Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Kamis, 29 Agustus 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 29 AGUSTUS 2013


  • Kekhawatiran terhadap kemungkinan AS memimpin serangan ke Suriah telah mendorong naiknya harga minyak pada hari Rabu dan memicu naiknya emas dan dolar sebagai aset aman resiko.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober ditutup naik $2,25 atau 1,97% di $116,61 per barel setelah menembus level tertinggi 6 bulan di $117,34. Kekhawatiran terhadap persiapan Barat untuk menyerang Suriah telah menambah keprihatinan terhadap keamanan pengiriman minyak dari Timur Tengah, yang memproduksi sepertiga minyak dunia. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS berakhir naik $1,09 atau 1% di $110,10 per barel, setelah mencatat intraday high di $112,24, level tertinggi sejak Mei 2011.
  • "The regional implications have perhaps been underestimated by the market and could potentially impact major producers like Iraq and Iran, as well as the wider region," kata Katherine Spector, head of commodity strategy pada CIBC World Markets di New York.
  • Bank Societe Generale Perancis mengatakan Brent berpotensi menembus $150 jika konflik di Suriah meluas dan mengganggu distribusi minyak di wilayah tersebut. Produksi minyak Suriah sendiri telah turun menjadi 50.000 barel per hari (bph) dari sekitar 350.000 bph ketika kerusuhan mulai terjadi 2 tahun silam.
  • Dewan Keamanan PBB dibentuk untuk mengatasi konfrontasi di Suriah pada hari Rabu, menyusul Inggris mencari otorisasi untuk melakukan aksi militer Barat dimana Rusia menyebutnya sebagai langkah yang terburu‐buru dan berupaya mencegah terjadinya serangan militer.
  • Dalam upaya mencari investasi yang aman, maka investor memburu emas hingga harganya menembus level puncak 3‐1/2 bulan di atas $1430 per ons, dan juga membeli dolar menyusul keyakinan bahwa dolar sebagai perlindungan utama dari risiko gejolak intensif di Timur Tengah.
  • Meskipun demikian, bursa saham AS berhasil ditutup menguat pasca koreksi tajamnya hari Selasa yang mencatatkan performa terburuk indeks S&P 500 sejak Juni. Naiknya harga minyak telah mengangkat saham sektor energi.
  • Mata uang safe‐haven seperti franc Swiss dan yen mengalami koreksi pasca kenaikannya di hari Selasa sebelumnya, setelah investor lebih memilih dolar. Dolar, yen dan franc Swiss dikategorikan kedalam mata uang safe‐haven dan cenderung menguat disaat kondisi ekonomi dan geopolitik tidak menentu.
  • Mata uang negara berkembang masih mengalami tekanan seiring ekepsktasi pengurangan stimulus oleh The Fed. Mata uang lira Turki dan rupee India menembus rekor terendah terhadap dolar. Demikian juga dengan rupiah Indonesia, dan pasar ekuitas global jatuh secara umum.
  • Di Timur Tengah, indeks saham Dubai merosot 1,3% dan menambah kerugian 7% yang dicapai hari Selasa, menempatkannya mendekati level terendah 6 pekan.
  • Selama perdagangan hari Rabu, saham energi menguat 1,8%, sektor yang memberi dukungan terbesar bagi kenaikan indeks S&P 500. Chevron Corp <CVX.N> naik 2,5% ke $121,81 sementara Exxon Mobil <XOM.N> naik 2,3% ke $88,84.
  • "If you want a hedge against Middle East uncertainty, energy shares will serve you well," kata Jim McDonald, kepala strategis pada Northern Trust Global Investments yang berbasis di Chicago.
  • Dow Jones Industrial average <.DJI> ditutup naik 48,38 poin atau 0,33% di 14824,51. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 4,48 poin atau 0,27% di 1634,96. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 14,82 poin atau 0,41% di 3593,35.
  • CBOE Volatility Index <.VIX>, sebagai barometer untuk menakar kekhawatiran investor, turun 1,7%, meskipun masih naik lebih dari 17% di pekan ini.
  • Di Eropa, FTSEurofirst 300 <.FTEU3> turun 3,80 poin atau 0,3% ke 1198,56,
  • Harga Treasury AS terkoreksi pada hari Rabu setelah mencatat kenaikan dalam 3 hari berturut‐turut. Kakhawatiran terhadap terjadinya serangan militer ke Suriah telah mendorong investor memburu aset aman resiko seperti obligasi pemerintah AS di awal pekan ini, namun seiring meredanya kekhawatiran maka mereka juga terlihat melepas kepemilikan obligasi mereka. Treasury AS tenor 10 tahun turun 21/32 dengan yield 2,785 persen, dari 2,71% di hari Selasa sebelumnya.
    (vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar