Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Jumat, 24 Mei 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 24 MEI 2013


• Harga saham global anjlok di hari Kamis kemarin menyusul investor mempertanyakan kekuatan pertumbuhan ekonomi dan kapan kiranya program stimulus moneter The Fed akan berakhir. Bursa AS ditutup melemah tipis setelah bergerak cukup fluktuatif, mendukung tren indeks luar negeri, yang jatuh bebas dipicu rilis buruk data ekonomi di Eropa dan Cina yang memperkuat ketidakjelasan prospek pertumbuhan ekonomi global.
• Sementara bursa AS mencatat koreksi tajamnya yang dipicu pertanyaan seputar arah kebijakan moneter The Fed, namun pelemahannya tersebut nampaknya telah berakhir, dan investor melakukan ambil‐untung yang mendorong indeks untuk rebound tipis.
• Ketua The Fed Ben Bernanke pada Rabu sebelumnya mengatakan kemungkinan bank sentral untuk mengurangi stimulus jika kondisi ekonomi terus membaik. Namun sejumlah petinggi bank sentral menegaskan bahwa The Fed kemungkinan belum akan melakukan langkah‐langkah kebijakan lanjutan hingga beberapa bulan kedepan. Kondisi tersebut telah membingungkan investor mengenai kapan kiranya terjadi perubahan kebijakan moneter.
 Bernanke's comment "was very benign and wasn't anything unexpected; the sell‐off came because we were looking for an excuse to correct after the big moves this year," kata Eric Green, senior portfolio manager pada Penn Capital Management di Philadelphia.
 Dow Jones industrial average <.DJI> berakhir melemah 12,67 poin atau 0,08% di 15294,50. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 4,84 poin atau 0,29% di 1650,53. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> terkoreksi 3,88 poin atau 0,11% di 3459,42.
• Sebuah rally yang terjadi pada saham Hewlett‐Packard Co. <HPQ.N>, yang melonjak 17% ke $24,86 sehari setelah menaikkan proyeksi labanya, telah membantu membatasi kerugian dan menjaga indeks Dow tetap berada tipis di atas teritorial positif.
• Sementara pasar global terkoreksi tajam, mendorong investor untuk memburu mata uang aman resiko. Pada sesi puncak, yen naik lebih dari 2% terhadap dolar dan euro, dimana kedua mata uang tersebut (dolar dan euro) tercatat melemah 1% terhadap franc Swiss yang juga dipandang sebagai mata uang aman resiko.
• Sektor manufaktur Cina melemah untuk untuk pertama kalinya dalam 7 bulan, menambah kekhawatiran bahwa pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia tersebut terhambat. Sektor manufaktur Eropa juga mengalami penurunan, mengindikasikan ekonomi Eropa kemungkinan akan mengalami kontraksi kembali di kuartal kedua.
• Bursa saham Jepang mendapat tekanan terberatnya di sesi overnight, dengan Nikkei merosot 7,3%, koreksi harian terbesarnya dalam 2 tahun. Sedangkan indeks saham Eropa berakhir melemah 2,1% dan indeks ekuitas global MSCI turun 1,3%.
 U.S. light crude oil <CLc1>, yang dipandang erat hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi, naik 0,1% setelah sebelumnya jatuh lebih dari 1%. Sedangkan indeks dolar turun 0,78%.
• Kekhawatiran The Fed akan meredakan stimulus awalnya sempat menekan harga obligasi, namun penjualan ekuitas investor menyebabkan uang mengalir ke obligasi pemerintah, memicu turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan Jerman dari level tertingginya. Treasury AS tenor 10 tahun tercatat naik 6/32, dengan yield sebesar 2,0157 persen. Investor mengharapkan pasar obligasi akan menyesuaikan dengan perubahan kebijakan The Fed, dan hal itu mengisyaratkan naiknya yield dalam beberapa bulan mendatang.
(vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar