yield obligasi tenor 30 tahun untuk pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir, membuat kurva obligasi kembali ke bentuk yang lebih normal sebuah indikasi bahwa pelaku pasar mulai percaya kondisi terburuk mungkin sudah berakhir bagi perekonomian yang paling bermasalah di zona euro tersebut.
• Harga emas kembali melanjutkan depresiasinya setelah mencatat turun 1,5% seiring menguatnya dolar. Perak turun 2,5%. Harga minyak mentah AS turun 0,6% sementara Brent turun 1% ditengah penantian terhadap testimoni Ben Bernanke nanti malam.
(vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar