Semua tulisan di blog ini

Semua tulisan di blog ini
Semua tulisan di blog ini bukan menganjurkan untuk membeli/menjual saham/obyek trading Anda, Semua keputusan ada di tangan Anda karena itu berhati-hatilah dalam melakukan trading dan investasi.

Senin, 27 Februari 2012

OUTLOOK US & GLOBAL 27 FEBRUARY 2012


• Harga minyak naik lebih dari $1 per barel pada hari Jumat menyusul pengawas nuklir PBB mengatakan Iran telah meningkatkan aktivitas pengayaan uranium, sehingga menempatkan Brent crude pada kenaikan mingguan kelima kalinya secara berturut‐turut. Kenaikan tajam harga minyak telah menambah kekhawatiran bahwa menurunnya permintaan konsumen akan menekan pertumbuhan ekonomi global, khususnya dengan kondisi zona euro yang masih terpuruk akibat krisis utang kawasan yang berpotensi menghadapi resesi. Sehari setelah menembus rekor tertinggi dalam basis euro, Brent crude <LCOc1> melonjak $1.12 menjadi $124.74. Kabar mengenai Iran dari Badan Energi Atom Internasional, dalam sebuah dokumen rahasia, dipandang sebagai hal yang perlu diwaspadai mengenai tujuan sebenarnya dari kegiatan atom Iran. Brent telah naik lebih dari 11% dalam bulan ini, utamanya akibat kekhawatiran terhadap suplai minyak Iran. Para pembeli minyak Iran dari Eropa telah memangkas jumlah pembeliannya menjelang berlakunya embargo Uni Eropa yang efektif dimulai pada 1 Juli. Sejumlah konsumen besar lainnya yang berasal dari Asia, seperti Cina, juga telah mengurangi jumlah pembelian minyak dari Iran.
• Meskipun harga minyak naik, namun bursa saham tetap mendekati level tertinggi sebelum kejatuhan Lehman Brothers di tahun 2008. Indeks S&P 500 mendekati 1,370, yang direkomendasikan sebagai plafon atas secara teknikal dan sebagai level tertinggi sejak Juni 2008, sebelum kejatuhan Lehman Brothers dan krisis keuangan. Dalam 4 sesi terakhir, S&P telah bergerak di sekitar 1,360 dan ditutup di level tertinggi 9 bulan pada hari Kamis. Dow Jones industrial average <.DJI> turun 1.74 poin atau 0.01% di 12,982.95. Standard & Poor's 500 Index <.SPX> naik 2.28 poin atau 0.17% di 1,365.74. Sedangkan Nasdaq Composite Index <.IXIC> naik 6.77 poin atau 0.23% di 2,963.75. Bursa global yang terangkum kedalam MSCI <.MIWD00000PUS> naik 0.5%, sementara FTSEurofirst 300 <.FTEU3> berakhir naik 0.2%.
• Saham‐saham energi memberi dukungan terbesar bagi menguatnya indeks saham, dengan Chevron <CVX.N> naik 0.7% di $109.14, dan memberi dorongan terbesar bagi Dow. France's Total <TOT.N> naik 0.7% di level $56.52 di bursa New York sementara Brazil's Petrobras <PBR.N> naik 1.5% di $30.05.
• Di bursa Eropa, hasil laporan keuangan sejumlah perusahaan, termasuk Telecom Italia <TLIT.MI> juga telah meyakinkan investor. Telecom Italia naik 6.8% setelah perusahaan melaporkan kenaikan laba bersihnya, meskipun harus memangkas dividen guna mengurangi beban hutang lebih dari 30 milyar euro.
• Naiknya harga energi mendorong naiknya harga obligasi pemerintah AS, dan mencatat performa mingguan terbaik dalam 4 pekan terakhir. Obligasi tenor 10 tahun naik 6/32 dengan yield sebesar 1.98%. Data Jumat kemarin menunjukkan ekonomi Jerman terkontraksi 0.2% di kuartal keempat namun investor optimis bahwa ekonomi negara tersebut akan terhindar dari resesi pasca rilis kuat pada sentimen bisnis di hari Kamis. Euro terakhir bergerak menguat 0.6% di $1.3450, setelah mencatat intraday high di 1.3486, level tertinggi 2,5 bulan. Sedangkan yen terkoreksi ke level terendah multi bulanan terhadap dolar dan euro, tertekan oleh laporan penjualan para importir Jepang. Harga minyak mentah berjangka AS naik untuk ke‐7 kalinya, mencatat performa mingguan terbaik sejak Desember. Di New York Mercantile Exchange, harga minyak berjangka untuk pengiriman April <CLJ2> berakhir di $109.77 per barel, naik $1.94 atau 1.8%, level settlement tertinggi sejak 3 Mei ketika harga ditutup di $111.05. Sementara itu, harga emas turun, dengan harga emas spot turun 0.5% di $1,771.36 per ounce.
• Sementara itu, dalam pekan ini aset‐aset beresiko berpotensi mendapat dukungan dari langkah operasi pendanaan jangka panjang kedua ECB pada hari Rabu, ketika bank sentral Eropa tersebut diperkirakan akan menawarkan pinjaman murah hingga setengah trilyun euro ($666 milyar). Data money supply Eropa periode Januari yang akan dirilis hari Senin, diharapkan akan memberikan indikasi seberapa sukses tender 3 tahun pertama ECB di bulan Desember dalam mencairkan kebekuan sektor kredit. Investor juga akan mencermati perkembangan ekonomi di 2 negara utama, Cina dan AS. Indikator aktifitas manufaktur Cina yang akan dirilis hari Kamis akan dicermati pasar, sementara dari AS, data durable goods orders periode Januari akan dirilis hari Selasa dan ISM manufacturing periode Februari akan dirilis hari Kamis
(vaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar