Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Rabu, 21 Agustus 2013

OUTLOOK US & GLOBAL 21 AGUSTUS 2013


  • Yield obligasi pemerintah AS terkoreksi dari level tertinggi 2 tahun pada hari Selasa dipicu maraknya minat beli pada aset‐aset aman resiko seiring anjloknya bursa saham dunia ke level terendahnya selama lebih dari sebulan terakhir karena ekspektasi bahwa berkurangnya stimulus moneter AS akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
  • Saham Wall Street berhasil melawan arus tekanan global, dengan Standard & Poor's 500 index berhasil rebound pasca terkoreksi dalam 4 sesi berturut‐turut, yang merupakan koreksi terlamanya tahun ini.
  • Dolar jatuh terhadap sejumlah rivalnya, menembus level terendah 6 bulan terhadap euro ditengah ketidakpastian apakah The Fed akan mengurangi program pembelian obligasinya, meskipun melemahnya dolar telah membantu harga emas tetap stabil.
  • Spekulasi mengenai apakah The Fed akan memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasinya pada sidangnya bulan depan telah memicu turunnya harga minyak sebalum akhirnya rebound tipis menyusul berita mengenai pertempuran di Libya, yang meningkatkan kekhawatiran tentang ekspor minyak dari Timur Tengah.
  • The Federal Open Market Committee, sebuah lembaga yang memutuskan kebijakan bank sentral AS, malam nanti akan merilis minutes dari sidang reguler The Fed periode 30‐31 Juli lalu. Pelaku pasar mengantisipasi kemungkinan The Fed akan memberikan indikasi pengurangan program pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulan pada sidangnya tanggal 17‐18 September mendatang. Kekhawatiran bahwa dewan kebijakan AS akan melanjutkan kembali putaran ketiga pelonggaran kuantitatif The Fed, atau QE3, telah diikuti oleh kekhawatiran the Fed ingin menaikkan suku bunga jangka pendek, meskipun pejabat Fed telah meyakinkan pasar bahwa hal ini tidak akan terjadi untuk waktu yang lama.
  • Yield oTreasury AS tenor 10 tahun turun ke 2,834 persen, turun 6 basis poin dari posisi hari Senin, ketika menembus 2,90 persen, level tertinggi sejak akhir Juli 2011. Yield Treasury adalah nilai acuan untuk suku bunga hipotek domestik dan juga suku bunga pinjaman jangka panjang. Sejumlah ekonom khawatir bahwa naiknya yield sejak Mei akan menghambat pemulihan sektor perumahan, penjualan otomotif dan sektor‐sektor sensitif lainnya di AS.
  • Yield obligasi Jerman juga turun mengikuti penurunan yield AS, mencatat penurunan ke 1,839 persen setelah mencatat level puncaknya di 1,924 persen pada hari Senin. Ini adalah level tertinggi sejak Maret 2012. Naiknya yield treasury telah memberi tekanan pada saham sejak pekan lalu.
  • Saham Wall Street mampu menahan tekanan terlamanya di tahun 2013 menyusul laporan positif untuk perolehan laba sektor ritel, mengisyaratkan meningkatnya kembali minat beli konsumen ditengah pertumbuhan upah yang minim dan naiknya pajak tahun ini. Saham peritel elektronik Best Buy Co's <BBY.N> melonjak 13% ke $34,80, sementara operator department store J.C. Penney Co <JCP.N> naik 6% di $14,01.
  • Dow Jones industrial average <.DJI> ditutup melemah 7,75 poin atau 0,05% di 15002,99. Sedangkan Standard & Poor's 500 Index <.SPX> berakhir naik 6,29 poin atau 0,38% di 1652,35. Sementara Nasdaq Composite Index <.IXIC> ditutup naik 24,50 poin atau 0,68% di 3613,59.
  • Indeks saham Eropa ditutup melemah 0,8% di 1214,78 setelah menembus level terendahnya selama lebih dari 2 pekan, sementara emerging stocks <.MSCIEF> turun 1,26% ke 932,92 ke level terendah 6 pekan, meskipun kedua indeks berhasil rebound dari level intraday low.
  • Indeks Nikkei <.N225> Jepang tercatat jatuh 2,6%.
  • Indeks saham global MSCI terkoreksi 0,2% di 370,20 setelah mencatat level terendah sejak 11 Juli sebelum akhirnya rebound Wall Street membantu mengurangi kerugiannya.
  • Berkembangnya kekhawatiran mengenai apakah The Fed akan segera memangkas stimulusnya telah membawa indeks dolar untuk terkoreksi 0,4% setelah mencatat level terendah selama lebih dari 2 bulan. Euro menguat 0,65% terhadap dolar di $1,3422, di bawah level tertinggi 6 bulan di $1,3452 yang dicapai di awal sesi, sementara dolar turun 0,39% terhadap yen Jepang di 97,17 yen.
  • Jika The Fed memberikan sinyal untuk mengurangi QE3 tahun ini, maka akan memicu penguatan dolar karena berkurangnya pembelian obligasi akan memicu naiknya yield obligasi AS dimana akan menaikkan minat pada aset‐aset AS.
  • Di pasar komoditas, harga tembaga berjangka di London naik 0,23% ke $7322,50 per ton, memangkas kerugiannya di awal sesi. Harga emas naik 0,46% ke $1371,76 per ons, bergerak di sekitar level tertinggi 2 bulan yang telah dicapai hari Senin.
  • Harga minyak berhasil rebound dan ditutup naik 25 sen atau 0,23% di $110,15 per barel tertekan oleh spekulasi kebijakan The Fed meskipun mendapat dukungan oleh hilangnya ekspor minyak Libya serta kekhawatiran bahwa kerusuhan yang terus berlanjut di Mesir bisa menyebar dan mengganggu pasokan. Harga minyak berjangka AS untuk pengiriman Oktober turun $1,71, atau 1,6% pada $105,15.
    (vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar