Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Selasa, 20 Agustus 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 20 AGUSTUS 2013


  • Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS menembus level tertinggi 2 tahun mendekati 3% pada hari Senin dan mata uang negara berkembang dari India hingga Indonesia anjlok seiring berkembangnya spekulasi bahwa The Fed akan segera mengakhiri program stimulusnya.
  • Indeks saham AS jatuh dalam 4 sesi berturut‐turut. Saham real‐estate yang sensitif terhadap perubahan suku bunga mengalami tekanan, dengan PHLOX Housing Sector Index losing turun 2,5%.
  • Kekhawatiran bahwa The Fed akan segera mengakhiri program stimulusnya di bulan depan telah menekan Wall Street di akhir sesi, dengan indeks Dow pekan lalu mencatat penutupan mingguan terburuknya tahun ini. Sementara kekacauan politik di Italia juga menekan indeks saham Eropa.
  • Minutes dari sidang terakhir the Fed akan dirilis pada Rabu malam atau Kamis dinihari dan diharapkan akan memberikan indikasi kapan kiranya rencana The Fed untuk mengakhiri program pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulan. The Fed memprediksi ekonomi akan menguat di semester kedua tahun ini dan juga di tahun 2014, dan rilis data belekangan ini mengisyaratkan terjadinya perbaikan di pasar tenaga kerja dan naiknya tekanan inflasi. Kondisi ini telah mendorong naiknya suku bunga jangka panjang secara tajam dalam beberapa bulan terakhir, dengan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menembus level tertinggi 2 tahun di 2,90 persen pada hari Senin, naik lebih dari 1 persen sejak Mei. Namun demikian, petinggai bank sentral AS juga mengatakan kemungkinan ditundanya pengetatan stimulus jika data ekonomi AS ternyata memburuk.
  • Suku bunga hipotek AS tenor 30 tahun mengikuti naiknya yield Tresury, yang mana berpotensi menekan pemulihan pasar perumahan. Hal ini telah menekan saham real estate seperti Mace, yang anjlok 1,8%.
  • Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 70,73 poin atau 0,47% di 15010,74. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> turun 9,77 poin atau 0,59% ke 1646,06. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> ditutup melemah 13,69 poin atau 0,38% di 3589,09
  • Yield obligasi pemerintah Jerman tenor 10 tahun naik 1,3 basis poin menjadi 1,89 persen, setelah menembus level tertinggi sejak Maret 2012 di 1,92 persen.
  • Bursa saham Eropa terlihat membaik dalam beberapa pekan terakhir. 17 negara zona euro telah mengakhiri resesinya selama 18 bulan di kuartal lalu, setelah mencatat pertumbuhan 0,3%, dan survey bisnis periode Agustus pekan ini nampaknya akan menunjukkan pemulihan tipis. Namun anjloknya bursa saham Italia pada hari Senin telah menekan indeks FTSEurofirst 300 <.FTEU3>, yang melemah 0,6%. Ketidakpastian terhadap kekuatan pemerintah koalisi Italia telah memukul saham. Sedangkan indeks saham global tercatat turun 0,4%.
  • Naiknya suku bunga juga telah menekan pasar negara berkembang. Mata uang rupee India terkoreksi ke level terendah di 63,30 per dolar, sementara indkes saham negara tersebut merosot 1,4%, memperpanjang penurunan berturut‐turut sebesar 4% pada hari Jumat.
  • "With the turnaround of developed markets, foreign institutional investors have greater investment opportunities in Western Europe and North America," kata Souring Bane, seorang profesor Warwick Business School di Inggris. "This situation is aggravated with the tapering of quantitative easing."
  • Bank sentral India telah mencoba untuk membatasi berapa banyak uang warga India dan perusahaan yang dapat ditransfer keluar, tapi itu hanya menaikkan kekhawatiran kontrol modal langsung yang lebih lanjut akan merusak kepercayaan investor asing.
  • Sedangkan mata uang rupiah Indonesia jatuh ke level terendah 4 tahun di 10485 per dolar dan indeks saham MSCI Asia Pasifik diluar Jepang turun 0,5%.
  • Data manufaktur Cina dari HSBC akan dirilis hari Kamis dan akan menjadi sorotan pelaku pasar. Rilis data belakangan ini menunjukkan ekonomi relatif stabil, yang berpotensi meningkatkan kepercayaan investor Asia.
  • Dolar bergerak flat di $1,3337 per euro dan juga relatif stabil di 97,55 yen.
  • Harga minyak dunia turun 46 sen ke $107 per barel meskipun fokus pasar minyak pada kerusuhan dan kekerasan di Mesir, yang telah memicu kekhawatiran ekspor dari produsen minyak di Timur Tengah dan Afrika Utara. Harga tembaga turun 1,3% ke $7306 per ton setelah menembus level puncak 10 pekan di $7420 pada hari Jumat, sementara harga emas terkoreksi $9,08 ke $1366,70.(vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar